Utang AS Membengkak hingga Tembus Rp550.693 Triliun, IMF Wanti-wanti Soal Risikonya

0 0
Read Time:1 Minute, 12 Second

JAKARTA – Dana Moneter Internasional (IMF) menyoroti pengeluaran berlebihan yang dilakukan Amerika Serikat atau pemerintah AS dan memperingatkan kenaikan inflasi yang pada akhirnya dapat mempengaruhi stabilitas keuangan global.

Defisit anggaran federal AS meningkat kemarin dari $1,4 triliun pada tahun fiskal 2022 menjadi $1,7 triliun pada tahun 2023, menurut World Economic Outlook terbaru yang diterbitkan oleh IMF pada hari Selasa.

“Kinerja Amerika Serikat yang luar biasa baru-baru ini tentu mengesankan dan mendorong pertumbuhan global,” kata IMF, RT melaporkan.

Namun, laporan tersebut mencatat bahwa hal ini mencerminkan “faktor permintaan yang kuat, termasuk kondisi keuangan yang tidak konsisten dengan stabilitas keuangan jangka panjang.”

Utang nasional AS meningkat lebih dari US$34 triliun atau setara Rp550,693 triliun (kurs Rp16.196 per USD) pada bulan Desember, dan defisit fiskal mengancam peningkatan tingkat inflasi. Pada akhirnya, hal ini menimbulkan risiko jangka panjang terhadap perekonomian global, menurut laporan terbaru IMF.

“Sesuatu harus dilakukan,” IMF memperingatkan.

Dapat dipahami bahwa Amerika Serikat telah melampaui batas utangnya pada Januari 2023, yang ditetapkan secara hukum sebesar USD31,4 triliun. Setelah berbulan-bulan mendapat peringatan dari Departemen Keuangan AS tentang defisit dan risiko ekonomi, Presiden Joe Biden menandatangani dua rancangan undang-undang utang pada Juni 2023. Yang menangguhkan batas tersebut hingga Januari 2025.

Ketentuan ini memungkinkan pemerintah untuk terus meminjam tanpa batas waktu hingga tahun depan. Utang AS meningkat menjadi $32 triliun dalam waktu kurang dari dua minggu setelah RUU tersebut disahkan dan terus meningkat sejak saat itu.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %