Hacker Bisa Pakai Ponsel untuk Memata-matai Seseorang
Jakarta: Keunggulan smartphone sangat beragam dan fitur ini dimanfaatkan oleh para peretas atau hacker melalui sensor cahaya perangkat tersebut.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim di Massachusetts Institute of Technology (MIT) Amerika Serikat menemukan bahwa ponsel juga dapat berperan sebagai alat pelacak untuk mengetahui lokasi dan aktivitas seseorang.
Menurut laporan IFL Science, Rabu 24 Januari 2024, peretas bisa menggunakan sensor cahaya ponsel untuk memata-matai seseorang. Saat pengaturan otomatis diaktifkan, ponsel menggunakan sensor cahaya sekitar untuk mendeteksi tingkat cahaya sekitar dan menyesuaikan kecerahan sesuai kebutuhan.
Meskipun fitur ponsel lainnya memerlukan izin pengguna agar aplikasi dapat mengaksesnya, seperti kamera atau mikrofon, sensor cahaya biasanya tidak memerlukannya. Para peneliti yakin itu bisa digunakan
“Tim MIT telah mengembangkan algoritma yang dapat menggunakan variasi pencitraan sensor cahaya untuk merekonstruksi gambar interaksi sentuhan manusia dengan telepon,” kata Yang Liu, kepala tim peneliti.
Mereka menguji algoritme tersebut pada tablet Android yang tersedia secara komersial dalam berbagai skenario, termasuk duduk di depan layar dan menggunakan manekin, selembar karton, atau tangan manusia untuk menyentuhnya.
Tim menyelidiki apakah algoritme tersebut dapat mendeteksi gerakan saat menonton video. Dalam semua kasus, hasilnya menunjukkan bahwa data sensor cahaya dapat digunakan untuk melacak interaksi layar dan membuat gambar dari interaksi tersebut.
“Ancaman terhadap privasi ini belum pernah ditunjukkan sebelumnya,” kata Liu dalam keterangan resmi.
Jika kegiatan ini terkesan sedikit menarik, ada persyaratan tertentu untuk mengikuti lokasinya.
Di studio, hanya ada satu frame setiap 3,3 menit, sangat lambat sehingga siapa pun yang mencoba mengambil gambar dari sensor cahaya akan kesulitan melihat interaksi ponsel secara real-time. Bahkan jika Anda mengambil gambar, jika diambil dari video alami, gambarnya mungkin agak buram.
Para peneliti telah menemukan beberapa cara untuk membantu mengurangi beberapa potensi risiko. Tujuan utamanya adalah perangkat lunak.
Solusi yang diusulkan mencegah peretas dengan merekomendasikan akses ke sensor cahaya sekitar dengan batasan tertentu. Pengguna Android juga perlu memberikan izin seperti permintaan kamera atau mikrofon.
Tim juga menyarankan untuk membatasi kemampuan sensor, menjaga akurasi dan kecepatan cukup rendah untuk menghindari gambar beresolusi tinggi, dan menempatkan sensor di samping perangkat. Center for Consumer Research meneliti air minum dalam kemasan galon di 33 rumah sakit, dan inilah hasilnya! Galon yang dapat digunakan kembali (GGU) dianggap aman dan ramah lingkungan. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian terhadap penggunaan air minum dalam kemasan di 33 rumah sakit. robbanipress.co.id.co.id 30 Oktober 2024