LinkedIn Ikut Tren! Siap Luncurkan Fitur Video Pendek Mirip TikTok di Feed
robbanipress.co.id, Jakarta – LinkedIn dikabarkan sedang menguji fitur feed video pendek mirip TikTok di aplikasinya.
Informasi tentang fitur LinkedIn baru ini telah dikonfirmasi oleh perusahaan kepada TechCrunch, yang semakin memperkuat dorongan perusahaan untuk memperkenalkan feed video pendek.
Seperti dilansir TechCrunch pada Sabtu (30/3/2024), aliran video pendek mirip TikTok ini ditemukan di LinkedIn oleh Austin Null, direktur strategi di agensi McKinney.
Dia juga merilis video pendek yang menunjukkan seperti apa feed baru tersebut di LinkedIn dan di mana feed tersebut akan muncul di bawah tab “Video” di bilah navigasi aplikasi.
Mengetuk tombol “Video” akan memasukkan pengguna ke aliran vertikal video pendek yang dapat digulir — seperti TikTok.
Selain itu, pengguna dapat menyukai, mengomentari, atau berbagi video dengan orang lain.
Sayangnya, LinkedIn tidak memberikan informasi bagaimana cara menentukan video mana yang muncul di feed pengguna.
Meskipun konten video pendek di media sosial lain lebih beragam, feed video pendek LinkedIn jelas berfokus pada karier dan profesionalisme.
Meskipun nantinya pengguna dapat mengunggah video mereka sendiri, umpan khusus ini dirancang untuk meningkatkan keterlibatan pengguna di platform.
Namun kapan fitur ini akan tersedia untuk semua pengguna LinkedIn? Perusahaan milik Microsoft ini belum mengumumkan kapan fitur barunya ini akan tersedia di seluruh dunia.
LinkedIn, sebaliknya, akan menambahkan fitur permainan berbasis teka-teki ke platform media sosialnya.
Hal ini ditemukan oleh peneliti aplikasi Nima Owj, yang mengunggahnya ke akun X dan juga memposting beberapa tangkapan layar dari beberapa game di LinkedIn.
Seperti dilansir TechCrunh pada Selasa (19/3/2024), kinerja karyawan atau pengguna akan mempengaruhi peringkat perusahaan tempat mereka bekerja dalam game tersebut.
Platform media sosial pencari kerja ini dikabarkan sedang mengerjakan beberapa game seperti Queens, Inference, Crossclimb.
Meskipun telah mengonfirmasi bahwa mereka sedang mengembangkan game yang terintegrasi dengan LinkedIn, perusahaan belum mengatakan kapan fitur LinkedIn baru ini akan tersedia secara global.
Selain itu, belum diketahui apakah game puzzle tersebut akan tersedia sepenuhnya untuk pengguna gratis atau hanya untuk pelanggan LinkedIn berbayar.
Analisis profil LinkedIn mengungkap tren pergantian karyawan di perusahaan teknologi.
Berdasarkan analisa “LinkedIn”, diketahui bahwa “Google” adalah alamat mantan karyawan “Apple” yang mengundurkan diri.
Analisis tersebut dilakukan Switch on Business, mengutip Tech Times pada Sabtu (25/11/2023). Dimana, penelitian ini didasarkan pada profil LinkedIn yang terkait dengan beberapa perusahaan teknologi besar.
Penelusuran komprehensif di Google, Amazon, Apple, Meta, Microsoft, IBM, Tesla, Oracle, Netflix, Nvidia, Salesforce, Adobe, Intel, dan Uber berfokus pada mengidentifikasi karyawan dan afiliasi profesional mereka di perusahaan-perusahaan ini.
Rupanya, beberapa dari mereka yang baru bergabung dengan Apple sebagai karyawan juga bekerja di Intel, Microsoft, dan Amazon. Selain itu, akuisisi Intel terhadap bisnis modem ponsel pintar pada tahun 2019 memainkan peran penting dalam lanskap perekrutan Apple.
Sementara dari para karyawan Apple yang mengundurkan diri, mayoritas memilih ke Google sebagai target utama. Ini mengalahkan opsi lain seperti Amazon dan Meta.
Menurut 9to5Mac, tempat kerja terbaik bagi mantan karyawan Apple termasuk Google, Meta, Amazon.
Sementara itu, hasil menarik dari survei perekrutan Apple ini menunjukkan bahwa Apple mempekerjakan sebagian kecil tenaga kerjanya dari raksasa teknologi lain, hanya 5,7 persen.
Hal ini berbeda dengan pesaing utama mereka seperti Meta (26,5 persen), Google (25,1 persen) dan Salesforce (20,7 persen).
LinkedIn disebut-sebut sedang beradaptasi dengan perubahan besar, terutama terkait kecerdasan buatan atau kecerdasan buatan, seiring kemajuan teknologi yang semakin pesat.
Awal bulan ini, situs jejaring sosial profesional juga memperkenalkan fitur AI untuk membantu pengguna meningkatkan keterlibatan dan pembuatan konten. Namun fitur ini hanya tersedia untuk pengguna Premium.
Namun, langkah tersebut merupakan langkah maju bagi perusahaan dalam memperkenalkan alat AI yang dapat membantu pengguna terhubung dengan profesional lainnya.