Mantap, UMKM Binaan BRI Jadi Kuliner Rekomendasi Pemudik di Pekalongan
robbanipress.co.id, PEKALONGAN — Jika ada yang mengatakan bahwa ide bisnis bisa datang dari mana saja, rasanya tidak berlebihan karena hal tersebut juga dialami oleh wanita bernama Tatiek Indah Purwanti Handayani.
Bermula ketika keluarganya kesulitan menyiapkan makanan sehat tanpa MSG karena kesibukannya sebagai tenaga kesehatan, dan Tariq kemudian terpikir untuk membuat bisnis ayam dan kalkun bernama Umm Ayya. Lokasi usahanya berada di Tengengwetan, Kecamatan Siwalan, Provinsi Pekalongan, Jawa Tengah.
“Makanan ini bisa disimpan dalam jangka waktu yang lama, kalau mau dihidangkan jangan disimpan lama-lama, masak dengan cara digoreng, dingin, direbus, digoreng, dan lain sebagainya. Sepertinya banyak teman-teman yang penasaran dengan makanan tersebut. ayam. Dan saya mencoba ungkep bebek yang saya buat, dan yang jelas, “Dari situlah saya memulai usaha Ummu Aiya pada November 2016,” Tatiek dalam keterangannya, Sabtu (13/4/2024).
Tatiek menyadari usahanya membutuhkan peralatan yang memadai, sehingga akhirnya memutuskan untuk mendapatkan pinjaman modal usaha melalui KUR BRI. “Membuat kentang goreng ayam dan bebek beku yang berkualitas dan sehat memerlukan peralatan khusus yang tidak murah. “Saya dan suami yang sama-sama merintis usaha ini, akhirnya memutuskan untuk meminjam KUR BRI secara bertahap pada tahun 2017,” imbuhnya.
Modal ini digunakan untuk pembelian peralatan vakum, freezer, dan bahan baku berkualitas. Dengan fasilitas tersebut, Umaya yang sebelumnya hanya menjual 3 ekor/bungkus, kini bisa menjual ratusan bahkan ribuan ekor setiap bulannya.
Lebih lanjut, Tatiek menjelaskan awalnya usahanya dijalankan di dapur rumahnya. Namun seiring berkembangnya bisnis Ummu Ayya, Tatiek mendirikan perusahaan produksi sendiri dan mempekerjakan banyak karyawan.
Produk Ummu Ayya memiliki keunggulan yaitu bebas bahan kimia tambahan 5P yaitu bahan pengawet, pewarna gom, perasa dan pemanis kimia buatan (MSG). Namun rasanya tetap enak dan lezat. Setiap paket berisi ayam dan bebek dalam kemasan berpendingin yang dapat disimpan hingga 6 bulan. Produk Ummu Aiya telah memiliki izin edar MD BPOM dan sertifikat Halal sehingga kualitasnya semakin terjamin.
“Umm Aiya sehari bisa menjual 35 ekor ayam/paket ayam dan bebek beku. Tapi saat Ramadhan dan menjelang Idul Fitri, terjual ribuan seperti sekarang. Bahkan, banyak pelanggan yang memesan untuk Idul Fitri. Sementara dari segi transaksi. Umu Aiya berpenghasilan 30 hingga 40 juta kroner per bulan.
Selain Bebek dan Ayam Ungkep sebagai produk utamanya, Umu Ayya juga menjual Ayam Pedaging Ungkep, Ayam Kota Ungkep dan Ayam Crispy. Harga ayam ungkep mulai dari Rp 40.000 per bungkus/ekor dan Ungkep Adipati mulai dari Rp 75.000. Semuanya dijual dalam kemasan beku.
Tanpa menambahkan MSG pun, Tatiek memastikan kini Ummu Ayya memiliki 70 agen dan penjual yang tersebar di beberapa kabupaten di Jawa Tengah, seperti Pekalongan, Batang, Pemalang, Brebes, Tegal, Semarang, disusul agen dan penjual di Yogyakarta. , Bandung, Jakarta dan lain-lain.
Tatiek berharap kedepannya usahanya mendapat pelatihan dan dukungan bisnis serta dukungan pemasaran dalam skala yang lebih luas agar Umm Ayya dapat terus berkembang dan produknya dapat dinikmati lebih banyak pelanggan di luar Jawa Tengah.
Direktur Bisnis BRI Micro Supari mengatakan selain memberikan dukungan permodalan bagi pelaku UMKM, BRI akan mendukung nasabah dalam pengembangan produk dan upaya digitalisasi bagi pelaku UMKM.
Kisah Ibu Tatiek menjadi contoh bagaimana pembiayaan dan dukungan usaha yang diberikan BRI dapat mendorong dan meningkatkan kapasitas kewirausahaan UMKM, ujarnya.