Strategi Kementerian Kominfo Cegah Penyebaran Hoaks Jelang Pilkada

Read Time:3 Minute, 19 Second

robbanipress.co.id, Jakarta – Kementerian Perhubungan dan Media mengumumkan langkah-langkah untuk mencegah penyebaran kebohongan menjelang pemilihan kepala daerah. Hal ini diungkapkan Direktur Pendidikan Kementerian Perhubungan dan Penerangan Slamet Santoso.

Menurut Slamet, Kementerian Perhubungan dan Penerangan punya sejumlah cara untuk mengatasi misinformasi, mulai dari utara hingga selatan. Slamet mengatakan, Kominfo juga tengah menggarap program pendidikan dan literasi.

“Termasuk ASN. Kenapa ASN? Karena ASN seharusnya netral,” ujarnya dalam acara diskusi lintas generasi di robbanipress.co.id Awards yang dipersembahkan robbanipress.co.id dan Fimela di Jakarta, Rabu (31/7/) 2024 ).

Selain itu, Kementerian Perhubungan dan Penerangan memiliki traktor. Mesin AI ini bertugas mendeteksi informasi palsu atau negatif yang dilihat setiap hari.

“Kemudian di tengah-tengahnya kita hentikan situs-situs yang melebihi ketentuan UU ITE,” lanjutnya. Selain itu, Kominfo juga membuka saluran pengaduan yang dapat dilakukan melalui WhatsApp, telepon, atau website.

Terakhir, Slamet mengatakan Kementerian Perhubungan dan Media juga tidak bertekad mengejar informasi palsu yang sengaja dibuat dan dapat memecah belah negara.

“Ketika berita palsu dibuat dengan niat jahat dan cenderung memecah belah suatu negara atau masyarakat, maka kita laporkan ke polisi untuk ditindaklanjuti,” kata Slamet.

Berita hoax masih memenuhi internet hingga meresahkan banyak orang. Berdasarkan informasi Kominfo, pada tahun 2023 kementerian telah menghapus 3,76 juta konten negatif di media sosial dan internet.

Menurut Direktur Promosi Informasi Kementerian Perhubungan dan Penerangan Slamet Santoso, 1,9 juta di antaranya tidak dipalsukan dengan lebih dari tiga volume dihapus dari jaringan.

Slamet di Lintas- mengatakan: “1,9 juta itu bukan palsu, tapi perjudian online. Konten palsu itu benar-benar menjadi masalah, dan masalah tidak akan berhenti di sistem saja, tetapi konten perjudian juga menjadi masalah bagi kami.” Acara diskusi generasi dalam serial Liputan6 com yang dibawakan oleh robbanipress.co.id dan Fimela, Jakarta, Rabu (31/7/2024).

Berbicara mengenai perjudian online, Slamet mengungkapkan, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Pelaporan Keuangan dan Analisis Keuangan (PPATK), industri perjudian pada tahun 2023 akan mencapai 327 triliun.

“Ini satu-satunya cara (perjudian) yang bisa dilakukan tanpa mempengaruhi perekonomian sekitar, dan 80 persen masyarakat yang berjudi online adalah kelas menengah,” kata Slamet.

Sementara soal berita bohong, Slamet menyebut ada 11.600 false positif yang diambil dari internet.

Untuk memerangi konten negatif termasuk kebohongan dan perjudian, Kominfo juga bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk mitra Asosiasi Literasi Nasional yang saat ini beranggotakan 115 orang. Salah satunya adalah kelompok Cybercreation yang dipimpin oleh Yosi Mokalu.

Penghapusan kebohongan dilakukan melalui empat pilar, yaitu literasi budaya, literasi etika, literasi teknologi, dan literasi keamanan digital.

Kominfo dan berbagai mitranya di seluruh tingkat organisasi melakukan perlindungan terhadap pemalsuan dan perjudian. Mulai dari pelajar SD, SMP, Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, Polri, dan masyarakat umum.

Sementara itu, Ketua Cybercreation Yosi Mokalu mengungkapkan pihaknya bekerja sama dengan Kominfo untuk melawan kebohongan dan hal negatif lainnya. Sebab, banyak kebohongan dan hal-hal negatif yang tersebar di kalangan masyarakat.

“Kalau ditanya kenapa banyak kebohongan yang tersebar, mungkin salah satu penyebabnya adalah teknologi digital berkembang pesat dan tidak berhubungan dengan etika serta mereka tidak bisa membaca dan menulis serta keterampilan digital lainnya. Jadi itu salah satu alasannya. atas berkembangnya hal-hal buruk di Internet,” Yosi.

Yosi juga menyatakan bahwa hal-hal negatif di internet tidak hanya bohong tetapi juga lebih banyak lagi. Konten juga mudah didistribusikan di ruang digital di mana perkembangan digital semakin pesat. Apalagi dibandingkan zaman dahulu, penyebaran informasi, baik benar maupun salah, lebih cepat.

Menurut Yosi, dengan pesatnya perkembangan teknologi, terkadang sifat pengguna yang ingin dianggap sebagai “orang pertama yang menyebarkan” turut mempercepat penyebaran kebohongan.

Sebenarnya, ketika mendapat informasi, sebaiknya cek dulu faktanya.

 

Oleh karena itu, salah satu upaya Yosi selain mengajarkan tentang etika online adalah dengan mengisi internet dengan konten-konten positif.

“Saya bekerja sama dengan Siberkreasi dan Kominfo, banyak hal yang saya ciptakan, baik dari segi baca tulis, maupun secara sederhana, misalnya konten lagu,” kata Yosi.

Pasalnya, menurut Yosi, konten baca tulis yang berisi hal-hal menarik seperti lagu atau video kreatif akan semakin populer di kalangan anak muda. Apalagi jika konten tersebut juga diposting oleh rekan-rekan Anda yang memiliki banyak pengikut.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Hyundai Tergiur Jualan Mobil Hybrid di Indonesia
Next post ITS Luncurkan Purwarupa PLTS Apung Laut Pertama di Indonesia, Ini Penampakannya