WHO Sebut Suhu Panas Ekstrem Bunuh 175.000 Orang di Eropa

0 0
Read Time:58 Second

Jakarta – Lebih dari 175.000 orang meninggal setiap tahun akibat gelombang panas di Eropa, tempat suhu meningkat lebih cepat dibandingkan wilayah lain di dunia, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Benua Eropa menyumbang 176.040 kematian atau 36% dari hampir 489.000 kematian terkait panas yang dicatat oleh WHO setiap tahunnya antara tahun 2000 dan 2019.

Badan tersebut mengatakan suhu di Eropa dua kali lipat dari rata-rata global.

“Panas ekstrem meningkatkan penyakit kronis, termasuk penyakit kardiovaskular, pernapasan, dan serebrovaskular (stroke), kesehatan mental, dan penyakit terkait diabetes,” kata Direktur Regional Eropa WHO, Hans Kluge dalam keterangannya, Minggu (8 April), seperti dilansir oleh AFP. . /2024).

Ia mengatakan, musim panas yang terik akan menimbulkan kesulitan bagi para lansia dan menjadi beban tambahan bagi ibu hamil.

“Tiga tahun terpanas yang pernah tercatat di kawasan ini (Eropa)”

“Semua itu terjadi karena tahun 2020 merupakan tahun terpanas ke-10 sejak tahun 2007,” kata Kluge.

Menurut WHO, jumlah kematian akibat cuaca panas di kawasan ini meningkat 30% selama dua dekade terakhir.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, stres panas terjadi ketika tubuh manusia tidak dapat mempertahankan suhu optimal.

“Penyakit ini adalah penyebab utama kematian terkait perubahan iklim di kawasan Eropa,” tulis WHO.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %