Guru Besar UGM Ungkap Terima Pesan Berisi Makian Usai Aksi Kampus Menggugat

0 0
Read Time:2 Minute, 6 Second

robbanipress.co.id, SLEMAN — Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Profesor Koentjoro, mengungkapkan pesan berisi makian dikirimkan kepadanya dari orang tak dikenal. Pesan tersebut diterimanya pada Sabtu pagi (16/3/2024) sekitar pukul 06.45 WIB.

“Setelah itu tidak ada lagi,” kata Profesor Koentjoro kepada Republika, Senin (18/3/2023). 

Ia mengaku tidak mengetahui siapa pengirim pesan tersebut. “Saya juga bertanya-tanya dari mana saya mendapatkan nomor ponsel saya,” ujarnya.

Pesan tersebut menuding Profesor Koentjoro melindungi pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Tudingan tersebut membuat Profesor Koenjoro kerap bersuara soal kecurangan pemilu.

“Pemilihannya curang, pemilunya curang. Mbah mu u u u. Koe arep mbelo koncomu 03 to, oalah pak selasa pak…. Saya orang Jawa Tengah yang kurang senang dengan Ganjar,” bunyi pesan yang diterima Profesor Koentjoro.”

Pengirim pesan tersebut juga mengaitkan sikap Profesor Koentjoro yang diduga melindungi paslon nomor 03 karena tertarik pada posisi tertentu jika Ganjar-Mahfud menang di Pemilu 2024: “Bagaimana tidak bicara pemilu itu penipuan, kamu akan menang… Itu karena janggutmu, itu menyebalkan…” pesan itu terbaca. 

Dia ragu untuk mengambil tindakan dalam hal ini.  “Sebenarnya saya menggunakan tempat belajar,” ujarnya. 

Sebelumnya, aksi ‘Gugat Kampus’ juga dilakukan oleh sejumlah sivitas akademika UGM di Aula UGM, Selasa (12/3/2024). Beberapa guru besar hadir dalam kegiatan ini, antara lain Profesor Koentjoro, Profesor Sigit Riyanto, Profesor Wahyudi Kumorotomo, Profesor Budi Setiadi Daryono dan beberapa akademisi lainnya. Rektor UGM Arie Sujito turut hadir dalam acara tersebut.

Dalam kegiatan ‘Gugat Kampus’ tersebut, sivitas akademika UGM beberapa kali menyampaikan seruan. Pertama, adanya seruan agar perguruan tinggi menjadi lembaga ilmiah yang sehat, beretika, independen, dan mempunyai kebebasan akademis penuh untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan mengungkapkan kebenaran berdasarkan fakta, nalar, dan penelitian ilmiah.

Kemudian civitas akademika UGM juga meminta seluruh elemen masyarakat sipil untuk terus kritis terhadap berjalannya pemerintahan dan tidak berhenti memperjuangkan kepentingan masyarakat pada umumnya. Lingkungan akademik UGM juga mendorong para penguasa, baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif, untuk menjunjung tinggi prinsip demokrasi, dan menjunjung tinggi amanat konstitusi dalam menjalankan kekuasaan. 

Selain itu, mereka juga meminta ketiga lembaga tersebut tetap menegakkan supremasi hukum dan menghapuskan segala bentuk korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) tanpa menerima adanya pelanggaran hukum, etika, dan moralitas dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Serta bersungguh-sungguh mewujudkan keadilan ekonomi dan sosial bagi seluruh warga negara dan tidak membiarkan negara dibajak oleh oligarki dan politisi oportunistik yang terus mencari uang melalui kebijakan yang merugikan rakyat pada umumnya. Selain aksi ‘Gugat Kampus’, sivitas akademika UGM juga menyampaikan keinginannya melalui ‘Petisi Bulaksumur’. Profesor Koentjoro membaca petisi tersebut. 

 

 

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %