Melawan Stigma Buruk Autisme di Indonesia

Read Time:2 Minute, 48 Second

robbanipress.co.id – Autisme merupakan gangguan perkembangan saraf yang menyerang banyak orang di seluruh dunia. Di Indonesia, seperti di negara-negara lain, autisme telah menjadi masalah kesehatan yang semakin penting. Meskipun ada upaya untuk meningkatkan kesadaran tentang autisme, stigma seputar kondisi ini masih sangat umum terjadi di masyarakat Indonesia. 

Stigma terhadap autisme meliputi prasangka, stereotip, diskriminasi dan kurangnya pemahaman terhadap penyandang autisme dan keluarganya. Stigma ini seringkali muncul karena kurangnya pengetahuan tentang autisme, mitos palsu, dan ketakutan akan hal yang tidak diketahui. Beberapa contoh stigma buruk autisme yang banyak terjadi di Indonesia adalah:

Autisme adalah kutukan: Beberapa orang masih percaya bahwa autisme adalah kutukan atau hukuman atas tindakan keluarga atau individu yang bersangkutan. Pandangan ini bukan hanya salah, tapi juga tidak masuk akal.

Autisme akibat vaksinasi: Teori konspirasi tentang vaksin dan autisme tetap ada meski dibantah oleh penelitian ilmiah. Keyakinan seperti ini hanya menyesatkan dan merugikan anak-anak yang seharusnya divaksinasi.

Orang autis tidak bisa berkembang: Salah satu mitos yang paling merusak adalah anggapan bahwa orang autis tidak bisa mencapai potensi maksimalnya. Faktanya, dengan dukungan dan pendidikan yang tepat, banyak penderita autisme dapat mencapai hal-hal besar.

Stigma dalam pendidikan: Anak autis seringkali menghadapi stigmatisasi di sekolah. Mereka mungkin dilecehkan secara verbal atau fisik atau bahkan dikeluarkan dari sekolah karena kurangnya pemahaman dari guru dan teman sekelas.

Teman autis mengungkapkan pendidikan dan dukungan

Stigma terhadap autisme di Indonesia masih terus berlanjut dan menimbulkan situasi dimana banyak orang tua yang memiliki anak autis merasa malu atau terbatasi dalam mendapatkan pendidikan yang dibutuhkan untuk membantu anaknya berkembang secara optimal.

Namun, Autistic Friends, sebuah inisiatif yang lahir pada April 2018, telah memberikan harapan dan wadah bagi para orang tua yang anaknya terdiagnosis autisme. Ia yakin dengan pemahaman yang benar, anak autis bisa mencapai potensi maksimalnya.

Teman Autis yang dirintis oleh Ratih dengan dukungan Alvinia Christiany sebagai co-founder, serta enam anggota lainnya dengan latar belakang berbeda antara lain guru anak berkebutuhan khusus, pakar digital marketing, penasihat hukum dan berbagai bidang lainnya. Dari segi pendidikan, Ratih sendiri merupakan penasihat hukum perusahaan dan lulusan Fakultas Hukum spesialisasi Hukum Bisnis Universitas Airlangga serta meraih gelar Master of Laws dari University College London.

Upaya Sahabat Autisme antara lain dengan pembuatan website www.temanautis.com yang memberikan akses informasi komprehensif tentang autisme bagi orang tua di seluruh Indonesia. Situs ini menyediakan beragam informasi, mulai dari informasi dasar hingga informasi khusus yang sangat Anda perlukan. Ini memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan bagi orang tua yang berjuang dengan diagnosis autisme pada anak-anak mereka.

Sahabat Autisme juga telah menjalin kerjasama dengan lebih dari 100 klinik, pusat terapi dan sekolah di Indonesia. Melalui upaya kolaboratif ini, mereka berharap dapat menyediakan lebih banyak sumber daya dan dukungan yang dibutuhkan bagi para penyandang autisme dan keluarga mereka di seluruh negeri.

Inisiatif seperti Autistic Friends membantu mengatasi stigma dan kurangnya pemahaman tentang autisme di masyarakat Indonesia. Dengan memberikan pendidikan yang akurat, mendukung keluarga, dan mendorong inklusi sosial, Indonesia dapat bergerak menuju masyarakat yang lebih inklusif dan memahami penyandang autisme.

Atas gerakan inspiratifnya berupa “Jembatan Pendidikan dan Informasi Autisme”, Alvinia Christiany berhasil meraih SATU Indonesia Award bersama tokoh inspiratif lainnya pada tahun 2022.

Baca artikel edukasi menarik lainnya di link ini. Puluhan Ormas Berkumpul di PTIK Jelang Pemilu 2024, Ada Apa? Jelang Pemilu 2024, puluhan organisasi masyarakat (LSM) berkumpul di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, pada Sabtu, 13 Juli 2024. robbanipress.co.id.co.id 14 Juli 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Rodri Beri Respons usai Dirayu Dani Carvajal Gabung Real Madrid
Next post Jangan Lewatkan Indomobil Fair, Pameran Otomotif yang Hadirkan Produk Andalan Empat Brand