Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024, Inovasi Pembalut Berbahan Tebu untuk Kurangi Pemakaian Plastik Virgin

Read Time:3 Minute, 21 Second

robbanipress.co.id, Jakarta – Banyak hal yang menjadi fokus pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024, termasuk meningkatnya sampah pembalut dan popok bayi. Pada tahun tersebut Menurut penelitian yang dilakukan pada tahun 2021, penggunaan popok bayi mencapai 17,44 juta per hari yang dapat menghasilkan 3.488 ton sampah setiap harinya.

Sedangkan untuk kebangkitan kebersihan, potensi sampahnya mencapai 42 ribu ton per bulan. Hal ini berdasarkan jumlah penduduk wanita usia subur pada tahun 2022 yang mencapai 73,44 juta jiwa yang menggunakan 1.151,2 juta pembalut per bulan.

Dalam beberapa dekade terakhir, perhatian terhadap dampak lingkungan dari produk sekali pakai semakin meningkat. Salah satu produk yang menjadi fokus adalah pembalut wanita yang sebagian besar berbahan dasar plastik murni dan bahan sintetis lainnya. 

Yukihito Ito dalam siaran persnya, Selasa, 4 Juni 2024 mengatakan, produk pembersih biasa seringkali menggunakan bahan turunan minyak bumi. Namun sumber daya alam tersebut mungkin akan habis dalam waktu 50 tahun jika terus menerus dimanfaatkan seperti sekarang.

Oleh karena itu, pada tahun 2021, Unicherm mulai memproduksi produk-produk higienis baru yang berbahan dasar biomaterial tebu. Berbeda dengan minyak bumi, tebu merupakan bahan dasar terbarukan sehingga dikatakan dapat menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.

Managing President PT Uni-Charm Indonesia Tbk Takumi Terawawa mengatakan, “Perusahaan kami berkontribusi terhadap realisasi tujuan SGD perusahaan.” “Kami ingin mendorong perusahaan dan konsumen serta masyarakat untuk melakukan tindakan kecil yang baik bagi manusia dan bumi, sehingga SGD dapat menjadi kenyataan.”

Biomaterial dikatakan digunakan di beberapa area produk seperti kemasan, lembaran atas, lembaran belakang, lembaran samping dan lembaran sayap. Mereka mengklaim seluruh bagian yang bersentuhan langsung dengan kulit menggunakan 100 persen bio fiber sehingga lebih lembut dibandingkan pembersih konvensional.

Berdasarkan penelitian mereka, konsumen di Indonesia sudah sadar akan produk ramah lingkungan. Terdapat 57,1 persen konsumen yang memiliki kebiasaan membeli produk sehari-hari yang ramah lingkungan, dan 50,6 persen konsumen lainnya bersedia membeli produk ramah lingkungan, meski harganya lebih mahal.

Uni-Charm memperhatikan perubahan kesadaran ini dan mulai mengembangkan produk ramah lingkungan. Takumi mengatakan, pihaknya bertekad berkontribusi lebih besar dalam mengurangi penggunaan plastik berbahan dasar minyak bumi.

Selain pembalut, Uni-Charm Company juga meluncurkan dua kategori lagi yakni popok bayi dan tisu antibakteri. Ketiga produk tersebut menggunakan logo “Bio-Material” pada kemasannya yang bertuliskan “Ayo lakukan sesuatu yang baik!” untuk pelanggan.

Peluncuran tiga produk berbahan biomaterial sekaligus merupakan yang pertama bagi Uniture Group. Dengan menggunakan biomaterial yang berasal dari tebu, batu kapur, minyak nabati, dan resin alami, produk ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan material yang berasal dari minyak bumi.

Di antara berbagai sumber daya alam yang digunakan dalam kehidupan, minyak bumi merupakan sumber daya yang paling penting karena tidak hanya dapat menjadi bahan bakar kendaraan atau menghasilkan listrik. Minyak bumi dapat digunakan sebagai bahan baku serat dan plastik.

Namun, karena minyak diproduksi melalui perubahan kimiawi dalam tubuh organisme hidup selama berabad-abad, jumlahnya terbatas dan dapat habis. Oleh karena itu, tahun ini Unicherm mengumumkan produk terbatas yang menggunakan bahan berbasis bio bekerja sama dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Produk-produk tersebut kabarnya sudah bisa dibeli di e-commerce dan beberapa toko offline mulai awal Juni 2024. “Sebagai perusahaan yang telah berbisnis di Indonesia selama lebih dari 25 tahun, kami menyadari bahwa kami mempunyai tanggung jawab untuk berkontribusi terhadap permasalahan sosial dan lingkungan. Oleh karena itu, kami akan terus melakukan berbagai inisiatif, dimulai dengan pengenalan produk ramah lingkungan. , ke kawasan berbagai kegiatan perlindungan lingkungan,” kata Takumi.

 

Dari 17 tujuan SGD tersebut, mereka berusaha mewujudkan tujuan nomor 12 melalui inisiatif ini, yaitu konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Selain itu, slogan perusahaan, Ethical for SDGs, berarti perlindungan lingkungan hidup, sumber daya laut, dan konservasi keanekaragaman hayati.

“Kami yakin dengan tindakan kebaikan kecil ini, kita bisa meraih prestasi besar di masa depan. Melalui aksi nyata Ethical Living for SDG’s, kita bertujuan menjadi masyarakat yang progresif dan beretika bagi masyarakat dan lingkungan,” ujarnya. Kepala Departemen Perencanaan Perusahaan Henny Indriati.

Hingga saat ini, Uni-Charm telah menjalankan berbagai kegiatan berdasarkan motto perusahaannya. Di antaranya pendidikan pemilahan sampah di sekolah dasar, pemasangan pembangkit listrik tenaga surya, kegiatan pembersihan sungai, dan peluncuran produk ramah lingkungan.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Iklan iPad Pro Tuai Kritikan, Apple Disebut Tone Deaf
Next post Membaca Pergerakan Warga saat Mudik Lebaran