3 Penyebab Cuaca Panas di Indonesia, Apa Saja?
JAKARTA – Cuaca panas yang terjadi sepanjang hari di sebagian besar wilayah Indonesia jelas merupakan kombinasi dari tiga faktor. Salah satu faktornya adalah pergerakan semu matahari.
Meluncurkan situs resmi Tuban Smart City pada Rabu (5 Agustus 2024), Direktur Jenderal Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tuban Zem Irianto Padama mengatakan, suhu dalam beberapa hari terakhir cukup panas. Pasalnya, posisi Matahari saat ini cenderung lebih dekat ke garis khatulistiwa, khususnya di bagian utara Bumi.
Daerah dekat khatulistiwa di belahan bumi utara juga tidak tertutup awan sehingga sinar matahari langsung menyinarinya. Inilah alasan utama peningkatan suhu yang dirasakan di beberapa wilayah. Peningkatan suhu ini disebabkan oleh sinar matahari yang menyinari langsung ke permukaan bumi akibat kurangnya tutupan awan, kata Zem.
Berdasarkan pantauan BMKG Tuban, pada 1 hingga 3 Mei 2024, suhu di wilayah tersebut tercatat antara 25,1 derajat Celcius hingga 33 derajat Celcius. “Dari segi kriteria gelombang panas, suhu tinggi saat ini tidak termasuk dalam kategori gelombang panas yang terjadi di lintang sedang hingga tinggi,” kata Zem.
Dalam sesi pemaparan dengan media, Direktur Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Fakhri Rajab juga menjelaskan gelombang panas dapat dilihat di banyak negara di kawasan Asia. Suhu tertinggi terjadi di Vietnam, mencapai 44 derajat Celcius.
Rangkaian cuaca panas ini diperkirakan disebabkan oleh tiga faktor: pertama, pergerakan semu matahari pada akhir April hingga awal Mei berada di atas 10 derajat LU yang bertepatan dengan daratan Asia Tenggara; “Radiasi matahari bisa sangat panas, dan jika kondisi latar belakangnya panas,” kata Fakhri.
Faktor kedua adalah anomali iklim El Niño tahun 2023/2024. Analisis data masa lalu menunjukkan bahwa ketika terjadi peristiwa El Niño, anomali suhu hingga 2 derajat di atas normal terjadi di daratan Asia Tenggara antara bulan Maret hingga April dan Mei.
Faktor ketiga adalah dampak pemanasan global, dimana suhu terus meningkat dari tahun ke tahun. Kombinasi ketiga faktor tersebut menyebabkan suhu yang sangat ekstrim pada bulan April dan Mei di kawasan Asia Tenggara.