Ferien Job di Jerman, Apa Bedanya dengan Magang Versi Kemendikbudristek?

0 0
Read Time:1 Minute, 32 Second

robbanipress.co.id, JAKARTA — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menegaskan, program magang bagi mahasiswa di Jerman atau bekerja bukanlah program belajar cuma-cuma (MBKM). Hal ini dikeluarkan terkait kasus dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dengan menggunakan mahasiswa magang di Jerman yang melibatkan 1.900 orang.

“Pekerjaan Ferien tidak sesuai dengan program MBKM yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” kata Direktur Jenderal Diklat Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kiki Yuliati dalam rapat kerja (Raker) bersama DPR RI di Jakarta. Jakarta. , Rabu (3/4/2024).

Pekerjaan liburan diatur dalam Pasal 14 ayat (2) Undang-undang Ketenagakerjaan Jerman, yang hanya dilakukan pada saat libur semester resmi atau libur semester resmi dengan jenis pekerjaan berupa pekerjaan manual disebut juga pekerjaan fisik. Pekerjaan Ferien juga tidak berhubungan dengan dunia akademis karena bertujuan untuk menutupi kekurangan pekerjaan fisik di Jerman dan hanya mengisi masa liburan semester mahasiswa.

Hal ini, lanjut Kiki, menunjukkan bahwa tujuan pekerjaan penyeberangan bukan untuk mencari pengalaman budaya dan memperoleh keterampilan berbahasa. Sebab, jika mahasiswa terjun dalam pekerjaan penyeberangan, mereka perlu memiliki pengetahuan bahasa Jerman seperti kemampuan komunikasi.

Masa kerja kapal feri maksimal 90 hari dalam jangka waktu 12 bulan pada saat libur resmi semester di negara asal. Kiki mengatakan masa kerja tidak bisa diperpanjang.

Kiki mengungkapkan, fakta terkait pekerjaan penyeberangan tersebut semakin menguatkan bahwa magang tersebut tidak ada kaitannya dan bukan merupakan program MBKM yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dijelaskannya, magang yang termasuk dalam program MBKM ini tidak dilakukan pada saat libur, melainkan pada semester berjalan karena harus berkontribusi terhadap nilai atau prestasi akademik mahasiswa.

Selain itu, magang yang termasuk dalam MBKM juga harus berkaitan dengan pembelajaran yang memperkuat keterampilan mahasiswa yang mengikuti program studinya. Meski tidak sama, namun harus diselaraskan untuk meningkatkan pembelajaran di kampus.

“Ini experiential learning, jadi otomatis pekerjaan yang bersifat fisik (seperti pekerjaan penyeberangan) seringkali tidak cocok untuk MBKM,” kata Kiki.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %