Hari Ginjal Sedunia 2024, Ketahui Tema hingga Tantangan Penanganan Kasus Gagal Ginjal

Read Time:2 Minute, 58 Second

robbanipress.co.id, Hari Ginjal Sedunia (WKD) jatuh di Jakarta hari ini, Kamis 14 Maret 2024.

Tema Hari Ginjal Sedunia tahun 2024 adalah Kesehatan Komprehensif untuk Semua: Meningkatkan Akses dan Kualitas Pelayanan.

Proyek ini menghimbau seluruh lapisan masyarakat, terutama pengambil keputusan, untuk meningkatkan tingkat pelayanan. Seluruh lapisan masyarakat memiliki akses terhadap layanan kesehatan dan kesejahteraan ginjal.

Untuk itu, tema tahun ini akan fokus pada upaya peningkatan pelayanan kesehatan dan pilihan pengobatan yang lebih baik.

Akses terhadap layanan kesehatan penting karena penyakit ginjal kronis (CKD) tercatat sebagai penyebab kematian utama sebesar 4,6 persen pada tahun 2017. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat.

CKD akan menjadi penyebab kematian nomor 5 di dunia pada tahun 2040. Di Indonesia, angka kejadian CKD setiap tahunnya semakin meningkat, jika tidak ditangani suatu saat akan berujung pada gagal ginjal.

Survei kesehatan dasar Kementerian Kesehatan (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan CKD sebesar 0,38 persen. Persatuan Kesuburan (PERNEFRI) yang terdaftar pada tahun 2020 menunjukkan total pasien cuci darah sebanyak 61.786 orang. Dan peningkatan terbesarnya adalah 130.931.

CEO Persatuan Fertilitas Indonesia (PERNEFRI) Pringgodigdo Nugroho menekankan pentingnya deteksi dini dan diagnosis penyakit ginjal.

“Diagnosis dini dan penanganan dini penyakit ginjal kronis tidak hanya akan menurunkan angka penyakit ginjal dan kebutuhan pengobatan ginjal di Indonesia. Namun juga akan mengurangi biaya pengobatan pasien ginjal,” kata Pringgodigdo pada Rabu, 13 Maret 2024. .

Pringgodigdo juga mengatakan saat ini banyak kemajuan di bidang biologi dan kedokteran, sehingga banyak cara untuk mencegah penyakit ginjal.

“Kami berharap kesempatan ini dapat diakses oleh masyarakat yang menginginkannya,” ujarnya.

 Penyebab utama penyakit ginjal adalah tekanan darah tinggi (hipertensi) dan kencing manis (diabetes).

Prevalensi penyakit ginjal tidak hanya menjadi beban pasien dan keluarganya, tetapi juga menjadi beban negara yang biaya pelayanan BPJS kesehatannya tinggi.

Selama tiga dekade terakhir, strategi pengobatan CKD berfokus pada pengembangan dan pemberian terapi pengganti ginjal. Namun, pengobatan saat ini berfokus pada mencegah atau menghentikan perkembangan dan mengurangi risiko. Seperti halnya penyakit kardiovaskular, pasien CKD pada akhirnya meningkatkan kualitas hidupnya.

Agar pengobatan baru ini dapat menjangkau semua pasien di seluruh dunia dan di setiap negara, terdapat banyak kendala, seperti: Kurangnya pengetahuan tentang CKD Kurangnya pengetahuan atau kepercayaan terhadap strategi pengobatan baru Kurangnya Banyak konselor hipertensi ginjal yang memiliki biaya dan akses medis yang tinggi. terhadap layanan kesehatan, terutama di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah serta beberapa negara berpendapatan tinggi.

Perbedaan ini menekankan perlunya mengubah pendekatan terhadap CKD dan meningkatkan kapasitas petugas kesehatan.

Untuk mencapai layanan kesehatan ginjal yang berkualitas diperlukan upaya untuk mengatasi hambatan di berbagai tingkatan dengan tetap mempertimbangkan perbedaan regional di seluruh wilayah di dunia.

Setiap negara memiliki hambatan tersendiri dalam mengakses layanan kesehatan ginjal. Hal ini mencakup: Kesenjangan dalam diagnosis dini Kurangnya layanan kesehatan yang komprehensif Asuransi Rendahnya upah di kalangan petugas kesehatan Hambatan terhadap biaya dan akses layanan kesehatan.

Mengingat permasalahan tersebut, ada banyak langkah untuk menyelamatkan nyawa, ginjal dan jantung. Proses yang dimaksud adalah: Kebijakan kesehatan

Pencegahan CKD primer dan sekunder memerlukan kebijakan kesehatan yang komprehensif: Mengintegrasikan fungsi ginjal ke dalam program kesehatan sehari-hari Membangun dukungan terhadap perawatan ginjal Memperluas pengetahuan tentang kesehatan ginjal di kalangan pekerja dan petugas kesehatan. Akses terhadap metode skrining penyakit ginjal yang lebih baik, alat diagnostik dini, dan akses berkelanjutan terhadap layanan berkualitas harus diterapkan untuk mencegah CKD atau perkembangannya. Layanan kesehatan

Prosedur berikut ini berlaku untuk pelayanan kesehatan ginjal. Pelayanan kesehatan ginjal dipengaruhi oleh: Kurangnya perhatian kebijakan Kurangnya pendidikan dan perawatan pasien Kurangnya sumber daya untuk layanan berkualitas dan terbatasnya akses terhadap layanan kesehatan yang terjangkau.

Agar strategi ini berhasil, penting untuk menerapkan pendekatan yang komprehensif, berpusat pada pasien, dan regional untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan terhadap perawatan ginjal yang berkualitas.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Geger Headset Nyangkut di Kuping Selama 5 Tahun, Kok Bisa?
Next post Pengakuan Mantan Mertua Kurnia Meiga yang Rela Jual GOR Rp40 Miliar Demi Pengobatan Sang Menantu