Meneropong Prospek Saham Indosat Usai Stock Split, Masih Menarik?
robbanipress.co.id, Jakarta – PT Indosat Tbk (ISAT) berencana menyelesaikan distribusinya. Perseroan akan melakukan stock split dengan perbandingan 1:4. Artinya seluruh pemegang satu saham saat ini akan dibagi menjadi 4 saham baru pada saat pemecahan.
Indosat saat ini mempunyai 8.062.702.739 lembar saham B yang ditempatkan dan disetor di perseroan dengan nilai nominal Rp100 per saham. Setelah stock split 1:4, jumlah saham yang ditempatkan dan disetor perseroan berubah menjadi 32.250.810.956 lembar saham dengan nilai setara Rp25 per saham.
Pemecahan nilai nominal saham seharusnya meningkatkan pangsa pasar saham Perseroan. Diharapkan dengan adanya divisi produk ini dapat meningkatkan kapasitas produk dan menarik minat para retailer khususnya para investor muda.
Analis memperkirakan saham ISAT memiliki prospek positif pasca stock split. Pakar pasar modal William Hartanto mencatat, saham ISAT saat ini bergerak ke arah yang lebih kuat. Jadi sahamnya harus menguat setelah stock split.
“ISAT saat ini sedang bergerak menuju support, sehingga diperkirakan akan terjadi penguatan lanjutan setelah break tersebut. Support dan resistance saat ini berada di 10.150 dan 11.975 Rekomendasi buy pada kelemahan sebagai zona support,” kata William dari robbanipress.co.id, Sabtu (24 /8/2024).
Senada, Analis Stocknow.id Abdul Haq Alfarooqi memperkirakan saham ISAT berpotensi lebih kompetitif dibandingkan harga saat ini. ISAT memiliki kemampuan untuk mendapatkan return yang lebih tinggi dari segi likuiditas. “Hal ini tercermin dari perkiraan harga pasca dividen saham ISAT yang berkisar pada kisaran 2.800-3.000 per lembar,”
“Saham ISAT berpotensi lebih kompetitif dibandingkan harganya saat ini. Manajemen melakukan stock split ini karena melihat investor berminat di bisnis telepon seluler pick up,” ujarnya.
Di pasaran Jumat kemarin, saham ISAT diperdagangkan di level 10.600 atau 0,00 persen Berdasarkan data RTI, saham ISAT turun 5,36 persen dalam sepekan. Namun masih naik 13,07% year-to-date atau year-to-date (YTD).
Sehubungan dengan pembagian saham tersebut, perseroan telah mendapat persetujuan prinsip dari BEI sesuai surat ini. S-08050/BEI.PP2/08-2024 tanggal 2 Agustus 2024. Selain itu, perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham atas pembagian saham tersebut melalui Rapat Khusus Anggota (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 24 September 2024. .
Sebelumnya, PT Indosat Tbk (ISAT) mencatatkan belanja modal atau capex (capex) sebesar Rp 4,52 triliun pada semester I 2024. Belanja modal tersebut belum termasuk hak guna usaha sebesar Rp 3,34 triliun.
“Sekitar 89,8% dari sumber daya ini dialokasikan ke pasar seluler untuk mendukung permintaan layanan data, dan sisanya dialokasikan untuk belanja modal MIDI dan TI,” kata Presiden, Chairman dan CEO Indosat Ooreedoo Hutchison, Vikram Sinha dalam bursa yang diumumkan pada Sabtu (3/8/2024).
Selain fokus mengembangkan jaringan Indosat, Indosat juga berkembang menjadi AI Native TechCo. Hal ini dilakukan untuk mempromosikan teknologi baru guna mendukung inovasi dan pertumbuhan di masa depan.
Upaya Indosat untuk memastikan keandalan jaringan telah menghasilkan peningkatan basis pelanggan mereka dengan 900.000 pelanggan baru. Secara total, basis pelanggan Indosat saat ini akan mencapai 100,9 juta pelanggan pada akhir semester pertama tahun 2024.
Peningkatan jumlah pelanggan korporasi menyebabkan peningkatan Internet sebesar 13,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Saat ini trafik data jaringan Indosat telah mencapai 7965 petabyte.
Hingga 30 Juni 2024, perseroan berhasil tumbuh dengan baik baik dari sisi pendapatan maupun laba. Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 27,98 triliun pada semester I 2024. Pendapatan tersebut meningkat 13,38% dibandingkan pendapatan pada semester I 2023 yang tercatat sebesar Rp 24,67 triliun.
Sedangkan EBITDA tumbuh lebih cepat dibandingkan pendapatan dengan peningkatan 17,8% year-on-year menjadi Rp 13.412,2 miliar. Margin EBITDA mencapai 47,9% pada semester pertama tahun 2024, yang menunjukkan kemampuan Perseroan dalam mengkonversi pendapatan menjadi laba.