Indonesia Cetak Deflasi Pertama Sejak Agustus 2023

Read Time:3 Minute, 32 Second

robbanipress.co.id, Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat deflasi Indonesia sebesar 0,03% (mom/mtm) pada Mei 2024, yang pertama sejak Agustus 2023

“Akan terjadi deflasi pada Mei 2024 setelah terakhir deflasi pada Agustus 2023,” kata Plt. Kutipan Kepala BPS Amalie Adininggar Widyasanti dari Antara, Senin (06/03/2024).

Indeks harga konsumen (IHK) bulanan mengalami penurunan dari 106,40 pada April 2024 menjadi 106,37 pada Mei 2024. Dengan tren tersebut, inflasi tahunan mencapai 2,84 persen. 1,16 persen per tahun. (tahun sampai saat ini/tahun).

Amalija memperkirakan beras menyumbang deflasi bulanan paling besar yakni 0,15 persen.

“Pada tahun 2024, beras kembali mengalami deflasi sebesar 3,59 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,15 persen,” ujarnya.

Meski produksi beras mulai menurun, namun deflasi beras kembali terjadi, kata dia, karena persediaan masih melimpah.

Selain beras, barang-barang lain yang menyumbang deflasi bulanan antara lain daging ayam ras dan ikan segar masing-masing 0,03 persen, tomat dan cabai rawit masing-masing 0,02 persen, serta pepaya dan kentang masing-masing 0,01 persen. Angkutan

Selain itu, kelompok transportasi menyumbang deflasi terbesar kedua pada bulan tersebut. Deflasi pada kelompok transpor sebesar 0,38 persen.

Kelompok transpor menyumbang deflasi bulanan (mtm) sebesar 0,04 persen. Pos-pos yang dominan menyumbang deflasi adalah tarif antar kota sebesar 0,03 persen, tiket pesawat sebesar 0,02 persen, dan tarif kereta api sebesar 0,01 persen.

Selain itu, berdasarkan sebaran wilayah, Amalia menjelaskan, sebanyak 24 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami inflasi. Sementara 14 lainnya mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi sebesar 2,00 persen tercatat di Papua Selatan, sedangkan deflasi tertinggi tercatat di Banten sebesar 0,52 persen, ujarnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Mei 2024 Indonesia mencatat deflasi sebesar 0,03 persen. Deflasi ini disebabkan oleh deflasi pada komponen harga yang diatur negara dan komponen harga yang berfluktuasi.

Deflasi harga penyesuaian negara sebesar 0,13 persen dan kontribusi deflasi sebesar 0,02 persen, kata Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti saat jumpa pers BPS, Senin (06/03/2024).

Barang-barang yang memberikan sumbangan terbesar terhadap deflasi komponen ini adalah harga angkutan antar kota, angkutan udara, dan tiket kereta api.

Kemudian bagian nilai tukar yang berfluktuasi mengalami penurunan 0,69 persen. deflasi dan 0,12 persen. Komoditas dominan yang memberikan kontribusi terhadap deflasi komponen harga yang berfluktuasi adalah beras, ayam ras, tomat, dan cabai rawit.

Sedangkan inflasi inti sebesar 0,17 persen dan inflasi inti sebesar 0,11 persen. Komoditas yang dominan menyumbang inflasi inti adalah emas, perhiasan, gula pasir, kue lemak, dan biaya sewa rumah.

Sebagai informasi, Amalija menyebutkan inflasi mencapai 2,84 persen setiap tahunnya. Sedangkan inflasi tahun kalender mencapai 1,16 persen.

“Pada Mei 2024 terjadi deflasi bulanan sebesar 0,03%, indeks harga konsumen turun dari 106,40 pada April 2024 menjadi 106,37 pada Mei 2024,” ujarnya.

Amalia menjelaskan, pada tahun 2024, deflasi pada bulan Mei merupakan yang pertama sejak deflasi terakhir pada tahun 2023. Pada bulan Agustus, kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau memberikan kontribusi deflasi paling besar, dengan deflasi sebesar 0,29% dan kontribusinya sebesar 0,08. %.

Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,03 persen pada Mei 2024, menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS). Sedangkan inflasi sepanjang tahun mencapai 2,84 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender mencapai 1,16 persen.

“Pada Mei 2024 bulan deflasi sebesar 0,03 persen, IHK turun dari 106,40 pada April 2024 menjadi 106,37 pada Mei 2024,” kata Plt Kepala BPS Amalia A. Widyasanti dalam konferensi pers BPS, Kamis (4 Februari 2024). ).

Amalia menjelaskan, deflasi pada Mei 2024 merupakan yang pertama sejak deflasi terakhir pada 2023. Agustus Penyumbang deflasi terbesar adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami deflasi sebesar 0,29 persen, sedangkan kontribusinya sebesar 0,08 persen.

Penyumbang deflasi terbesar adalah beras dengan pangsa deflasi 0,15%, ayam ras dan ikan segar dengan pangsa deflasi 0,03%, serta tomat dan cabai rawit dengan pangsa deflasi 0,02%.

Pos-pos yang memberikan sumbangan deflasi lainnya adalah tiket antar kota dengan porsi deflasi sebesar 0,03 persen, harga angkutan udara dengan porsi deflasi sebesar 0,02 persen, dan disusul harga tiket dengan porsi deflasi sebesar 0,01 persen.

Selain itu, terdapat komoditas penyumbang inflasi antara lain emas, perhiasan, bawang merah, cabai merah yang tingkat inflasinya sebesar 0,05 persen.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Mengenal Relationship Coach, Bantu Hadapi Tantangan Cinta di Kalangan Urban
Next post Mobil SUV Canggih Buatan Indonesia Diekspor ke Luar Negeri