Pria Asal Jepang Ditahan Gara-Gara Retas Game Pokemon dan Jual Monster Buatan
robbanipress.co.id, Jakarta – Polisi Jepang menangkap seorang pria setelah terbukti merusak data penyimpanan game Nintendo Switch Pokemon Scarlet dan Violet. Data ini kemudian digunakan untuk membuat figur monster khusus yang kemudian dijual di pasar game online.
Menurut NHK dan Asahi Shimbun, polisi Prefektur Kochi menangkap Yoshihiro Yamakawa yang berusia 36 tahun pada tanggal 9 April setelah patroli dunia maya menemukan pria tersebut menjual karakter siap pakai secara online.
Menurut The Verge, Sabtu (13/4/2024), Yamakawa menggunakan alat online untuk mengubah data simpanan game. Dia ditangkap karena melanggar undang-undang Jepang yang dikenal sebagai Undang-Undang Pencegahan Persaingan Anti Persaingan.
Laporan polisi menyatakan bahwa patroli polisi Jepang menangkap Yamakawa ketika dia menerima surat perintah penangkapan.
Yamakawa ketahuan menawarkan penawaran untuk monster yang terlatih dan langka. Dimana ia menjual “6 Pokemon hanya dengan 30 USD (setara Rp 490 ribu)” di platform online yang menjual resource dan karakter game.
Sekadar informasi, game Pokemon Scarlet dan Violet termasuk pertarungan dan pengumpulan monster. Tak heran jika game ini dipenuhi dengan berbagai monster Pokemon yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Dalam game ini, pemain melakukan serangan yang semakin sulit untuk menangkap monster langka. Mereka melatih, bertarung, dan kemudian membiakkan monster-monster tersebut. Sejumlah pemain yang kecanduan game ini juga rela membeli monster langka di dark web.
Karena tingginya permintaan, berbagai hal ilegal pun dilakukan, termasuk oleh Yamakawa. Namun permasalahan seperti ini bukan kali pertama terjadi.
Pada tahun 2021, polisi Jepang menangkap seorang pria berdasarkan hukum yang sama, karena dia secara ilegal mengubah data penyimpanan game Pokemon Sword dan Shield.
Dalam laporan mengenai kejadian tersebut, peretasan data dan penyimpanan game Pokémon menjadi praktik yang tersebar luas di kalangan pelanggan aturan. Oleh karena itu, The Pokemon Company mulai menindak praktik ilegal tersebut.
Pada periode antara Desember 2022 hingga Maret 2023, Yamakawa dikabarkan telah menjual monster kustom dengan harga masing-masing hingga ¥13.000, atau setara dengan $85.
Meski mengakui perbuatannya, Yamakawa mengaku bahwa apa yang dilakukannya adalah usahanya mencari nafkah.
Polisi menduga total keuntungan Yamakawa mencapai jutaan yen atau setara puluhan hingga ratusan ribu dolar AS. Investigasi masih berlangsung.