HET Beras Diperpanjang hingga April, Sri Mulyani: Pasti Akan Gerus Kelompok Miskin
robbanipress.co.id, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan harga beras perlu dikhawatirkan karena kenaikannya berdampak pada inflasi pangan. Inflasi bahan pangan inti tercatat sebesar 8,5 persen year-on-year (y-o-y) pada bulan Maret 2024, dipimpin oleh komoditas beras mentah.
Shri Mulyani mengatakan kenaikan harga beras berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat miskin dan dibawahnya. Pasalnya, nasi sudah menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia.
“Kita harus hati-hati terhadap komponen inflasi yang berasal dari pangan, yang pasti akan melemahkan hal tersebut, terutama kelompok paling miskin,” kata Sri Mulyani saat rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. .
Sementara itu, pemerintah menargetkan angka kemiskinan di bawah nol persen pada tahun 2024. Kenaikan harga beras selalu menjadi perhatian utama Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Inilah yang perlu (waspadai) kita dalam kaitannya dengan tujuan pemerintah dalam menurunkan angka kemiskinan, khususnya kemiskinan ekstrem yang mendekati angka 0 persen. Kenaikan harga beras jadi isu dan Presiden (Jokowi) malah membahasnya,” ujarnya.
Shri Mulyani mengatakan kenaikan harga beras disebabkan oleh kenaikan harga pupuk global akibat ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina. Hal ini membuat tren kenaikan harga beras terlihat merata antar negara.
Selain itu, kenaikan harga beras juga disebabkan oleh bencana alam seperti El Niño. Dampak El Niño menyebabkan tertundanya musim tanam sehingga berdampak pada produksi padi.
Untuk itu pemerintah mengambil langkah pengadaan beras luar negeri melalui impor dan juga melakukan stabilisasi melalui intervensi distribusi, kata Shri Mulyani.
Wartawan: Suleiman
Sumber: Merdeka.com
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan harga beras pada Februari 2024 merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah.
Rata-rata kenaikan harga beras mendekati 20 persen per tahun atau tahun demi tahun (year-to-year). “(Kenaikan harga beras) Februari 2024 merupakan harga tertinggi dibandingkan periode sebelumnya,” kata Deputi Badan Statistik BPS M. Habibullah dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (1/3).
Jika dirinci, rata-rata harga beras kelas satu di penggilingan adalah Rp 14.525 per kg pada Februari 2024. Harga beras ini naik 6,31 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Sedangkan harga beras giling kualitas sedang Rp 14.162 per kg pada Februari 2024. Harga beras ini mengalami kenaikan sebesar 7,39 persen. Di tingkat eceran, harga beras mencapai Rp15.157 per kg pada Februari 2024. Harga beras meningkat 5,28 persen dibandingkan bulan sebelumnya dari Rp14.397 per kg.
Diberitakan sebelumnya, CEO Perum Bulog Bayu Krisnamurthy menjelaskan, harga beras mengalami kenaikan dalam beberapa bulan terakhir. Ada beberapa alasan mengapa harga beras naik. Penyebab utamanya adalah gangguan cuaca El Niño yang menyebabkan musim tanam tertunda.
Bayu melanjutkan, kenaikan harga beras ini akan berdampak di masa depan. Harga beras diperkirakan akan tetap stabil dan diperkirakan tidak akan kembali ke harga sebelumnya.
Idenya, harga beras kemungkinan akan tetap stabil dan tidak serendah perkiraan sebelumnya, kata Bayu, seperti ditulis Selasa (19/03/2024).
Sulitnya harga beras turun lagi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti biaya produksi petani yang terdiri dari biaya tenaga kerja, sewa lahan, harga pupuk dan benih. Ketika biaya produksi petani meningkat, maka harga gabah yang dijual juga akan berubah. Dengan begitu, harga beras tidak akan serendah dulu.
Selain itu, upah pekerja informal juga mulai meningkat dan biaya hidup pun meningkat. “Sekitar 50 persen biaya produksi sawah atau biaya produksi tanaman padi adalah tenaga kerja, harga sewa lahan sama, terjadi konversi lahan, tentu lahan akan semakin sedikit, semakin sedikit lahan, semakin mahal pula biayanya. tanahnya jadi sewanya, jadi biayanya naik, pupuknya juga naik,” ujarnya.
Namun Bayu belum bisa memastikan harga beras dan harga eceran tertinggi (HET). Menurut dia, Bulog akan menunggu konfirmasi harga dari kementerian/lembaga terkait.
“Tetapi seberapa besar kenaikannya, kita tunggu sampai pihak yang berwenang mengeluarkannya, Badan Pangan Nasional atau Kementerian Pertanian atau BPS,” kata Bayu.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan pemerintah akan mengimpor 22.500 ton beras dari Kamboja.
Impor ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H selain mengandalkan produksi lokal.
“Kami mengutamakan produksi dalam negeri, hanya saja untuk ketersediaan hari ini Bulog didapat dari luar negeri. Dari Kamboja 22.500 (ton),” ujarnya dikutip Antara, Senin (18/3/2024).
Menurut Arief Bapanas, pihaknya mempersiapkan panen padi pada Maret-April 2024 untuk mendukung ketersediaan stok beras.
Ia mengaku optimis koreksi harga gandum hingga Rp 6.700 per kilogram akan berdampak pada penurunan harga beras asalkan produksinya sesuai rencana.
Arief pun yakin pemerintah mampu memenuhi kebutuhan beras masyarakat menjelang lebaran, termasuk dengan memberikan bantuan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
“Masyarakat kita yang paling sedikit 22 juta KPM mendapat 10 kilogram beras gratis untuk bantuan pangan, tahun lalu (diberikan) tujuh bulan, sekarang enam bulan. Jadi 98 persen masyarakat di desil 1-2 tercover, ujarnya.