Berani Melaporkan Kekerasan, Bikin Korban KDRT Lain Terinspirasi Lakukan Hal Serupa
robbanipress.co.id, Jakarta Potongan Intan Nabila menjadi viral pada pekan lalu dengan mengungkap penganiayaan suaminya selama lima tahun pernikahan mereka. Untuk mengungkap kebenaran, polisi menahan suami Kuts.
Keberanian Ket Intan Nabila dan pihak lain yang melaporkan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kepada pihak berwajib (KDRT) membawa dampak positif bagi para korban kekerasan yang melaporkannya.
“Kami melihat pesan-pesan seperti ini bisa cepat diverifikasi sehingga bisa mengurangi rasa takut para korban,” kata Maharani Putri Langka, psikolog Universitas Pancasila.
Maharani berpendapat bahwa keberanian untuk melaporkan insiden pelecehan adalah hal yang penting untuk memutus rantai pelecehan.
Pesannya sangat penting karena kasus ini benar-benar menjadi contoh bagaimana korban harus berani, jika tidak, kita tidak akan bisa menyelesaikan masalah kekerasan, kata Maharani mengutip Antara.
Anak-anak juga bisa menjadi korban kekerasan
Maharani juga meminta para orang tua untuk berkomunikasi lebih intensif dengan anak agar bisa mengenali tanda-tanda awal pelecehan.
“Ayo orang tua yang tinggal di rumah, bicara lagi dengan anak-anakmu, oke, ini tidak boleh terjadi, atau kamu sendiri tidak akan bisa menanganinya,” ajaknya.
Maharani juga mengimbau masyarakat tidak membenarkan tindakan kekerasan dengan mengatakan bahwa pelaku bertindak tidak sengaja, atau pelaku ceroboh, atau pelaku tidak bisa mengendalikan emosinya.
“Banyak korban yang menjelaskan, mungkin itu tidak disengaja, mungkin hanya melakukan kesalahan, dan seringkali ketika itu terjadi, pelakunya meminta maaf setelahnya, bukan? Jadi sepertinya dia menyesal atau hanya kurang beruntung. Kebenaran?” kata Maharani.
Para korban juga diminta untuk tidak menyalahkan diri sendiri atas kekerasan atau penganiayaan yang dialaminya.
“Mungkin banyak korban yang merasa ‘saya’ (korban) salah. Hal-hal seperti itu menyebabkan korban berusaha memperbaiki hubungan. Artinya kita tahu bahwa ada kemungkinan besar konflik dalam hubungan tersebut. Tapi kalau ada kekerasan, salah banget, kata Maharani.
Telah dikemukakan bahwa jika perilaku kekerasan dibiarkan terus menerus, maka sering kali kekerasan tersebut akan terulang kembali. Jadi lebih baik lapor saja.
Jika tak berani melaporkannya ke polisi, carilah keluarga terdekat untuk memberitahu Maharani.
“Jadi dia harus mulai berbicara dengan orang-orang yang dia percaya, apakah itu orang tuanya atau teman dekatnya, tapi begitu mereka mulai berbicara, dia bisa mendapatkan pengertian,” kata Maharani.
Maharani mengatakan kekerasan terhadap pasangan atau orang lain tidak boleh dilakukan dari sudut pandang apapun.
“Kekerasan, tidak peduli dari sudut mana, adalah sesuatu yang tidak boleh Anda lakukan terhadap pasangan Anda atau orang lain, jadi jika itu melewati batas, kita harus ‘berbicara’ untuk diri kita sendiri,” kata Maharani.