Marak Gelar Guru Besar Abal-abal, Ketua DPP Perindo: Miris Jika ada Orang yang Tidak Malu

0 0
Read Time:1 Minute, 8 Second

JAKARTA – Di bidang Kesehatan Masyarakat, Ketua DPP Partai Perundo Suratman Sargya mengungkapkan keprihatinannya atas tren banyaknya guru besar yang masuk dari perguruan tinggi di Indonesia tanpa melakukan karya ilmiah.

Berdasarkan hasil di lapangan, banyak orang yang kini menjadi profesor daripada dosen di universitas.

Baca Juga: Yoonka Sugejaparnata Semarang 3 Cetakan Profesor, Baru di Psikologi

“Sangat disayangkan masih ada masyarakat yang tidak malu mendapat gelar guru besar tanpa prosedur ilmiah langsung. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa untuk mendapatkan ijazah dengan gelar profesor di negeri ini sangat mudah. Menjadi dosen yang profesional,” kata Suratman dalam keterangannya, Rabu (17/7/2024).

Suratman menilai menjadi guru besar di Indonesia merupakan suatu kehormatan tertinggi dalam dunia akademis.

Baca Juga: Cara Cek Status Kenaikan Pangkat Dosen dan Guru Besar, Yang Perlu Diketahui Dosen

“Banyak orang yang mengejar gelar palsu ini karena di mata mereka itu membuat mereka menjadi orang yang terhormat. Mereka tidak menyadari bahwa tidak ada rasa hormat yang bisa diperoleh melalui ketidakjujuran,” katanya.

Suratman menyayangkan tren pemberian gelar profesor tidak bisa diambil di bidang hukum. Faktanya, banyak kasus penjualan yang telah dituntut oleh otoritas pemerintah.

Baca juga: 10 Provinsi dengan Jumlah Guru Besar Terbanyak di Jawa Timur Penuh Guru Besar

“Sayangnya, jual beli tersebut belum masuk dalam wilayah hukum karena berada di luar kekuasaan penguasa atau mungkin hukum.” Banyak pemimpin eksekutif, legislatif, dan yudikatif di negeri ini yang merupakan penjahat,” ujarnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %