Minum Air Galon Disebut Bisa Sebabkan Autisme, Fakta atau Hoaks?

Read Time:2 Minute, 21 Second

robbanipress.co.id, JAKARTA – Sejauh ini belum ada bukti ilmiah yang mengaitkan konsumsi satu liter air dengan autisme pada anak. Autisme adalah kelainan perkembangan kompleks yang diakibatkan oleh sejumlah faktor, termasuk genetika dan kemungkinan komplikasi kelahiran.

Psikolog klinis di MS School & Wellbeing Center Mutiara Child Growth and Development Center Clinic mengatakan tidak ada hubungan antara liter air yang dikonsumsi ibu selama hamil dengan autisme pada anak. Ia mengatakan autisme pada anak disebabkan oleh gangguan perkembangan saraf.

“Autisme sebenarnya adalah gangguan perkembangan saraf. Diagnosanya adalah gangguan perkembangan saraf. Jadi gangguan perkembangannya terletak pada saraf atau neurologinya,” ujarnya, Rabu (3/7/2024).

Ia menjelaskan, tidak ada seorang pun di bidang psikiatri, kedokteran, dan psikologi yang bisa menjelaskan secara pasti apa penyebabnya karena banyak hal yang bisa menjadi faktor risikonya. Mutiara mencontohkan seperti kelainan DNA akibat mutasi gen, kehamilan di usia berisiko tinggi, atau stres dan kecemasan saat hamil.

Mutiara menjelaskan berbagai tanda autisme pada anak, salah satunya adalah tidak menangis saat lahir. “Ini salah satu indikator bisa jadi ada masalah tumbuh kembang pada anak. Namun belum tentu mengarah ke autisme. Jadi sampai saat ini kita belum tahu apa penyebab pastinya,” ujarnya.

Namun, lanjutnya, yang jelas anak autis memiliki kendala tumbuh kembang, baik dari segi bahasa, fisik, motorik, gerak tubuh, atau kemampuan komunikasi. “Jadi kalau ada masalah harus kita periksa dulu. Anak autis juga spektrumnya luas, ada yang berat dan ada yang ringan,” ujarnya.

Menurutnya, pengobatan yang diberikan harus sesuai dengan kondisi masalah, usia, dan kebutuhan. Ia mencontohkan, bagi anak autis yang merupakan anak normal yang tidak bisa duduk diam, tidak bisa bicara, dan tantrum, bisa jadi anak tersebut mengalami gangguan sensorik dan bisa diberikan terapi sensorik.

Sedangkan anak yang kesulitan mandiri, kata dia, biasanya ditangani dengan terapi perilaku. Ia menyarankan anak menghindari berbagai jenis makanan, seperti makanan dan minuman gandum manis, karena dapat merangsang hormon kesenangan.

“Hormon ini menyebabkan anak autis menjadi lebih aktif. Sedangkan anak autis tidak bisa mengontrol tubuhnya sendiri,” ujarnya.

Sebelumnya, dokter spesialis anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. Rini Sekartini Sp A (K), menegaskan, sejauh ini belum ada bukti bahwa air biru yang digunakan kembali dapat menyebabkan autisme pada anak. Oleh karena itu, kata Rini, sejauh ini belum dilakukan penyelidikan terkait hal tersebut.

“Belum ada penelitian tentang pengaruh air dari liter biru yang dapat digunakan kembali terhadap autisme pada anak. “Karena belum ada buktinya,” ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa autisme atau autis pada anak merupakan suatu masalah perilaku atau kelainan perilaku yang disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah faktor genetik.

Dokter menyebutkan beberapa faktor risiko yang teridentifikasi, seperti riwayat prematuritas, riwayat menstruasi pada masa bayi, dan infeksi sebelumnya. “Tapi yang pasti autisme bukan disebabkan oleh air galon biru yang bisa digunakan kembali. Itu pasti salah. Karena belum ada satu pun penelitian yang menemukan bahwa air galon biru yang bisa digunakan kembali menjadi penyebab autisme,” ujarnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Bantu Kelola Diabetes dengan Glutara, ITB Bawa Indonesia Kembali Berprestasi di Google Solution Challenge
Next post Apakah Kurma Punya Manfaat Spesifik Buat Pria?