Body Dysmorphia Adalah: Gejala, Penyebab, dan Kapan Harus ke Dokter?

0 0
Read Time:6 Minute, 11 Second

robbanipress.co.id, Jakarta – Dismorfia tubuh merupakan salah satu gangguan kesehatan mental dimana seseorang mengalami cacat fisik yang sebenarnya tidak signifikan atau bahkan tidak terlihat oleh orang lain. Kondisi ini dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang signifikan serta mempengaruhi kualitas hidup pasien secara keseluruhan.

Kelainan bentuk tubuh merupakan suatu permasalahan yang patut diwaspadai oleh semua orang, terutama remaja dan dewasa muda, karena kelainan ini seringkali dimulai pada usia ini.

Seseorang dengan kelainan bentuk tubuh merupakan seseorang yang membutuhkan bantuan profesional ketika gejalanya mulai mengganggu kehidupan sehari-hari. Menurut Mayo Clinic, pengobatan medis diperlukan jika gejala kelainan bentuk tubuh tidak membaik dengan sendirinya dan memburuk seiring berjalannya waktu.

Ketika pikiran dan perilaku terkait penampilan mulai mengganggu fungsi sosial, pekerjaan, atau aspek kehidupan lainnya, rujukan ke dokter atau ahli kesehatan mental sangat dianjurkan.

Kelainan bentuk tubuh merupakan suatu kondisi yang dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik. Gejala kelainan bentuk tubuh antara lain keasyikan berlebihan dengan cacat fisik. Keyakinan yang kuat bahwa penampilan seseorang cacat atau jelek, dan perilaku berulang seperti memeriksa cermin secara berlebihan atau berusaha terlalu keras untuk menyembunyikan “kekurangan”.

Penting untuk mengetahui gejala, penyebab dan cara mengatasi kelainan bentuk tubuh agar kita dapat memberikan dukungan yang tepat kepada pasien atau mendapatkan pertolongan jika kita mengalaminya sendiri.

Perawatan dismorfia tubuh biasanya mencakup kombinasi terapi perilaku kognitif (CBT) dan pengobatan, serta lingkungan sosial yang mendukung. Dengan pengetahuan dan pengobatan yang tepat, penderita kelainan bentuk tubuh dapat meningkatkan kualitas hidup dan menciptakan citra diri yang lebih positif.

Berikut robbanipress.co.id ulas selengkapnya, Rabu (21/8/2024).

Gejala kelainan bentuk tubuh dapat berbeda-beda pada setiap orang, namun ada beberapa tanda umum yang harus diperhatikan. Menurut Mayo Clinic, berikut gejala kelainan bentuk tubuh yang paling umum terjadi: 1. Keasyikan berlebihan dengan cacat fisik.

Tanda kelainan bentuk tubuh yang paling jelas adalah keasyikan dengan cacat fisik yang sering kali tersembunyi atau minim bagi orang lain. Pasien dapat menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari untuk memikirkan “cacat” yang mempengaruhi bagian tubuh mana pun, namun yang paling umum adalah wajah, rambut, kulit, ukuran payudara, atau otot.

Keasyikan ini bisa begitu kuat sehingga mengganggu fokus pada aktivitas lain dan memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan. 2. Keyakinan yang kuat tentang disabilitas atau ketidakberuntungan

Salah satu gejala utama dismorfia tubuh adalah keyakinan kuat bahwa penampilan seseorang cacat atau jelek. Keyakinan ini seringkali tidak realistis dan bertentangan dengan pendapat orang lain. Penderitanya mungkin percaya bahwa orang lain memandang dan menilai penampilan mereka secara negatif, padahal tidak demikian.

Tingkat keyakinan ini bisa bervariasi, mulai dari mengetahui bahwa asumsi mereka mungkin dilebih-lebihkan, hingga meyakini sepenuhnya bahwa cacat yang mereka deteksi adalah nyata dan signifikan. 3. Perilaku berulang berkaitan dengan penampilan

Gejala dismorfia tubuh sering kali berupa perilaku berulang yang sulit dikendalikan. Hal ini dapat mencakup: memeriksa berbagai hal secara ekstensif atau sebaliknya, menghindari foto dengan terlalu banyak riasan dan meminta persetujuan orang lain atas penampilan mereka, terus-menerus membandingkan diri mereka dengan orang lain, berusaha menyembunyikan ‘kekurangan’ dengan pakaian, riasan, atau gaya tertentu. rambut, mencoba “meluruskannya” 4. Menghindari situasi sosial

Gejala dismorfia tubuh dapat menyebabkan seseorang menghindari situasi sosial karena malu atau cemas terhadap penampilannya. Hal ini dapat menyebabkan isolasi sosial yang signifikan dan mempengaruhi hubungan pribadi dan profesional. Dalam kasus yang parah, pasien bahkan mungkin menolak keluar rumah. 5. Ulangi prosedur kecantikan

Salah satu tanda kelainan bentuk tubuh yang patut diwaspadai adalah kecenderungan sering menjalani prosedur kosmetik atau operasi plastik. Penderita mungkin mencoba berbagai metode untuk “memperbaiki” cacat yang mereka rasakan, namun sering kali tidak puas dengan hasilnya. Hal ini dapat menyebabkan siklus prosedur yang tidak ada habisnya dan berpotensi berbahaya. 6. Perfeksionisme

Gejala dismorfia tubuh seringkali dikaitkan dengan kecenderungan perfeksionis yang kuat, terutama dalam hal penampilan. Penderitanya mungkin memiliki standar penampilan yang sangat tinggi dan tidak realistis sehingga hampir mustahil untuk dipenuhi. 7. Gejala fisik

Meskipun dismorfia tubuh merupakan kelainan psikologis, gejalanya dapat terlihat secara fisik. Ini termasuk: depresi berat, kecemasan, gangguan tidur, perubahan kebiasaan makan, sering sakit kepala atau migrain

 

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi gejala kelainan bentuk tubuh, antara lain: 1. Cari bantuan profesional.

Langkah terpenting dalam mengatasi gejala kelainan bentuk tubuh adalah mencari bantuan dari ahli kesehatan mental. Terapi perilaku kognitif (CBT) telah terbukti efektif dalam mengobati gangguan mental dan mengubah perilaku yang terkait dengan kelainan bentuk tubuh. 2. Pengobatan

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat, terutama SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor) untuk membantu mengatasi gejala dismorfia tubuh. 3. Perhatian dan meditasi

Latihan kesadaran dan meditasi dapat membantu mengurangi kecemasan dan mengalihkan fokus dari keasyikan. 4. Dukungan sosial

Bergabung dengan kelompok pendukung atau berbicara dengan teman dan keluarga tentang perasaan Anda dapat membantu mengurangi isolasi dan memberikan perspektif yang seimbang. 5. Menantang pikiran negatif

Belajar mengenali dan menantang pikiran negatif tentang penampilan merupakan keterampilan penting dalam mengatasi kelainan bentuk tubuh. 6. Mengurangi perilaku kompulsif

Bekerja sama dengan terapis untuk secara bertahap mengurangi perilaku kompulsif seperti memeriksa atau memeriksa gambar secara berlebihan dapat membantu memutus siklus gejala dismorfik tubuh. 7. Fokus pada kesehatan holistik

Mengalihkan fokus dari penampilan ke kesehatan holistik, termasuk nutrisi yang baik, olahraga teratur, dan tidur yang cukup, dapat membantu meningkatkan citra diri Anda secara keseluruhan.

Memahami dan mengenali gejala kelainan bentuk tubuh merupakan langkah penting dalam mencari bantuan dan dukungan yang tepat. Dengan pengobatan yang tepat, penderita kelainan bentuk tubuh dapat belajar mengelola gejalanya dan meningkatkan kualitas hidup mereka secara signifikan.

 

Penyebab kelainan bentuk tubuh belum diketahui sepenuhnya, namun para ahli meyakini bahwa kelainan ini disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor. Menurut Mayo Clinic dan NHS Inggris, berikut beberapa penyebab kelainan bentuk tubuh yang diketahui: 1. Faktor genetik

Penyebab utama kelainan bentuk tubuh adalah faktor genetik. Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang memiliki kerabat dekat dengan kelainan bentuk tubuh atau gangguan obsesif-kompulsif (OCD) berisiko lebih tinggi terkena kondisi tersebut. Hal ini menunjukkan adanya komponen genetik yang menjadi penyebab kelainan bentuk tubuh, meskipun mekanisme pewarisannya belum sepenuhnya dipahami. 2. Ketidakseimbangan neurokimia

Penyebab kelainan bentuk tubuh juga berkaitan dengan ketidakseimbangan neurokimia di otak. Secara khusus, gangguan neurotransmitter serotonin terlibat dalam dismorfia tubuh. Serotonin berperan penting dalam mengatur suasana hati, kecemasan, dan konsep diri, serta ketidakseimbangannya dapat menyebabkan gejala kelainan bentuk tubuh. 3. Pengalaman hidup yang negatif

Pengalaman traumatis di masa kanak-kanak atau remaja dapat menyebabkan kelainan bentuk tubuh. Hal ini termasuk: intimidasi atau pelecehan terhadap penampilan, kekerasan fisik atau emosional, tekanan sosial yang intens untuk memenuhi standar kecantikan tertentu

Pengalaman-pengalaman tersebut dapat menimbulkan pandangan diri negatif yang dapat berujung pada kelainan bentuk tubuh. 4. Faktor psikologis

Banyak faktor psikologis yang dapat menyebabkan kelainan bentuk tubuh, antara lain: pubertas, rendahnya harga diri, kecenderungan berpikir berlebihan, kecemasan sosial.

Orang dengan ciri-ciri ini mungkin lebih rentan mengalami kelainan bentuk tubuh. 5. Faktor sosial budaya

Tekanan sosial dan budaya untuk memenuhi standar kecantikan tertentu dapat menyebabkan kelainan bentuk tubuh. Paparan gambar tubuh “ideal” yang terus-menerus di media massa dan media sosial dapat memengaruhi persepsi seseorang terhadap penampilannya dan berkontribusi terhadap kelainan bentuk tubuh. 6. Gangguan pemrosesan visual

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penyebab kelainan bentuk tubuh mungkin disebabkan oleh perbedaan cara otak memproses informasi visual. Orang dengan kelainan bentuk tubuh mungkin fokus pada detail kecil saat melihat wajah atau tubuhnya daripada melihat keseluruhan gambar. 7. Kebingungan dengan gangguan jiwa lainnya

Dismorfia tubuh seringkali terjadi bersamaan dengan gangguan mental lainnya, yang dapat menjadi penyebab atau faktor yang memperburuk kondisi. Ini termasuk: Depresi Gangguan kecemasan Gangguan makan Gangguan obsesif-kompulsif (OCD) Hubungan antara gangguan ini sangat kompleks dan dapat saling mempengaruhi. 8. Perubahan struktural pada otak

Beberapa penelitian pencitraan otak telah mengidentifikasi perbedaan struktural dan fungsional di wilayah otak tertentu pada individu dengan kelainan bentuk tubuh. Mungkin membantu untuk menganalisis penampilan orang tersebut.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %