Bahaya Sepeda Listrik di Jalan Raya, Bakal Ditertibkan?

Read Time:2 Minute, 9 Second

robbanipress.co.id, Kementerian Perhubungan Jakarta menyoroti maraknya penggunaan sepeda listrik di jalan raya. Faktanya, e-bike tidak bisa digunakan di jalan umum yang banyak terdapat sepeda motor.

Danto Restawan, Direktur Sarana Perhubungan Kementerian Perhubungan, mengatakan sepeda listrik biasanya digunakan di kawasan pemukiman. Mengingat kecepatan maksimum kendaraan. Kata Danto dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu (20/7/2024) “Aturan kami mungkin kalian pernah mendengar tentang e-bike, kami belum pernah menguji e-bike, yang kami uji adalah e-motorcycle. “

Perbedaan antara e-bike dan e-motorcycle adalah jika e-bike dibatasi kecepatannya 25 km/jam maka lebih ramah lingkungan, imbuhnya.

Ia juga menegaskan, banyak anak-anak yang menggunakan e-bike dan banyak kendaraan bermotor di jalan raya. Dia mengimbau para orang tua untuk lebih ketat dalam penggunaannya.

“Jadi peran orang tua harus kuat di sini,” jelasnya. Dalam hal ini, jika sepeda dikayuh dengan baik, kecepatannya bisa mencapai 25 km/jam, yang membutuhkan tenaga besar, dan jika iya, cukup bensin.” Tidak ada peraturan

Dia mengatakan tidak ada aturan ketat yang mengatur e-bike. Mengingat belum ada aturan fiskal maupun STNK. Namun, mobil pada dasarnya berbahaya. Kementerian Perhubungan pun berencana mengatur hal tersebut.

“Itu yang kita lihat sekarang, jadi kami sudah beberapa kali berkunjung ke pabriknya, sehingga banyak anak muda yang belum paham apa itu berkendara aman,” jelasnya.

 

Diberitakan sebelumnya, data Korlantas Polli menunjukkan pada Februari 2024 jumlah sepeda motor di Indonesia sebanyak 134.181.607 buah dan jumlah mobil di Indonesia sebanyak 160.652.675 buah.

Sementara menurut data terkini Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli), terdapat hampir 75.000 sepeda motor listrik yang terdaftar di Tanah Air.

Menurut penelitian terbaru Populix, sepeda listrik dan sepeda motor lebih populer di kalangan perempuan dibandingkan laki-laki, terutama ibu rumah tangga yang bekerja.

“Ternyata e-bike sangat populer terutama di kalangan ibu-ibu, jadi bisa dibilang ini adalah alat transportasi yang ada di sekitar mereka, dekat dengan rumah,” kata CEO Populix Timothy Asantu dalam konferensi pers. Beberapa hari lalu, Jakarta Selatan.

 

Hal ini terlihat dari data preferensi penggunaan mobil tersebut. Pada kategori e-bike, tujuan utama penggunaannya adalah untuk membeli kebutuhan pokok (79%), menjemput teman atau saudara (62%), mengunjungi teman atau keluarga (58%), mengirim barang (23%) dan bekerja. melakukan . (13 persen).

Untuk mencapai tujuan tersebut, konsumen menganggap jarak optimal e-bike adalah 12,32 km. Sementara untuk membelinya, konsumen mengharapkan e-bike tersebut dijual dengan harga Rp 4,7 juta.

Sementara dari segi kebiasaan penggunaan, 43% pengguna e-bike setiap harinya menggunakan sepeda.

Sekitar 45 persen melakukan perjalanan antara 5 km dan 10 km, dan 44 persen lainnya menggunakan jarak antara 1 km dan 5 km.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Pameran Internasional Zhejiang Pererat Hubungan China dan RI
Next post UI Jadi Kampus Ranking Pertama di Indonesia Versi Webometric