Bangun Kapasitas untuk Dorong Inovasi: Rekapreneur dan Kedaireka Academy sebagai Katalis Ekosistem Inovasi Indonesia

Read Time:1 Minute, 42 Second

JAKARTA – Indonesia berada pada titik di mana kolaborasi inovasi antara akademisi dan industri menjadi semakin penting. Dalam konteks ini, dua program utama, Rekapreneur dan Kedaireka Academy, muncul sebagai inisiatif yang menjembatani kesenjangan antara pendidikan tinggi dan dunia industri.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Abdul Haris mengatakan penting bagi kita untuk membangun kapasitas yang kuat di seluruh komponen ekosistem inovasi.

“Program seperti Rekapreneur dan Kedaireka Academy dirancang untuk mendukung akademisi dan praktisi industri agar dapat bekerja sama secara lebih efektif. “Dengan kapasitas yang tepat, kita bisa memastikan kolaborasi ini tidak hanya menghasilkan ide-ide cemerlang, tapi juga solusi yang bisa diimplementasikan dan berdampak nyata bagi kemajuan Indonesia,” ujarnya.

Namun, keberhasilan program-program ini sangat bergantung pada upaya personel universitas dan industri dalam membangun kapasitas kolaborasi yang memadai. Apa yang membuat kapasitas ini begitu penting dan bagaimana memperkuat ekosistem inovasi di Indonesia?

Mengembangkan pemahaman dan keterampilan kolaborasi

Sebagai program yang memberikan kegiatan pendampingan antara calon universitas penawar dengan calon mitra bisnis dan industri, Rekapreneur berupaya untuk menciptakan saling pengertian. Namun, tantangan utamanya adalah kurangnya pengalaman praktis para akademisi dalam membangun kemitraan yang efektif dengan industri.

Matrissya Hermita, Direktur PMO Kedaireka 2024, menjelaskan bahwa program ini tidak hanya bertujuan mempertemukan akademisi dan industri, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan yang diperlukan untuk membangun kemitraan yang sukses.

Demikian pula dengan Kedaireka Academy yang memberikan pelatihan dan pendampingan mendalam, menghadapi tantangan yang timbul dari rumitnya proses pengajuan Dana Pendampingan (PDP). Proses ini memerlukan pemahaman tentang strategi kolaborasi, kepatuhan terhadap peraturan, dan penyelarasan dengan standar DIKTI.

“Di Kedaireka Academy, kami memastikan peserta memahami setiap tahapan proses dan mendapatkan panduan yang jelas untuk mencapai tujuan mereka,” tambah Matrissya.

Kolaborasi yang sukses memerlukan pemahaman dan pengertian yang mendalam antara semua pihak yang terlibat. Di sinilah kapasitas menjadi sangat penting. Rekapreneur membantu menjembatani kesenjangan ini dengan menjalin komunikasi yang efektif dan menyelaraskan tujuan antara mitra akademis dan industri sebelum mengadakan perjanjian atau kolaborasi.

“Penyelarasan tujuan antara akademisi dan industri merupakan landasan keberhasilan kolaborasi. Hal ini selalu kami tekankan dalam setiap sesi pendampingan,” kata Matrissya Hermita.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post 35 Kata-Kata Kurt Cobain Bahasa Inggris dan Artinya Tentang Kehidupan
Next post Mendobrak Batas Anak Tukang Ukir: Ulfatun Nikmah, Lulusan SMK Raih Gelar Magister FEB UGM