Studi Ungkap Waktu Olahraga yang Beri Manfaat Terbaik bagi Individu dengan Obesitas
robbanipress.co.id, Jakarta – Sebuah studi baru menunjukkan bahwa melakukan sebagian besar olahraga di malam hari mungkin paling bermanfaat untuk hidup lebih lama.
Peneliti Australia, yang mempublikasikan penelitiannya di jurnal Diabetes Care, memeriksa data dari hampir 30.000 orang selama delapan tahun dan menemukan bahwa berolahraga antara jam 6 sore hingga tengah malam paling bermanfaat bagi orang yang mengalami obesitas.
Selain itu, para peneliti mencatat bahwa segala bentuk aktivitas fisik sedang hingga berat juga diperhitungkan; Ini tidak harus menjadi sesi berkeringat seperti biasanya. Selama detak jantung Anda meningkat dan pernapasan Anda menjadi lebih berat selama beberapa menit, Anda sudah selesai.
“Kami tidak membeda-bedakan jenis aktivitas yang kami lacak; bisa berupa apa saja, mulai dari jalan cepat hingga menaiki tangga, namun bisa juga mencakup olahraga terstruktur seperti lari, menjalankan tugas, atau bahkan membersihkan rumah secara menyeluruh,” kata Dr. . Matthew Ahmadi, peneliti pascadoktoral National Heart Foundation di Universitas Sydney, mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada New York Post.
Dan latihannya tidak memakan waktu lama. Ternyata bernapas tiga menit saja sudah bermanfaat. (Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa olahraga tiga menit saja dapat memberikan efek positif yang kuat pada regulasi glukosa dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.)
Faktanya, para peneliti menemukan bahwa frekuensi orang berolahraga dalam jangka waktu singkat lebih penting dibandingkan jumlah total aktivitas fisik yang mereka lakukan setiap hari. Dengan kata lain, meningkatkan detak jantung selama beberapa menit di siang hari bisa lebih baik daripada duduk di kursi kantor selama delapan jam berikutnya setelah sesi olahraga yang lebih lama.
Dengan menggunakan perangkat yang dapat dipakai untuk melacak pergerakan, para peneliti mengumpulkan data dari UK Biobank untuk 29.836 orang dewasa di atas usia 40 tahun yang mengalami obesitas. Sekitar 3.000 peserta juga ternyata menderita diabetes tipe 2.
Peserta penelitian memakai pelacak aktivitas selama tujuh hari berturut-turut, dan peneliti mengkategorikan gerakan mereka terutama pada pagi, siang, dan malam. Para peneliti kemudian mengikuti apa yang terjadi pada orang-orang tersebut selama delapan tahun berikutnya.
Mereka melacak kematian, kejadian jantung yang serius (seperti serangan jantung), dan kejadian mikrovaskuler (termasuk hal-hal seperti resep kolesterol atau obat tekanan darah), menurut American Heart Association.
Para peneliti memperhitungkan sejumlah faktor gaya hidup (termasuk merokok, konsumsi alkohol, waktu duduk, asupan buah dan sayur) serta karakteristik lain seperti tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan usia.
Bagaimanapun, olahraga malam bermanfaat bagi penderita obesitas.
Informasi ini berbeda dengan beberapa penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa berolahraga di pagi hari adalah yang terbaik, terutama jika ingin menurunkan berat badan.
“Olahraga bukan satu-satunya solusi terhadap krisis obesitas, namun penelitian ini menunjukkan bahwa orang yang dapat menjadwalkan aktivitasnya pada waktu tertentu dalam sehari dapat mengimbangi beberapa risiko kesehatan tersebut,” jelas Ahmadi.