Mengenal Mutual Breakup Blues, Perpisahan yang Sudah Disepakati Bersama
robbanipress.co.id, Jakarta – Tidak bisa dipungkiri bahwa hubungan antarmanusia sangatlah kompleks. Apalagi jika menyangkut hubungan romantis dengan orang lain.
Meski sering kali kita mendambakan akhir kisah cinta yang bahagia, kenyataannya tidak semua hubungan bisa bertahan lama. Ada kalanya dua orang yang dulunya saling mencintai dan menyadari bahwa mereka tidak bisa putus, kemudian sepakat untuk mengakhiri hubungan mereka.
Ini juga disebut duka karena perpisahan yang saling menguntungkan. Laporan dari Pinkvilla, Rabu (29/5/2024), kita akan mengetahui bagaimana rasa duka karena saling berpisah.
Karena ini adalah fase yang sulit dalam jaringan hubungan manusia yang kompleks. Selain itu, tahapan juga dapat ditentukan oleh kedewasaan, rasa hormat, dan pencarian kebahagiaan pribadi. Memahami Blues Perpisahan
Blokir pemisahan timbal balik, juga dikenal sebagai pemisahan yang menguntungkan, terjadi ketika kedua pasangan dalam hubungan yang berkomitmen membuat keputusan bersama. Keputusan ini diambil setelah pertimbangan matang dan komunikasi terbuka, tanpa kemarahan atau kepahitan di akhir hubungan sebelumnya.
Hal ini terjadi karena berbagai alasan, seperti semakin besarnya perpisahan dalam hubungan, perubahan tujuan hidup, atau kurangnya rasa harmonis dalam hubungan romantis. Namun, yang membedakannya dari perpisahan pada umumnya adalah tidak adanya kemarahan atau kebencian.
Sebaliknya, situasi ini mewakili pendekatan yang dewasa dan penuh kasih sayang terhadap hubungan romantis. Kemudian tentang pemahaman yang memungkinkan kedua belah pihak saling menghormati.
Seringkali, orang-orang yang putus masih peduli satu sama lain dan mungkin menjadi teman atau tetap berhubungan dari waktu ke waktu. Apalagi jika mereka memiliki persahabatan yang kuat dan tulus sebagai landasan hubungan mereka.
Lantas bagaimana cara mengetahui jika hubungan Anda dengan pasangan benar-benar memasuki tahap saling berduka cita? Setidaknya ada beberapa tanda yang akan dirasakan, seperti: 1. Kurangnya komunikasi
Jika Anda dan pasangan semakin jarang berkomunikasi, menghindari percakapan yang mendalam, atau semakin sedikit berbagi tentang kehidupan Anda, ini mungkin menunjukkan semakin jauhnya jarak emosional. 2. Hilangnya rasa keintiman
Kurangnya keintiman fisik atau keintiman emosional mungkin merupakan tanda terputusnya hubungan antara Anda dan pasangan. 3. Sering terjadi konflik
Meningkatnya konflik dan pertengkaran, terutama pada isu-isu mendasar, mungkin mengindikasikan bahwa Anda semakin menjauh. 4. Tidak ada rencana masa depan
Jika diskusi tentang rencana, seperti hidup bersama atau menikah, terhenti atau menjadi tegang, hal ini mungkin menunjukkan adanya perbedaan dalam tujuan jangka panjang. 5. Hilangnya kesenangan dan tawa
Jika Anda menemukan bahwa suatu hubungan telah kehilangan rasa bahagia dan tawa bersama, ini mungkin menunjukkan kurangnya keharmonisan di antara Anda. 6. Munculnya kebencian
Akumulasi konflik yang belum terselesaikan dan meningkatnya perasaan benci terhadap satu sama lain mungkin merupakan tanda-tanda memburuknya hubungan. 7. Selalu di sela-sela diskusi
Diskusi terbuka atau menyebutkan kemungkinan putusnya hubungan merupakan indikasi jelas adanya masalah mendasar. 8. Ubah prioritas
Jika pasangan Anda atau Anda sedang menilai kembali tujuan hidup Anda dan Anda tidak melihat hubungan tersebut sejalan dengan rencana tersebut, itu bisa menjadi tanda bahwa Anda tersesat.
Meskipun kondisi ini tampak ideal, kenyataannya memisahkan diri bisa jadi sulit. Beberapa penyebabnya adalah: 1. Adanya keterikatan emosional
Dalam perpisahan, biasanya terdapat hubungan emosional yang kuat antara pasangan. Mengucapkan selamat tinggal kepada seseorang yang sangat Anda sayangi bisa sangat menguras emosi. 2. Rasa kehilangan
Setelah mempertimbangkan dengan cermat, keputusan dibuat untuk mengakhiri hubungan. Artinya kedua pasangan mengetahui apa yang hilang. Hal ini dapat menimbulkan perasaan kehilangan dan kesedihan. 3. Adanya ketidakpastian
Hubungan yang gagal dapat menimbulkan rasa ketidakpastian tentang masa depan. Teman mungkin mempertanyakan keputusannya, merasa kesepian, atau takut akan hal yang tidak diketahui. 4. Hargai perasaan nostalgia
Kenangan positif dan cerita yang dibagikan dapat menambah beban emosional dari rusaknya hubungan. Nostalgia bisa menimbulkan perasaan rindu. 5. Tekanan sosial dan keluarga
Hubungan yang rusak bisa menjadi rumit karena faktor eksternal. Misalnya karena ada tekanan dari teman atau keluarga yang mungkin tidak memahami keputusan tersebut. 6. Perubahan bentuk
Perceraian sering kali berarti perubahan signifikan dalam hidup dan rutinitas sehari-hari, yang sulit untuk disesuaikan. 7. Perasaan rindu akan masa depan
Teman mungkin kehilangan aspek positif dari hubungan tersebut. Meskipun mereka mengerti bahwa lebih baik menempuh jalannya sendiri.
Menyadari bahwa suatu hubungan telah berakhir tidaklah mudah, jadi cobalah mengikuti tips untuk membantu Anda move on dari kesedihan karena putus cinta. Berikut beberapa cara yang dapat Anda lakukan: 1. Waspadai emosi Anda
Penting untuk mengenali dan menerima perasaan yang muncul setelah putus cinta namun tetap saling mencintai. Baik itu kesedihan, kemarahan, atau kebingungan, membiarkan diri Anda merasakan perasaan tersebut adalah langkah pertama dalam penyembuhan. Ingatlah bahwa tidak apa-apa untuk berduka atas berakhirnya suatu hubungan. 2. Ada dukungan
Mencari dukungan dari teman dan keluarga sangatlah penting selama masa sulit ini. Berbagi perasaan Anda dengan orang-orang terkasih dapat memberikan kenyamanan, rasa terhubung, dan mengingatkan Anda bahwa Anda tidak sendirian dalam perjuangan Anda. 3. Tetapkan batasan
Menetapkan batasan yang jelas dengan mantan sangatlah penting. Ini membatasi hubungan. Terutama pada tahap awal putus cinta, berikan diri Anda ruang dan waktu untuk memulihkan diri tanpa gangguan. 4. Berlatih bela diri
Prioritaskan perawatan diri untuk melindungi kesejahteraan fisik dan emosional Anda. Artinya, olahraga teratur, pola makan seimbang, meditasi, dan teknik relaksasi dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati secara keseluruhan. 5. Terlihat sibuk
Berpartisipasi dalam aktivitas dan hobi yang Anda sukai bisa menjadi pengalih perhatian yang ampuh. Hal ini mengalihkan fokus Anda, mengisi waktu Anda dengan pengalaman positif, dan membantu mencegah makan berlebihan. 6. Carilah bantuan profesional
Jika perpisahan itu sangat sulit atau Anda merasa sulit mengendalikan emosi, carilah terapi atau konseling. Seorang profesional dapat memberikan nasihat, dukungan dan strategi untuk penyembuhan. 7. Rayakan kemenangan kecil
Kenali dan rayakan kemajuan Anda, bahkan pencapaian terkecil sekalipun. Setiap langkah maju adalah kesuksesan dalam perjalanan penyembuhan dan pertumbuhan pribadi Anda.