Kenali Gejala Neuromuscular pada Anak, Gangguan Motorik yang Juga Sebabkan Sindrom Guillain-Barre

Read Time:3 Minute, 22 Second

robbanipress.co.id, Jakarta – Orang tua harus mewaspadai jika bayi atau balitanya di rumah mengalami gejala seperti kesulitan menelan, menangis, atau kesulitan motorik lainnya. Ini bisa jadi merupakan tanda neuromuscularis, yaitu kelainan saraf dan otot yang bisa muncul sejak usia 3 bulan. 

Dari segi makna, neuromuskular merupakan dua kata yang berarti saraf dan otot. Pada penyakit ini sering terdeteksi kelainan yang menimbulkan penyakit atau masalah pada saraf dan otot sehingga menimbulkan kelemahan dan nyeri.

Seorang dokter anak spesialis neurologi anak, Dr. Lisa Safira, Sp.A, mengatakan akar saraf dapat dideteksi pada semua usia pada anak. Ada berbagai jenis dan gejala berbeda yang menyertai gangguan gerak. Bentuk polio yang paling umum di Indonesia adalah atrofi otot tulang belakang (SMA), dengan tipe 1 hingga 3 masih terdapat pada anak-anak dan tipe 4 pada orang dewasa.

“Jadi kasus miastenia gravis paling muda ditemukan pada anak berusia 3 bulan. Harapan hidup anak jenis ini rendah, tidak lebih dari enam bulan,” kata dr Lisa.

Jenis lain seperti sindrom Guillain-Barre, distrofi otot, penyakit Thompson, dermatomiositis, dll.

Masalah neuromuskuler ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa. Kesulitan menghisap atau menelan, bayi bisa tersedak atau kesulitan menghisap saat disusui oleh ibunya, ”ujarnya dalam diskusi neuromuskuler yang digelar di Mandaya Royal Hospital Puri, Tangerang.

Sayangnya, saat gejala awal muncul, seringkali orang tua mengingkari atau meyakini bahwa anaknya tidak mengidap penyakit serius yang memerlukan penanganan lebih lanjut. Sehingga pada akhirnya pengobatannya tertunda dan Anda tidak bisa lagi berobat.

Faktanya, akar saraf ini mengganggu perkembangan motorik anak. Lanjutnya, jika perkembangan motorik anak tertunda, bisa dianggap tidak sinkron dengan bulan atau usianya, jadi segera observasi dan dapatkan bantuan medis.

Ciri-ciri umum, misalnya bayi usia 3 bulan seharusnya sudah bisa meluruskan lehernya, namun bila ada gejala neuromuskular, hal tersebut tidak bisa dilakukan. Pada usia 8 bulan mereka sudah bisa duduk sendiri dan pada usia 12 bulan mereka sudah bisa berdiri dan berjalan.

Perhatikan juga gejala lainnya seperti lemah menangis, kepala terasa lamban, kelemahan otot motorik, jinjit, kesulitan menghisap atau menelan, kelemahan otot pernapasan, otot kaku bahkan kelumpuhan, kata dr. Lisa.

Ketika dia menyadari gejala-gejala ini, Dr. Lisa agar orang tuanya menemani anaknya berobat. Daripada memilih salah satu, cobalah memijat atau memijat bayi Anda.

Faktanya, penyakit neuromuskular pada anak-anak tidak dapat diprediksi sama sekali. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan calon ibu untuk memprediksi dan mengetahui cara menangani kondisi ini jika terdeteksi pada anaknya.

“Penyakit ini tidak dapat diprediksi, namun ada kalanya pemeriksaan skrining dapat dilakukan pada saat bayi masih dalam kandungan atau pada saat ibu hamil pada usia 16 hingga 20 tahun. “Karena tes untuk anak-anak ini masih terbatas,” ujarnya.

Jika gejala terdeteksi kemudian, tes tambahan dan pemeriksaan fisik diperlukan. Contohnya termasuk tes laboratorium, EMG, pencitraan resonansi magnetik atau MRI.

Oleh karena itu, kami masih mengandalkan pemeriksaan penunjang dengan menggali riwayat kesehatan pasien anak tersebut melalui pemeriksaan fisik detail dan pemeriksaan penunjang, jelas Lisa.

Sementara itu, berdasarkan ketertarikan untuk menyembuhkan penyakit langka tersebut, RS Mandaya mengumpulkan sekitar 20 dokter spesialis saraf dan subspesialis untuk mendirikan pusat neuromuskular.

Menurut Erwin Suyanto, Direktur Humas Mandaya Royal Hospital Group, hal ini dikarenakan pusat layanannya fokus pada penyakit yang menyerang otot akibat gangguan saraf pada tubuh.

“Saya beruntung bisa bekerja sama dengan Dr. Lou Ari dan timnya yang mengkhususkan diri pada kelainan otot akibat kelainan saraf yang menyebabkan nyeri otot, kelemahan bahkan kelumpuhan ekstremitas seperti tangan dan kaki. Mandaya Royal Hospital Puri mengintegrasikan otot yang sangat langka. dokter spesialis di Indonesia dengan teknologi mutakhir seperti peralatan EMG serat tunggal yang canggih, pengujian potensi bangkitan, sensitivitas saraf MRI, dan laboratorium genetika DNA yang sebelumnya harus dikunjungi pasien. Anda bisa membelinya di Mandaya, Indonesia dengan harga yang jauh lebih murah. biaya di Singapura, kata Erwin.

Orang yang mengalami gejala neuromuskular seringkali membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan diagnosis pasti atas kondisinya, biasanya sekitar 5 hingga 30 tahun. Dengan tim dokter dan fasilitas yang mumpuni, kami berharap masyarakat yang menderita penyakit neuromuskular dapat segera mendapatkan diagnosis yang tepat serta mendapatkan pengobatan dan pengobatan yang tepat. Sangat berbahaya jika pasien mendapat diagnosis dan pengobatan yang salah. Perawatan yang salah.

 

 

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Toyota Siap Bawa Kendaraan Listrik Baru Lagi di Indonesia, Veloz Hybrid?
Next post Pemain Gagal Manchester United Dituduh Ejek Coventry City, Ini Respon Erik ten Hag