Bahlil Lahadalia: Freeport Bakal Beroperasi hingga 2061
robbanipress.co.id Jakarta Menteri Penanaman Modal/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia buka suara terkait perpanjangan Izin Pertambangan Khusus (IUPK) PT Freeport Indonesia (PTFI).
Bahlil mengatakan Freeport Indonesia akan mendapatkan perpanjangan IUPK selama 20 tahun, yakni hingga tahun 2061, setelah kontrak berakhir pada tahun 2041.
Oleh karena itu, guna mempercepat penyelesaian perpanjangan IUPK PTFI, pemerintah tengah merampungkan peninjauan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 96 Tahun 2021 terkait Penyelenggaraan Kegiatan Pertambangan Komersial Mineral dan Batubara. “Oh hampir final, tinggal menunggu PPnya saja,” kata Bahlil dalam jumpa pers pemaparan kinerja investasi triwulan I 2024 di kantor Kementerian BKPM, Senin (29/4/2024).
Lebih lanjut Bahlil mengatakan, pemerintah memperpanjang kontrak IUPK PTFI karena cadangan dan produksi mineral PTFI diperkirakan mencapai puncaknya pada tahun 2035.
“Karena sekarang kita menjalankannya di bawah tanah, jika kita tidak melakukan eksplorasi pada tahun 2035, produksi akan berakhir dan eksplorasi memakan waktu 10 hingga 15 tahun. Jadi kalau kita tidak memperluas mereka untuk melakukan kajian, maka tahun 2040 nanti PTFI yang menang.” “Tidak akan berhasil, jadi jangan berasumsi ada yang salah,” jelas Bahlil. Tindakan pemerintah lebih lanjut
Selain itu, alasan lainnya adalah porsi pemerintah Indonesia di PTFI meningkat sebesar 10 persen. Maka dengan tambahan itu, otomatis total saham pemerintah di PTFI mencapai 61 persen.
“Dengan harga yang sangat murah, ke depan PTFI Indonesia sudah punya 61 persen, mau apa lagi dan utang penjualan kemarin kalau berdasarkan dana, kemungkinan besar akan lunas di tahun 2024,” pungkas Bahlil Lahadalia.
Sebelumnya, program hilirisasi yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus berjalan. Kabar terkini datang dari anggota grup MIND ID PT Freeport Indonesia (PTFI) melalui PT Smelting. Perseroan mengoperasikan pabrik peleburan tembaga di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Holding BUMN industri pertambangan Indonesia konsisten menjalankan program hilirisasi dengan terus menggalakkan pembangunan smelter yang mengolah komoditas mulai dari bahan mentah hingga bahan setengah jadi dan produk jadi.
Sekretaris Perusahaan MIND ID Heri Yusuf menjelaskan hilirisasi manufaktur merupakan upaya industri untuk mengolah bahan mentah atau barang dari awal hingga akhir menjadi produk yang bernilai tambah tinggi.
Sumber daya alam Indonesia diharapkan tidak lagi dijual sebagai bahan mentah, melainkan diubah menjadi produk setengah jadi atau jadi. Langkah ini akan semakin meningkatkan pendapatan pemerintah bagi perekonomian negara.
“Tujuan utama dibangunnya smelter adalah untuk menciptakan nilai tambah sebesar-besarnya bagi perekonomian Indonesia. Kapasitas produksi Freeport Indonesia akan meningkat dengan tersedianya smelter atau pabrik yang memiliki fasilitas untuk kegiatan pemurnian konsentrat tembaga, ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (24/04/2024).
Heri mengatakan, pembangunan kilang tembaga PTFI merupakan bagian dari program pemerintah untuk mempercepat hilirisasi pertambangan.
Saat ini progres pembangunan smelter tersebut sesuai jadwal dan siap beroperasi pada Juni 2024. Sedangkan smelter PTFI akan mulai berproduksi pada Agustus 2024 dan mencapai kapasitas penuh pada akhir Desember 2024.
“Setelah smelter beroperasi penuh pada akhir tahun 2024, seluruh produk pertambangan PTFI akan dimurnikan di dalam negeri. Hal ini akan meningkatkan nilai tambah dan berkontribusi signifikan terhadap pendapatan negara,” kata Heri.
Sekadar informasi, pembangunan smelter ini diwajibkan Izin Pertambangan Khusus (IUPK) PTFI. Pabrik pengecoran tersebut berlokasi di kawasan ekonomi khusus (KEK) JIIPE, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.
Anggota grup PTFI MIND ID telah melakukan investasi hingga USD 3,1 miliar atau setara Rp 48 triliun hingga akhir Desember 2023. Ini merupakan pengecoran PTFI yang kedua. Pabrik pengecoran pertama dibangun pada tahun 1996 dan dioperasikan oleh PT Smelting.
Pabrik tembaga single-line terbesar di dunia ini akan mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton dan memproduksi katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.
Produk utama pabrik ini adalah katoda tembaga, emas murni dan perak batangan serta PGM (Platinum Group Metal). Produk sampingannya meliputi asam sulfat, gipsum, dan timbal.