Meta Uji Coba Fitur Baru Berbagi Konten dari Facebook ke Threads

0 0
Read Time:3 Minute, 43 Second

robbanipress.co.id, Jakarta – Meta, induk perusahaan Facebook, WhatsApp, Instagram, dan Threads berusaha keras bersaing dengan platform media sosial milik Elon Musk yakni X – yang dulu bernama Twitter.

Setelah ketahuan mencoba fitur mirip topik seperti X di Threads, perusahaan yang didirikan Mark Zuckerberg ini mencoba lagi.

Menurut Engadget, Kamis (22/2/2024), Meta sedang menguji fitur baru di mana pengguna dapat dengan mudah mengunggah teks atau gambar lintas platform dari Facebook atau Threads.

Perusahaan mengatakan fitur ini akan memudahkan pengguna Facebook atau pembuat konten untuk berbagi pemikiran, video, dan foto mereka di Threads tanpa kerumitan.

Sekarang, beberapa pengguna dapat membagikan tautan teks dan postingan dari Facebook ke Threads.

Kini, pengguna platform Meta dapat memposting Stories dan Reels ke Facebook dan Instagram secara bersamaan.

Jadi, komunitas Menlo Park dapat dengan mudah menambahkan opsi berbagi ke Threads saat memposting konten.

Seperti dilansir TechCrunch, Meta sedang melakukan tes kecil untuk pengguna iOS dan tidak tersedia di Uni Eropa.

Sayangnya, belum diketahui kapan fitur baru Facebook ini akan diluncurkan ke seluruh pengguna di seluruh dunia.

Meta sendiri menguji fitur baru Threads, di mana pengguna dapat melihat berbagai percakapan yang terjadi di platform media sosial tersebut.

 

Menurut Engadget, pada Selasa (13/2/2024), Meta menguji fitur Threads baru yang disebut “topik hari ini” di Amerika Serikat.

Bahkan Mark Zuckerberg selaku CEO Meta pun mengetahui fitur baru ini di akun Threads miliknya.

“Menjalankan uji coba kecil terhadap topik terbaik hari ini di Threads di AS. Kami akan meluncurkannya ke lebih banyak negara dan bahasa seiring penyesuaian…,” tulis Zuckerberg.

Mirip dengan Trending Topics on X, fitur ini akan menampilkan “topik yang dibicarakan orang”, dan akan muncul di pencarian dan didistribusikan di antara postingan di feed For You, menurut Meta.

“Sistem AI kami menentukan pola tertentu berdasarkan apa yang sedang dilakukan orang-orang di Threads,” kata kepala Instagram Adam Mosseri.

Menariknya, Threads akan menampilkan tren terkait politik dan pemilu. Faktanya, perusahaan milik Mark Zuckerberg sudah mengatakan tidak akan lagi memasukkan konten politik dalam rekomendasinya kecuali pengguna menyetujuinya.

“Konten politik bisa jadi membosankan,” kata juru bicara Meta. “Kami hanya akan menghapus konten politik jika tidak sesuai dengan pedoman komunitas kami atau kebijakan privasi lainnya yang diposting di media sosial.” 

Meta tidak lagi merekomendasikan konten politik kepada pengguna di Instagram atau Threads, menurut kepala Instagram Adam Mosseri.

Dia mengatakan pengguna masih akan melihat konten politik dari akun yang mereka ikuti, namun aplikasi tidak akan “memverifikasi” postingan tersebut.

Perubahan tersebut, yang akan diterapkan dalam beberapa minggu mendatang, memengaruhi akun publik, di mana algoritme rekomendasi Meta menampilkan konten atau postingan, seperti Reel dan Jelajahi Instagram, dan mendorong pengguna di Threads.

Mosseri tidak menguraikan bagaimana Meta menentukan apa yang dianggap sebagai ‘konten politik’, namun juru bicara Meta mengatakan konten tentang pemilu dan isu-isu sosial akan disertakan.

Definisi kami tentang konten politik adalah konten yang memuat topik-topik yang berkaitan dengan pemerintahan atau pemilu, seperti postingan tentang undang-undang, pemilu, atau isu-isu sosial lainnya, kata juru bicara tersebut, dikutip Engadget, Minggu (11/2/2024).

“Masalah global ini rumit dan sulit, artinya penjelasan ini akan terus berlanjut seiring kami terus berinteraksi dengan masyarakat dan komunitas yang menggunakan platform kami dan pakar eksternal untuk memahami jalur halus kami,” jelasnya.

Meskipun Meta membatasi komentar pada topik politik secara default, mereka yang tertarik melihat konten tersebut dapat berlangganan melalui Instagram dan pengaturan Threads. 

Perusahaan mengatakan fitur baru ini tidak akan memengaruhi cara orang melihat postingan dari akun yang mereka pilih untuk diikuti.

“Tujuan kami adalah menjaga kemampuan masyarakat untuk memilih berinteraksi dengan informasi politik, dan menghormati selera semua orang,” kata Mosseri.

Perubahan ini merupakan cara terbaru Meta untuk mencegah pengguna Threads mendiskusikan topik sensitif.

Perusahaan telah melarang topik sensitif, termasuk vaksin dan kata-kata terkait Covid, dari hasil pencarian di Threads.

Mosseri menambahkan bahwa Meta tidak ingin “mendorong” pengguna untuk memposting tentang “politik dan berita buruk” di aplikasi. 

Meta, sebaliknya, dikatakan memberikan label khusus untuk gambar yang dibuat oleh AI. Ini karena gambar yang dihasilkan AI dari OpenAI dan Google dapat dilihat lebih banyak.

Nick Clegg, presiden urusan global Meta, mengungkapkan rencana ini. Di situs perusahaan, Nick menulis bahwa Meta berusaha untuk lebih terlihat di situs media sosialnya.

Rencananya perusahaan besutan Mark Zuckerberg ini akan memberikan label jika gambar yang diunduh pengguna dibuat dengan AI.

Karya ini ditujukan pada platform media sosial yang menjadi tuan rumah pemilu tahun 2024, di mana semua orang akan melihat bagaimana Meta mengelola berita palsu di platformnya.

Dengan kemudahan penggunaan AI, orang-orang telah membuat foto palsu yang muncul di media sosial, berpura-pura menjadi foto asli. 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %