Terungkap, Ini Alasan Adolf Hitler Membantai Jutaan Orang Yahudi

Read Time:2 Minute, 22 Second

JAKARTA – Adolf Hitler, diktator dan pemimpin Nazi Jerman, sangat membenci orang Yahudi.

Selama periode 1933-1945 yang dikenal sebagai Holocaust, Hitler bertanggung jawab atas pembunuhan sekitar enam juta orang Yahudi.

Orang-orang Yahudi menjadi pengungsi karena mereka terpaksa meninggalkan wilayah Eropa yang dikuasai rezim Nazi.

Menanggapi pembantaian ini, Amerika Serikat bergabung dalam upaya mendirikan negara Israel, yang diharapkan akan memberikan perlindungan bagi para korban Holocaust Yahudi di Eropa. Adolf Hitler membantai jutaan orang Yahudi.

Dalam otobiografinya Mein Kampf, Hitler menjelaskan alasan kebenciannya terhadap Yahudi yang bermula dari pengalaman hidupnya.

Sejak usia dini, Hitler tidak menyukai orang Yahudi. Di Wina, tempat ia tinggal dan bekerja sebagai pelukis dari tahun 1908-1913, kebenciannya terhadap segala sesuatu yang berbau Yahudi mulai terlihat.

Pelaporan Anne Frank, Senin 26 Februari 2024 Di Wina saat itu, sikap anti-Semit merupakan hal yang lumrah. Hitler belajar dari lingkungannya tentang antisemitisme yang ditujukan terhadap orang Yahudi.

Orang-orang Yahudi di Eropa telah didiskriminasi dan dianiaya sejak Abad Pertengahan, seringkali atas dasar agama.

Saat itu, umat Kristiani memandang kaum Yahudi sebagai objek pemusnahan. Orang Yahudi sering kali dipaksa pindah agama atau dilarang menjalankan profesi tertentu.

Pada abad ke-19, kebencian terhadap orang Yahudi berubah dari agama menjadi etnis. Orang Yahudi dianggap sebagai ras yang berbeda, bukan hanya karena agama. Mereka dianggap setara dengan orang Jerman.

Hitler terobsesi dengan konsep ini. Dia ingin ras Jerman yang “murni”, yang disebut “Arya”, menjadi ras yang dominan secara biologis, sebagaimana ditentukan oleh sejarah.

Ada rumor lain bahwa Hitler membenci orang Yahudi karena dia malu dengan warisan leluhurnya.

Beberapa orang menduga Hitler masih memiliki darah Yahudi dari keturunannya dulu.

Jurnalis Belgia Jean-Paul Moulders, bersama Marc Vermeeren, sejarawan yang banyak menulis tentang Hitler dan nenek moyangnya, menganalisis sampel air liur dari 39 kerabat Hitler yang masih hidup.

Contohnya adalah Alexander Stewart Houston, keponakan Hitler yang tinggal di New York, dan sepupu Hitler Norbert H. dari Austria. Tes ini dilakukan untuk mengungkap haplogroup, kumpulan kromosom yang digunakan ahli genetika untuk menentukan populasi tertentu.

Akibatnya, sebagian besar haplogroup relatif Hitler, yang dikenal sebagai E1b1b, adalah kromosom langka di Eropa Barat, namun umum di Afrika Utara. Kromosom ini terutama ditemukan pada suku Berber di Maroko, Aljazair, Libya dan Tunisia.

Haplogroup merupakan bagian penting dari populasi Yahudi, terdiri dari 18 hingga 20 persen Yahudi Ashkenazi dan 8,6 hingga 30 persen Yahudi Sephardic.

Akibatnya, sebagian besar haplogroup relatif Hitler, yang dikenal sebagai E1b1b, adalah kromosom langka di Eropa Barat, namun umum di Afrika Utara. Kromosom ini terutama ditemukan pada suku Berber di Maroko, Aljazair, Libya dan Tunisia.

Haplogroup adalah salah satu garis keturunan utama populasi Yahudi, terdiri dari 18 hingga 20 persen Yahudi Ashkenazi dan 8,6 hingga 30 persen Yahudi Sephardic. Karena takut terhadap Alquran, mantan artis cilik ini akhirnya memutuskan masuk Islam. Ini dimulai dengan ketakutan terhadap Al-Qur’an dan umat Islam. Ini cerita selengkapnya. robbanipress.co.id.co.id 11 Mei 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Icha Annisa Klarifikasi Tuduhan Santet Stevie Agnecya: Saya Muslim, Tidak Mungkin Lakukan Itu
Next post Hasil Piala Asia U-23 2024 Korea Selatan vs Indonesia: Lewati Marathon Adu Penalti, Garuda Muda Lolos ke Semifinal