Bursa Saham Asia Melemah Setelah Joe Biden Mundur dari Pilpres AS 2024
robbanipress.co.id, Jakarta – Pasar saham Asia-Pasifik melemah pada Senin (22/07/2024) menyusul kabar Presiden AS Joe Biden mundur dari pemilihan presiden AS (Pilpres). Joe Biden mendukung Wakil Presiden Kamala Harris sebagai calon dari Partai Demokrat.
Mengutip CNBC, investor juga menaksir dampak penutupan besar-besaran teknologi informasi (TI) pada Jumat, 19 Juli 2024. Mesin yang menjalankan Microsoft Windows mogok pada hari Jumat, 19 Juli 2024 karena bug dalam pembaruan yang dirilis. dari perusahaan keamanan siber CrowdStrike. Saham CrowdStrike turun 11 persen.
Dalam sebuah postingan blog, Microsoft memperkirakan 8,5 juta perangkat Windows, atau kurang dari 1 persen dari seluruh Windows, terpengaruh.
Di sisi lain, pada hari Senin minggu ini, pelaku pasar akan fokus pada keputusan utama suku bunga pinjaman bank sentral Tiongkok. Menurut para ekonom yang disurvei oleh Reuters, suku bunga pinjaman satu dan lima tahun masing-masing akan tetap pada 3,45 persen dan 3,95 persen.
Sebagian besar pinjaman korporasi memiliki tingkat bunga satu tahun, sedangkan pinjaman hipotek memiliki tingkat bunga lima tahun.
Pekan ini, investor menunggu data produk domestik bruto (PDB) dari Korea Selatan dan Amerika Serikat, serta data aktivitas pabrik dari seluruh wilayah. Korea Selatan dan Amerika Serikat akan melaporkan data PDB kuartal kedua minggu ini pada hari Kamis.
Data ekonomi lainnya minggu ini termasuk data inflasi AS dan Singapura pada hari Jumat dan Selasa.
Indeks Nikkei 225 Jepang melemah 0,5 persen. Indeks Topix turun 0,41 persen. Ini adalah pertama kalinya dalam tiga minggu indeks turun di bawah 40.000. Indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,16 persen, dan indeks Kosdaq melemah 0,39 persen. Indeks ASX 200 turun 0,8 persen.
Sementara itu, indeks Hang Seng menguat. Indeks Hang Seng berjangka berada pada level 17.450 poin dari posisi sebelumnya 17.417,68.
Di Wall Street, tiga indeks acuan berada di bawah tekanan karena saham-saham berubah dari saham berkapitalisasi besar menjadi saham berkapitalisasi kecil. Indeks S&P 500 turun 0,71 persen. Indeks Nasdaq turun 0,81 persen, indeks Dow Jones turun 0,93 persen.
Sebelumnya, pada Jumat 19 Juli 2024, perdagangan di bursa Amerika Serikat (AS) dan Wall Street melemah akibat perputaran saham perusahaan besar akibat saham perusahaan kecil.
Melansir CNBC, pada Sabtu (20/7/2024), indeks S&P 500 turun 0,71 persen menjadi 5.505 poin. Indeks Nasdaq turun 0,81 persen menjadi 17.726,94 poin. Dow Jones Industrial Average kehilangan 377,49 poin atau 0,93 persen menjadi 40.287,53.
Pergerakan di Wall Street berarti penurunan lagi. Indeks Russell 2000 turun 0,63 persen. Namun, peralihan ke nama-nama yang dipandang sebagai penerima manfaat utama dari penurunan suku bunga Federal Reserve (Fed) atau bank sentral AS dalam skala kecil masih menjadi tema minggu ini.
Sementara itu, S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun 1,97 persen dan 3,65 persen, merupakan kerugian mingguan terbesar sejak April. Indeks Nasdaq juga menghentikan kenaikannya selama enam minggu berturut-turut. Sebaliknya, indeks Dow Jones naik 0,72 persen, sedangkan indeks Russell 2000 yang fokus pada saham-saham kecil naik 1,68 persen.
“Pasar saham sedang mengalami perputaran yang sudah lama tertunda. Investor mengambil keuntungan dari saham-saham teknologi besar yang kinerjanya lebih baik dan berpindah ke area lain di pasar,” kata Glen Smith, kepala investasi di GDS Wealth Management.
Kesenjangan ini telah mengguncang para pendukung Wall Street yang khawatir reli pasar terlalu bergantung pada beberapa saham teknologi besar. Sementara itu, optimisme terhadap penurunan suku bunga The Fed semakin meningkat, sehingga mendukung saham-saham yang lebih kecil dan lebih siklikal.
Peralihan dari penerima manfaat AI berkapasitas besar mungkin menjelaskan lemahnya kinerja Nasdaq minggu ini. Demikian pula, sektor teknologi informasi memimpin penurunan S&P 500 dengan penurunan sebesar 5,1%.
“Judulnya sudah ‘mendarat’, ada beberapa momentum di saham,” kata Chris Verrone, kepala penelitian teknis dan makro di Strategas.
Saham Crowdstrike turun 11,1% setelah pemadaman TI besar-besaran mempengaruhi bisnis di seluruh dunia. Menurut Bursa Efek New York dan Nasdaq, perdagangan tidak akan terpengaruh.
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi bullish dan menunjukkan koreksi pada perdagangan Senin (22/7/2024). IHSG sedang menguji zona koreksi antara 7.026-7.199.
IHSG melemah 0,36 persen menjadi 7.294 poin menunjukkan volume penjualan pada perdagangan Jumat 19 Juli 2024.
Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, meski IHSG tidak menembus 7354 sebagai resistance terdekat, namun saat ini posisi IHSG diperkirakan berada di awal gelombang 2 gelombang (3). Dengan demikian, penguatan IHSG akan relatif berumur pendek dan IHSG akan cenderung terkoreksi kembali. Zona koreksi IHSG diperkirakan menguji kisaran 7.026-7199, ujarnya.
Menurut Herditya, pada pekan ini IHSG akan berada di level support 7.215, 7.176 dan level resistance 7.374, 7.396.
Berdasarkan riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas, IHSG berpotensi melemah terbatas pada Senin ini dengan level support dan resistance 7220-7360.
Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi mengatakan IHSG mengalami koreksi menguji support garis moving average (MA) harian 5 pada volume rendah. Ia mengatakan, selama berada di atas garis MA5, IHSG berpeluang bangkit dan melanjutkan laju baiknya.
Namun jika support garis MA5 kembali ditembus, maka terbuka peluang terjadinya koreksi lagi dan uji support garis MA200, ujarnya.
Dia mengatakan, rentang pergerakan IHSG saat ini berada di 7200-7400.