8 Gua Terunik di Dunia, Keajaiban Alam yang Luar Biasa
JAKARTA – Dunia memang penuh dengan keajaiban alam yang luar biasa. Salah satunya adalah gua dengan keunikan struktur, komposisi, dan panorama yang tiada tara.
Gua-gua ini terbentuk ribuan tahun yang lalu tanpa campur tangan manusia. Lokasinya tersebar di seluruh dunia dan memiliki bentang alam yang berbeda-beda, namun semuanya menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan.
Saat ini, berikut 8 gua terunik di dunia, seperti dilansir Gizmodo, Rabu (4/3/2024): 1. Gua Waitomo
Gua Waitomo di Pulau Utara Selandia Baru adalah surganya para ahli speleologi. Diukir dari batu kapur oleh sungai bawah tanah selama jutaan tahun, gua-gua ini terkenal dengan keindahan magisnya, terutama cacing pendarnya. Serangga bercahaya ini menutupi langit-langit gua dan memberikan pemandangan malam berbintang. Panorama ini bisa dinikmati dengan naik perahu melewati Gua Glowworm, tempat ribuan cacing pendar mengeluarkan cahaya yang menakutkan.
Gua Waitomo juga memiliki lorong-lorong yang dihiasi stalaktit (panel langit-langit) dan stalagmit (panel lantai), yang menunjukkan keajaiban erosi batu kapur. Untuk pengalaman yang mendebarkan, gua ini juga menawarkan petualangan arung jeram yang tak terlupakan.
2. Putra Dong
Gua Son Doong terletak di Taman Nasional Cabang Phong Nha. Gua ini menyandang predikat gua terbesar di dunia. Ini sangat besar sehingga para pesaingnya terlihat seperti terowongan sederhana. Bayangkan memasuki portal yang cukup besar untuk menelan gedung pencakar langit dan kemudian berdiri dengan takjub di jalan setapak sepanjang lebih dari 3 mil. Gua ini tingginya 200 meter dan cukup lebar untuk menampung seluruh blok kota di dalam temboknya.
Namun keajaiban Son Dong bukan hanya berasal dari ukuran tubuhnya. Bagian langit-langit yang runtuh memungkinkan sinar matahari menembus, memungkinkan ekosistem hutan yang subur tumbuh subur di dalam gua. Pohon-pohon tinggi meraih cahaya, akarnya tertanam kuat di tanah subur, dan tanaman lain menutupi dasar gua. Sebuah sungai bawah tanah mengalir melalui surga bawah tanah ini, menambah keindahan dunia lain dan suara air yang terus mengalir.
3. Gua Marmer (Cuevas de Mármol)
Gua Marmer terletak di Danau General Carrera dekat Puerto Rio Tranquilo, Chili. Gua ini terbentuk dari erosi terus menerus batuan kalsium karbonat (marmer) di tepi danau oleh air hujan dan gelombang selama ribuan tahun. Proses ini menciptakan gua-gua dengan dinding halus berwarna-warni dan ukiran yang terpantul indah di perairan danau yang berwarna biru kehijauan.
Salah satu gua yang paling terkenal adalah Catedral de Mármol (Katedral Marmer), sebuah gua besar dengan langit-langit tinggi. Pola berputar-putar dan warna marmer yang berbeda membuat pemandangan menjadi tidak biasa. Gua ini hanya dapat diakses dengan perahu. Waktu terbaik mengunjungi gua ini adalah saat cuaca cerah. Sinar matahari memantulkan marmer dan menciptakan permainan warna yang menakjubkan.
4. Gua Kristal
Gua Kristal terletak di Naica, Chihuahua, Meksiko. Gua kristal yang terletak sekitar 300 meter di bawah tanah ini terhubung dengan tambang Naica. Gua ini terkenal dengan kristal Selenite raksasanya, salah satu kristal alami terbesar yang pernah ditemukan. Kristal ini bisa berukuran panjang hingga 12 meter, diameter 4 meter, dan berat hingga 55 ton. Lingkungan di dalam gua sangat ekstrem: suhu mencapai 58°C dan kelembapan mendekati 100%.
Karena kondisi tersebut, orang tidak bisa tinggal di dalam gua lebih dari beberapa menit tanpa alat pelindung diri. Kristal-kristal di gua ini terbentuk selama jutaan tahun karena kondisi geologis yang unik di daerah tersebut. Aktivitas vulkanik memanaskan batuan di sekitarnya dan melarutkan anhidrit di air tanah. Saat air mendingin, anhidrit mengkristal menjadi kristal selenit raksasa. Gua Kristal pertama kali ditemukan pada tahun 2000 oleh para penambang yang menggali terowongan baru.
5. Gua Verovkin
Gua Verovkin merupakan gua terdalam di dunia dan terletak di kedalaman 2.223 meter. Gua ini pertama kali ditemukan pada tahun 1968, namun para peneliti hanya bisa mencapai kedalaman 115 meter dan tidak menyadari jaringan luas di bawahnya. Baru pada tahun 1982 ekspedisi baru menemukan kembali gua tersebut dan mulai menguraikan kedalaman sebenarnya.