Bulog Tawarkan Eks Gudang jadi Lahan Bisnis, Bisa jadi Cafe hingga Lapangan Futsal
robbanipress.co.id, Jakarta Perum Bulog membuka peluang bisnis dari aset perusahaan seperti gudang yang tidak terpakai. Salah satunya adalah alih fungsi bekas gudang di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, menjadi kawasan bisnis di Bulog bernama d’GAT 55.
Direktur Senior Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan, dalam hal ini pihaknya mengikuti arahan pemerintah untuk mengoptimalkan aset-aset yang menganggur agar tidak terbuang percuma.
“Menurut saya, teman-teman Bulog harus kreatif melihat ini karena bisnis makanan itu tiada habisnya, tidak terbatas,” kata Bayu saat membuka d’GAT 55 di Jakarta, Senin (27/5/2024).
Bayu mengatakan, Bulog saat ini memiliki aset sebanyak 10 ribu titik, dan sekitar 30 persennya belum dimanfaatkan secara optimal. Kebanyakan berupa gudang, rumah dan fasilitas lainnya. “Ini 30 persen, jadi masih banyak yang bisa dimanfaatkan. Ada juga yang kondisinya sudah sangat memprihatinkan, karena aksesnya juga sulit dan bahan bangunannya juga rusak,” ujarnya.
“Jadi kami sedang mencari model yang bisa digunakan, untuk menjadi bagian dari proses transformasi Bulog. Sekaligus kami menjalankan amanah pemegang saham Kementerian BUMN agar aset BUMN bisa dioptimalkan,” imbuhnya.
Bayu mengatakan, lokasi aset-aset idle tersebut tersebar di seluruh tanah air. Beberapa di antaranya difungsikan sebagai ruang komersial dengan fasilitas seperti kafe, restoran, gym, dan lapangan indoor seperti GAT 55.
“Di sini sudah ada beberapa. Lalu ada Kelapa Gading, banyak lokasi juga sudah kita optimalkan. Di beberapa daerah seperti Surabaya, lalu juga di Semarang, Makassar, hal serupa juga sudah kita lakukan,” jelasnya.
Namun, ia menilai peluang untung dari bisnis persewaan ini masih belum sebesar membeli beras dan produk pangan lainnya. Meski demikian, Bayu menilai prospek penyewaan tempat ini sangat menjanjikan ke depannya.
“Dibandingkan total nilai komersial Bulog mungkin masih kecil, tapi semakin hari semakin berkembang, dan potensinya ke depan jauh lebih besar dibandingkan sekarang,” pungkas Bayu.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan neraca produksi dan konsumsi beras pada Juni 2024 mengalami defisit sekitar 450 ribu ton. Mengacu pada penurunan produksi padi dalam bentuk gabah kering (GKG).
Saat ditanya soal itu, Senior Manager Perum Bulog Bayu Krisnamurthi selalu bungkam soal stok beras yang dimilikinya. Saat ini stok beras di gudang Bulog sekitar 1,8 juta ton yang berasal dari serapan produksi lokal dan impor.
“Stok kita aman, stok kita cukup ya. Jadi saya kira cara antisipasinya adalah dengan memperkuat stok. Saya kira aman,” kata Bayu di Jakarta, Senin (27/5/2024).
Ia juga mengatakan Perum Bulog tetap memanfaatkan alokasi impor beras dari berbagai negara tujuan. Hal itu dilakukan secara bertahap, untuk menghindari gejolak harga beras dunia juga.
“Kemarin kami menghentikan musim panen, namun kontrak dan komunikasi dengan pemasok tetap berjalan. Jadi pasokan tetap tersedia, meski tidak menimbulkan gangguan pada pasar internasional,” jelasnya.
“Karena Bulog salah satu pembelinya besar, jadi kalau Bulog masuk ke pasar, akan berdampak pada pasar. Tapi kami berhasil mengelolanya sehingga beras tetap bisa kami dapatkan,” tegas Bayu.
Oleh karena itu, Bulog terus melakukan impor beras berdasarkan kontrak dengan banyak negara seperti Thailand dan Kamboja.
“Karena saat ini semakin sulit mendapatkan beras secara internasional tanpa menimbulkan gangguan pada pasar internasional. Dan menurut saya itu salah satu tantangannya,” tutupnya.
Pemerintah tetap mengimpor beras meski hasil panennya kini sudah masuk ke berbagai wilayah Indonesia. Hal ini sebagai upaya menurunkan harga beras di dalam negeri.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Aida S Budiman mengatakan inflasi turun 3% pada April 2024, hal ini disebabkan oleh kelompok bahan volatil food, termasuk beras, yang mengalami deflasi -2,72%.
“Bagaimana dengan harga beras? Inflasi kita turun 3% dibandingkan bulan lalu, hal ini disebabkan oleh volatilitas pangan yang hanya 9,36% dibandingkan bulan lalu 10,33%. Nah, penyumbangnya antara lain adalah deflasi beras bulan ini, deflasi sebesar -2,72,” kata Aida dalam konferensi pers pengumuman hasil rapat Dewan Gubernur (RDG) Mei 2024 di Gedung Thamrin Bank Indonesia, Rabu (22/5/2024).
Meski panen melimpah, pemerintah terus meningkatkan impor beras. Menurut dia, hal ini penting karena dampak El Niño kemarin membuat panen atau produksi padi di dalam negeri lebih rendah dari biasanya.
Sementara itu, berkat impor beras, stok beras pemerintah (CBP) meningkat antara 1,4 hingga 1,5 juta ton. Sehingga pemerintah bisa mendistribusikan beras kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Nah, dengan semua ini dan program pemerintah yang terus berjalan seperti SPHP dan program bantuan pangan, kita berharap inflasi beras tetap terjaga,” tutupnya.
Perum Bulog mencatat pembelian beras nasional berjumlah 535.000 ton atau setara 1,050 juta ton gabah, yang bersumber dari petani dan penggilingan kecil.
“Seperti yang terlihat di Pusat Penggilingan Padi (SPP), ada pasar gabah yang sedang diolah. Bulog juga memperoleh beras, terutama dari pabrik minyak skala kecil. Totalnya mencapai 535 ribu ton beras atau setara dengan 1,050 juta ton gabah,” kata Direktur Senior Perum Bulog Bayu Krisnamurthi kepada media di Karawang, Jawa Barat, Senin (20/5).
Bayu mengatakan, musim panen raya akan berakhir dalam dua hingga empat minggu ke depan. Oleh karena itu, Bulog menargetkan serapan beras nasional pada musim tanam (MT) 1 sebesar 600.000 ton.
“Kami perkirakan pada akhir pasokan MT1, kami mampu mengumpulkan lebih dari 600.000 ton setara beras,” tambah Bayu.
Namun, Bayu mengakui angka tersebut lebih rendah dibandingkan tahun 2023, namun lebih tinggi dibandingkan tahun 2022.
“Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2022, meski sedikit lebih rendah dibandingkan tahun 2023,” jelasnya.