Prakerja Bakal Perkuat Tata Kelola untuk Tindak Lanjuti Rekomendasi BPK

0 0
Read Time:3 Minute, 51 Second

robbanipress.co.id, Jakarta – Manajemen Penyelenggaraan Program Kartu Prakerja (MPPKP) menanggapi rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (FAA) terkait temuan BPK terkait ketidakpatuhan peserta Kartu Prakerja.

Pengelola pelaksanaan Program Kartu Prakerja akan memperkuat manajemen dan koordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama (Kemenag) untuk dapat menyediakan application programming interface (API) sehingga NIK dapat melakukan verifikasi dari pelamar. apakah statusnya terdaftar aktif sebagai pelajar.

Hal ini menanggapi temuan BPK yang menyebutkan 54.856 peserta piagam prakerja tidak lolos sebagai penerima Laporan Keuangan (LK) tahun 2023 bagian Belanja Anggaran Lainnya (BA 999.08) pada Unit Akuntansi Tenaga Pengguna Anggaran (UAKPA Umum). Bendahara Umum Negara (BUN) Program Kartu Manajemen Pengurus Prakerja (MPPKP).

“Prakerja pasti akan mengikuti seluruh hasil BPK,” kata Direktur Eksekutif MPPKP Denny Puspa Purbasari di Antara, Kamis.

Sesuai dengan Keputusan Presiden No. 36 Tahun 2020, pendanaan program Kartu Prakerja bersumber dari APBN yang tercantum pada bagian anggaran Bendahara Umum Negara (BUN), oleh karena itu pemeriksaan laporan keuangan MPPKP (LK) merupakan bagian dari pemeriksaan. dari BUN LK.

Pada Kamis tanggal 3 Oktober 2024, BPK menyampaikan laporan temuan audit LK MPPKP tahun 2023 kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartartou di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Kajian ini tidak memberikan opini, namun menjadi pertimbangan dalam membentuk opini terhadap LK BUN 2023.

BPK telah menerbitkan laporan temuan pemeriksaan BUN LK tahun 2023 yang memuat opini wajar tanpa pengecualian (UN). VTP juga memberikan masukan kepada BPK terkait LK BUN periode 2020-2022 yang di dalamnya termasuk program Kartu Prakerja.

 

Daniel Lumban Tobing, Anggota BPK II/Kepala Tinjauan Keuangan II, dalam laporannya mengatakan terdapat permasalahan dalam penetapan peserta dan pengendalian kehadiran peserta pada kelas online (webinar). BPK menemukan 54.856 NIK penerima Kartu Prakerja 2023 tidak sesuai database Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (EMIS) Kementerian Agama November 2023.

Sejak tahun 2020, MPPKP menggunakan data data pendidikan dasar (Dapodik) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan database perguruan tinggi (PDDDikti) untuk mengecualikan pelajar dan mahasiswa aktif sebagaimana diatur dalam Perpres No. 36 tahun 2020.

Data tersebut mencakup pelajar dan mahasiswa lembaga pendidikan yang berada di bawah arahan Kementerian Agama (Kemenag).

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Erlanga Hartarto mengatakan program prakerja kemungkinan akan terus berlanjut di pemerintahan baru yang dipimpin oleh Presiden baru terpilih Prabovo Subianto – Jibran Rakabuming Raka.

“Hampir semua program ini akan dibahas nanti karena APBN 2025 menyediakan sebagiannya,” kata Menko Airlangga saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian di Jakarta, Kamis (3/10/2024).

Namun Airlangga belum bisa memastikan apakah program tersebut benar-benar dilanjutkan atau tidak. Menurutnya masih banyak hal yang perlu dibicarakan dengan presiden baru terpilih. Semuanya masih perlu dibicarakan,” imbuhnya.

Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiviyono Moegiarso mengatakan keberlanjutan program prakerja sangat penting, terbukti dari serangkaian hasil yang dicapai selama lima tahun program tersebut berlangsung sejak tahun 2020 hingga 2024. .

Misalnya, berdasarkan Survei Presisi Indonesia (2021), penerima manfaat prakerja perempuan mengalami peningkatan pendapatan sebesar 33% dibandingkan penerima manfaat bukan perempuan. Lebih lanjut, temuan studi Swara Institute (2023) mengungkapkan peningkatan pendapatan penerima manfaat prakerja hingga 17,6% lebih tinggi dibandingkan nonpenerima manfaat.

Di sisi lain, banyak juga manfaat yang diperoleh peserta dengan mengikuti Prakerja. Berdasarkan hasil Rapid Assessment TNP2K (2020), 92% penerima mengalami peningkatan keterampilan, dan Sakernas BPS 2024 mencatat 92% penerima merasakan program Kartu Prakerja meningkatkan keterampilan kerja.

Sebelumnya, CEO Prakerja Danny Puspa Purbasari mengatakan mayoritas peserta program Prakerja merupakan generasi milenial dan generasi Z atau biasa disebut Gen Z.

“Peserta program Kartu Prakerja mayoritas berusia 18 hingga 35 tahun, atau bisa dikatakan Generasi Z dan Milenial,” kata Danny dalam sambutannya pada Temu Alumni Prakerja 2024, Kamis (3/10). ) /2024).

Denny mengatakan peserta Kartu Prakerja mayoritas adalah pelajar SMA dan SMA, gender yang paling banyak mengikuti program Prakerja adalah perempuan sebesar 51%. Selain itu, peserta program prakerja banyak yang berasal dari pedesaan.

Pelatihan ekosistem pra-kerja sejak awal secara kolektif telah menjangkau lebih dari 6 ribu program pelatihan, baik online maupun offline, semuanya dikurasi, terverifikasi, dan relevan.

Pelatihan prakerja saat ini mencakup pelatihan keterampilan digital, termasuk kecerdasan buatan, keamanan siber, keterampilan ramah lingkungan, dan sebagainya. Terdapat lebih dari 540 lembaga atau kursus pelatihan di Prakerja.

Secara keseluruhan sejak tahun 2020 hingga saat ini, berdasarkan hasil evaluasi, program prakerja telah meningkatkan lapangan kerja, kewirausahaan, pendapatan, inklusi keuangan, dan literasi digital peserta.

Menurutnya, hadirnya program prakerja dapat mengurangi pengangguran di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah penerima kartu kerja yang pada saat pengajuan status pekerja sebesar 39%, kemudian meningkat menjadi 55%.

“Awalnya 39% dalam 2 bulan setelah pelatihan, meningkat menjadi 55%.” PMO akan melakukan studi pelacakan pra kerja terhadap seluruh 18,9 juta alumni pada November ini karena kita mampu menggunakan teknologi digital,” tutupnya.

BPK juga menilai persoalan pengawasan kehadiran pada pelatihan prakerja online belum memadai.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %