PNBP dari Budidaya Lobster Sentuh Rp 3,6 Miliar

0 0
Read Time:2 Minute, 3 Second

robbanipress.co.id, Kementerian Kelautan dan Perikanan (MPF) Jakarta mengungkapkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari budidaya lobster mencapai Rp3.606.692.000.

Dari jumlah tersebut, Asisten Khusus Media dan Humas Doni Ismanto merinci Rp2.705.019.000 akan digunakan oleh masyarakat peternak, sedangkan R901.673.000 akan dikelola BLU untuk program pengelolaan lobsternya.

Menurut Dhoni, capaian tersebut menunjukkan keberhasilan kebijakan pengelolaan lobster yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (PermenCP) Nomor 7 Tahun 2024.

“Dengan kebijakan ini, kita punya PNBP,” kata Dhoni saat konferensi pers di kantor PKC (20 Juli 2024).

Bayangkan kalau selama itu banyak orang yang bilang BBL terbang ke luar negeri setiap hari, kita (negara) tidak mendapat apa-apa, katanya.

Selain itu, Doni menilai capaian Bank Nasional Polandia terkait budidaya lobster masih tergolong rendah sehingga menandakan ekspor produk perikanan tersebut masih perlu ditingkatkan.

Ia pun menegaskan pihaknya mendukung pengusaha lokal yang ingin mengekspor lobster legal.

“Barang (konvensional) sah dan diakui negara tujuan,” jelasnya.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (MOFF) terus menyoroti praktik penyelundupan benih lobster murni (BBL).

Direktur Jenderal Departemen Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pung Nugroho Saxono mengakui ada beberapa tantangan dalam proses penangkapan penyelundup BBL.

Dia mencontohkan kasus penyelundup BBL yang ditangkap berpura-pura menjadi kurir atau pemasok lobster asing.

Sulit mendapatkan kurir untuk mengetahui keberadaan dan identitas Mafia Benih Lobster lainnya.

“(Saat pemeriksaan) biasanya kami mengidentifikasi kurir yang memesan dan memberikan modal, dan (memantau) sesampainya di sana. Malah biasanya kurir-kurir tersebut tidak mau membukanya. Jadi diajari bagaimana caranya, berhenti, berhenti kalau ada yang tidak beres,” kata Ipunk saat jumpa pers di kantor CKP, Jakarta, Jumat (14/06/2024). Dirjen PSDKP memastikan akan melakukan hal tersebut. pasti tidak menyerah. Penyidik ​​menggali lebih dalam ponsel kurir tersebut dan menggunakannya untuk mengidentifikasi keberadaan mafia lobster.

“Kami punya strategi pembongkaran ponsel. Dari situ kita bisa memonitor komunikasi ponsel dimana saja. Teknologi ini kita punya untuk keperluan investigasi, seperti saat kapal Run Zheng ditangkap, kita sita semua ponsel awak kapal, oh dia sedang berkomunikasi di sana, belakangan kita tahu, ”jelasnya.

 

 

Ipank juga mengungkapkan, pihaknya bekerja sama dengan pemerintah Singapura untuk memantau segala aktivitas terkait penyelundupan benur lobster.

Singapura dan Malaysia diketahui kerap menjadi tempat transit penyelundupan benih lobster sebelum dikirim ke negara lain.

“Kami mencoba dengan Singapura. Mereka bahkan sepakat mengunjungi pangkalan PSDKP Batam dan menghentikan penyelundupan melalui laut. Sekarang dia ke Malaysia,” jelasnya.

Ipank mengatakan, “Betul penyelundup (BBL) itu cerdik sekali, jadi kami tidak mau menyerah. Kalaupun mau ke sana, jalan, ke gudang, kami bunuh di jalan. “

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %