Jadwal Diubah Tiba-tiba oleh Kementerian ESDM Jadi Alasan Menperin Tak Hadir Rapat Harga Gas Murah

Read Time:4 Minute, 17 Second

robbanipress.co.id, Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) ingin melanjutkan program harga gas bumi tertentu (HGBT). Program ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan daya saing dan investasi industri serta pertumbuhan perekonomian nasional.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Angkut, dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Dirjen ILMATE Kemenperin) Taufiek Bawazier menjelaskan, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita sangat berharap segera dilakukan rapat teknis untuk memastikan hal tersebut. Perluasan HGBT industri oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dan Menteri Keuangan.

Dia mengatakan, pertemuan yang dijadwalkan pada Jumat (22/3) itu semula dijadwalkan dimulai pada pukul 14.30. “Menteri Perindustrian sudah siap hadir dan pada Kamis malam diberitahu bahwa akan ditunda hingga pukul 13.30.

Namun Kementerian ESDM tiba-tiba pada Jumat pagi secara sepihak mengubah jadwal rapat menjadi pukul 10.00. Sementara itu, Menteri Perindustrian sudah memiliki agenda pelantikan 11 pejabat Kementerian Perindustrian sehingga menugaskan pejabat tingkat eselon 1 tersebut dalam rapat yang rencananya tiba-tiba berubah.

 

“Saya kemudian meluncur ke Kementerian ESDM di Jalan Medan Merdeka Selatan. Sesampainya di sana, rapat tersebut dibatalkan karena alasan Menteri Perindustrian tidak bisa hadir,” tambah Taufiek.

 

Dalam pertemuan dengan Menteri Keuangan dan Menteri ESDM, Taufiek menyampaikan kepada Menteri Perindustrian Agus pesannya mengenai perhitungan teknokratis manfaat dan multiplier effect HGBT bagi tujuh industri.

“Kami juga meminta agar program HGBT berdasarkan Keppres Presiden Jokowi dapat dilanjutkan bahkan diperluas dengan prinsip tidak meninggalkan siapa pun, tidak hanya pada tujuh sektor industri yang saat ini mendapat fasilitas tersebut,” jelas Taufiek.

 

Dalam keterangan singkatnya kepada kedua menteri, Taufiek menyebutkan total nilai HGBT termasuk listrik pada tahun 2021 hingga 2023 sebesar Rp 51,04 triliun. Sementara nilai plus perekonomian nasional sebesar Rp 157,20 triliun atau hampir tiga kali lipatnya.

Artinya manfaat dan multiplier effectnya sangat besar bagi ekspor, penerimaan pajak, pengurangan subsidi pupuk, dan investasi, tegas Taufiek.

Di antara tujuh industri penerima HGBT, industri pupuk, petrokimia, baja, keramik, kaca, petrokimia, dan sarung tangan karet berhasil meningkatkan nilai tambah ekspor pada tahun 2021-2023 sebesar Rp84,98 triliun. Nilai ekspor tertinggi dicapai pada bidang petrokimia. 48,49 triliun rubel.

Tak hanya ekspor, kenaikan pajak senilai Rp 27,81 triliun pun diterima. Multiplier effect penyerahan HGBT juga mendorong investasi baru sebesar Rp31,06 triliun, serta penurunan subsidi pupuk sebesar Rp13,33 triliun yang disebabkan oleh penurunan harga pokok produksi (HPP). Jadi logikanya, jika HGBT dihilangkan atau tidak diperpanjang, maka industri kehilangan peluang sehingga menyebabkan perekonomian melemah hingga tiga kali lipat. Hal ini juga menyebabkan produk kita menjadi tidak kompetitif, yang dapat menyebabkan penutupan pabrik dan PHK.

Taufiek mengingatkan, industri membutuhkan gas yang murah baik sebagai energi maupun bahan baku. “Pelaku industri juga mendapatkan gas dengan cara membelinya, tidak gratis. Dari sudut pandang ini, jelas pemerintah harus hadir,” tegas Taufik.

 

Dari portofolio penerima HGBT tahun 2023, industri penerima sebanyak 265 perusahaan dan listrik 56 perusahaan dengan total 321 perusahaan. Alokasi gas industri hanya 1.222,03 BBTUD dan listrik 1.231,22 BBTUD.

Artinya, alokasi HGBT yang diterima dari sektor ketenagalistrikan masih lebih banyak dibandingkan industri. “Itupun yang diberikan hanya 85,31 persen dan banyak permasalahan di industri, termasuk biaya tambahan,” jelas CEO ILMATE tersebut.

Kemenperin menilai meski terdapat kekurangan dalam penerapan HGBT, namun nilai positifnya masih lebih besar dibandingkan jika program ini tidak dilanjutkan. Tujuan utamanya adalah memastikan industri menerima gas murah.

Nah, ketika Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, termasuk SKK Migas menyatakan tidak bisa melanjutkan program HGBT, Kementerian Perindustrian meminta opsi atau rencana B dengan membuka keran impor gas dari negara tersebut. . Negara-negara Teluk. dengan harga bisa 3 USD/mmbtu untuk kebutuhan kawasan industri dengan kriteria sebagai berikut.

Hal ini tentunya dapat mencapai enam kali lipat nilai plus HGBT gas dalam negeri, sehingga akan mendukung industri nasional menjadi tangguh dan kuat serta berdaya saing di tingkat ASEAN dan global, serta meningkatkan kontribusi sektor industri terhadap perekonomian nasional.

 

Ia mengatakan sayang jika persoalan teknokratis diremehkan dengan hadirnya pejabat yang memutuskan apakah program LGBT akan diperluas atau tidak.

Sebenarnya istilah program LGBT “lanjutkan” atau “jangan lanjutkan” sangat trending, karena sebenarnya selama Perpres belum dicabut maka program LGBT harus tetap berjalan dan seluruh pembantu presiden wajib mendukung. keputusan presiden ini. ujar Taufik.

“Kementerian Perindustrian selalu siap membahas semua itu, mengingat HGBT bukan merupakan beban negara, melainkan investasi perekonomian, karena setiap perahu Rp.

Dulu, kelanjutan program harga gas bumi tertentu (HGBT) atau harga gas rendah masih belum menentu. Pasalnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita masih tak hadir dalam rapat koordinasi di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Jumat (22 Maret 2024).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan, dirinya bertemu dengan Menteri Keuangan Sri Mulyan dalam pertemuan tersebut. Karena Menteri Perindustrian masih berhalangan, belum ada kepastian kelanjutan program harga gas bumi murah bagi industri.  

Rapatnya cuma dua orang. Menteri Perindustrian tidak datang, Sri Mulyani hadir, jadi belum selesai, kata Arifin di Kementerian ESDM DKI Jakarta, Jumat (22/03/2024). ).

Arifin menegaskan, pengamanan program HGBT ke depan harus mencapai kuorum antara dirinya dengan Menteri Keuangan dan Menteri Perindustrian. Jadi usulan Menteri Perindustrian untuk memperluas industri yang mendapat harga gas murah itu harus dirundingkan langsung dengan yang bersangkutan. 

Ya, kita harus menilai dulu apakah gasnya cukup atau tidak, juga kapasitas negaranya. Kita harus imbang dulu hitung apakah pipanya terhubung atau tidak,” tambahnya.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Cara BNI Ajak Puluhan UKM di Makassar Didorong Go Global
Next post Acer Predator Helios Neo 16, Laptop untuk Pekerjaan Berat