13.675 Petugas Pemilu 2024 Sakit, Terbanyak Keluhan pada Kerongkongan dan Lambung
robbanipress.co.id, Jakarta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melaporkan 13.675.2024 petugas pemilu sakit pada 10-20 Februari 2024 pukul 18.00 WIB.
Dari 13.675 petugas pemilu, jumlah terbanyak yang jatuh sakit di KPPS sebanyak 6.963 orang, 1.676 petugas dan 1.583 PPS, kata Kementerian Kesehatan.
Pasien terbanyak berada pada kelompok umur 21-30 tahun yaitu 3871 orang, 41-50 tahun, 3409 orang, 31-40 tahun, 3170 orang, 51-60 tahun, 1980 orang, 17-20 tahun, 835 orang. . orang, dan 410 orang berusia di atas 60 tahun per tahun.
Fasilitas kesehatan (faskes) terbanyak berasal dari puskesmas yaitu sebesar 91,8%, disusul rumah sakit sebesar 6,7%, dan klinik sebesar 1,5%.
Pasien dirawat di fasilitas ini untuk berbagai kondisi, termasuk penyakit esofagus, lambung dan duodenum, hipertensi, infeksi saluran pernapasan atas akut, penyakit jaringan lunak, pneumonia, infeksi usus dan penyakit telinga bagian dalam.
Dari total pasien tersebut, sebagian besar menderita penyakit esofagus, lambung dan duodenum (3792 pasien).
Berdasarkan data yang sama, petugas pemilu dilaporkan tewas sebanyak 94.024 orang. Berdasarkan data tersebut, penyakit jantung akan menjadi penyebab kematian terbanyak pada pemilih pada tahun 2024, yakni sebanyak 24 kasus.
Kecelakaan (9), hipertensi (9) dan masalah pernapasan parah (7) menyusul.
Selain itu, penyakit serebrovaskular (6), syok septik (5), diabetes (4), kematian jantung mendadak (2), kegagalan banyak organ (2). Penyakit lainnya adalah sesak napas, TBC paru, penyakit ginjal kronis, dehidrasi, dan asma, masing-masing satu kejadian.
Penyebab kematian 21 orang lainnya belum diketahui.
Sebanyak 2.024 petugas pemilu yang tewas tersebar di berbagai provinsi. Jawa Barat (24), Jawa Timur (19), dan Jawa Tengah (15) menjadi provinsi dengan jumlah kematian petugas pemilu tertinggi pada tahun 2024.
Namun, dengan 2.024 pemilih meninggal dan puluhan ribu orang sakit, Menteri Kesehatan Indonesia Budi Gunadi Sadikin kini mempertimbangkan untuk meningkatkan pemeriksaan.
Saya sekarang sedang melihat bagaimana screening ini bisa ditingkatkan. Saya ingin berbicara dengan Menteri Dalam Negeri (Tito Karnavian), Ketua KPU, secepatnya dan menandatangani peraturan baru. pendaftaran,” kata Budi, Senin, 19 Februari 2024, di kantor Kementerian Kesehatan.
Artinya, Budi ingin menyaring calon pejabat sebelum mendaftar menjadi penyelenggara pemilu.
“Ada pemilih yang bekerja lebih dari 12 jam, seperti prajurit copas, kerja ini khusus dan kerja keras. Kami sebenarnya ingin mengusulkan agar kita duduk bersama Pak Tito dan Pak KPU dan mungkin ini syaratnya ( pendaftaran).”
“Pemeriksaan kesehatan merupakan syarat untuk menjadi perwira. Ini merupakan langkah awal yang ingin kita lakukan agar mereka benar-benar fit dan sehat menjadi petugas. “Jadi kalau kita bisa, kita bisa mengurangi (kematian).”
Hal kedua yang ingin dilakukan Budi adalah dengan rutin memeriksakan kesehatan Tempat Pemungutan Suara (TPS), terutama yang berisiko, minimal enam jam sekali.
Kedua, mereka kerja lembur, jadi kami masih menentukan apakah pemeriksaan kesehatan keliling bisa dilakukan setiap 6 jam. Jadi, menurut kami, TPS ada 823 ribu, dan 10 ribu institusi kesehatan di tingkat kecamatan milik Kementerian. Kesehatan.” Puskesmas di wilayah kecil hanya dapat menawarkan TPS kepada masyarakat berisiko tinggi di wilayah kecil tersebut, tidak seluruhnya.”