Penentuan Investor Baru Bank Syariah Indonesia Ada di Tangan Menteri BUMN Erick Thohir

Read Time:4 Minute, 6 Second

robbanipress.co.id, Jakarta – Kementerian BUMN tengah mengkaji berbagai opsi bagi investor baru untuk masuk ke kepemilikan PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI. Keputusan akhir kabarnya ada di tangan Menteri BUMN Eric Thohir.

Asisten Deputi Menteri BUMN Kementerian Jasa Keuangan Bin Nahadi mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan seluruh opsi kepemilikan saham BSI. Ia mengatakan bahwa ia menyampaikan segala pendapatnya dalam proses diskusi kajian tersebut.

“Sekarang keputusannya masih menunggu pimpinan khususnya menteri, masing-masing opsi sudah kita bahas untung ruginya,” kata Bin dalam konferensi pers di Media Center Kementerian BUMN di Jakarta, Senin (18/31/15). . . /2024).

Menurut informasi, ada beberapa alternatif upaya investor terhadap perusahaan bersandi BRIS tersebut. Dari masuknya investor strategis hingga penerbitan saham ke publik, BRI dan BNI diketahui banyak melepas kepemilikan saham di Bank Syariah Indonesia. Bin Nahadi setuju bahwa banyak pilihan sedang dijajaki.

“Rencana unlock price BSI masih dikaji dengan banyak opsi dan opsi yang bisa dikomunikasikan kepada pimpinan Kementerian BUMN, menteri, dan staf khusus,” ujarnya.

Namun, dia menegaskan, pemegang saham belum mengambil keputusan apa pun. Sebab, setiap opsi masih dipelajari.

“Sampai saat ini proses peninjauan masih berjalan, mohon bersabar menunggu keputusan akhir, nanti rekan-rekan juga akan diberitahu jika semuanya sudah jelas,” ujarnya.

Sebelumnya, staf khusus Menteri BUMN Arya Sinulinga mengungkapkan Bank Syariah Indonesia (BSI) punya dua opsi dalam operasional korporasinya. Maksudnya, masuknya investor strategis atau penerbitan saham ke publik.

Hal ini terkait rencana BSI menjual sahamnya di Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Negara Indonesia (BNI). Arya mengatakan aksi korporasi ini masuk dalam daftar proyek strategis BUMN.

Mau ke publik atau tidak itu terserah, kata Arya di Jakarta, dikutip Kamis (22/2/2024).

Saham yang lebih menarik

Ia mengatakan, kedua langkah tersebut bisa menjadi opsional agar kinerja perusahaan bersandi BRIS itu ke depan bisa lebih baik. Ia menilai saham BSI akan semakin diminati masyarakat melalui penerbitan saham atau masuknya investor strategis.

“Iya. Itu yang membuat sahamnya lebih menarik,” tegasnya.

Arya mengatakan, nilai-nilai yang dibuka BSI termasuk dalam 9 proyek strategis BUMN yang diselesaikan tahun ini. Targetnya fase ini bisa selesai sebelum Oktober 2024.

Komposisi pemegang saham Bank Syria Indonesia antara lain PT Bank Mandiri (Persero) TBK 51,47 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) TBK 23,24 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) 15,38 persen. Sisanya sebesar 9,91 persen saham BRIS dikuasai masyarakat umum

Diberitakan sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) berhasil mencatatkan kinerja solid pada tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2023.

Bank Syariah Indonesia mencatatkan laba bersih sebesar Rp5,7 triliun pada periode tersebut. Laba ini meningkat sebesar 34 persen year-on-year (YoY) dibandingkan laba tahun sebelumnya.

Dari sisi aset, BSI tumbuh 15,67 persen year-on-year menjadi Rp354 triliun. Pembiayaan meningkat 15,70 persen menjadi Rp 240 triliun pada tahun 2023. Dana pihak ketiga (DPK) meningkat 12,35 persen menjadi Rp 294 triliun pada tahun 2023.

“Jadi pertumbuhan baik funded asset maupun dana pihak ketiga pertumbuhannya dua digit,” kata Direktur Utama BSI Harry Gunardi saat memaparkan kinerja BSI, Kamis (1/2/2024).

Pada saat yang sama, CASA meningkat 10,51 persen secara tahunan menjadi Rp 178 triliun. Pendapatan margin dan bagi hasil di BSI pun meningkat sekitar 13,04 persen menjadi Rp 22,2 triliun.

Selain itu, fee base income juga meningkat lebih dari 12 persen, tepatnya 12,08 persen menjadi Rp 4,2 triliun.

“Pertumbuhan baik ini perlu kita syukuri karena sebenarnya inside side atau white space pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia masih sangat luas. Mudah-mudahan terus positif di kuartal I 2024,” tambah Harry.

Direktur Keuangan dan Strategi BSI, Ade Kahio Nugroho mengatakan, tahun 2023 juga akan mencatatkan angka mengesankan dari sisi rasio profitabilitas. Misalnya, rasio profitabilitas, return on assets (ROA) dan return on equity (ROE), keduanya mengalami peningkatan secara konsisten.

Pada tahun 2023, ROA BSI meningkat dari 1,98 persen menjadi 2,35 persen pada tahun 2022. Sedangkan ROE meningkat dari 16,84 persen pada tahun 2022 menjadi 16,88 persen pada tahun 2023.

“Lebih banyak kemajuan yang dicapai meski sebenarnya kami tengah melakukan peningkatan modal melalui right issue pada tahun lalu. Jadi ini jelas merupakan pertanda yang sangat baik dan yang menarik adalah melalui merger tersebut kami menjadi bank syariah terbesar. Lihat. Keunggulan dari segi efisiensi,” jelas Ade.

Rasio BOPO dan rasio biaya pendapatan juga terus membaik. Rasio BOPO pada tahun 2023 tercatat dari 75,88 persen pada tahun 2022 menjadi 71,27 persen. Sedangkan CIR tercatat dari 51,01 persen pada tahun 2022 menjadi 49,86 persen pada tahun 2023.

“Dari segi kualitas, hal ini juga memberikan dampak yang sangat positif. Hampir seluruh rasio terkait kualitas termasuk Funding at Risk (FaR), Cash Coverage dan Pertumbuhan NPF serta NPF Net mengalami perbaikan signifikan. Hal ini menegaskan pertumbuhan BSI yang agresif. Untuk yang terakhir tiga tahun, dia telah kami Didukung dengan kualitas dan efisiensi, tambahnya.

BSI pada tahun 2022223 sebesar 202,12 persen dari 20,46 persen menjadi 183,3,12 persen. 202223 20223 Persen tercatat 0,08 persen berbanding 2, persen 2 persen.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Bukan Apple, Tapi Pixar dan Toy Story yang Membuat Steve Jobs Jadi Miliarder
Next post Media Malaysia Puji Timnas Indonesia: Sang Garuda Guncang Asia di Masa Depan