Hoaks Wolbachia dan Vaksin DBD, Tantangan Kemenkes dalam Pengendalian Demam Berdarah Dengue

Read Time:2 Minute, 37 Second

robbanipress.co.id, Jakarta – Pemberantasan sarang burung walet (PSN) dan sosialisasi teknologi nyamuk ber-Wolbachia menjadi tantangan terbaru pemerintah untuk mengalahkan penyakit demam berdarah. Imran Pambudi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), mengatakan kesadaran masyarakat terhadap PSN dan demam berdarah.

Selain itu, budaya merusak sarang burung walet juga tidak sesuai dengan masyarakat. Tantangan lainnya adalah terbatasnya anggaran untuk program pencegahan dan pengendalian DBD di tingkat kecamatan/desa dan kecamatan/kabupaten.

Pak Imran juga mengatakan bahwa strategi teknologi baru untuk mengendalikan demam berdarah melalui Wolbachia dan vaksin demam berdarah juga dianggap berbahaya bagi masyarakat. Menurutnya, tersebarnya kebohongan mengenai Wolbachia yang menyebabkan penyakit lain dan vaksin chip juga mempengaruhi persepsi masyarakat.

Kementerian Kesehatan RI telah melakukan banyak upaya untuk mengatasi ketiga tantangan tersebut, seperti rehabilitasi Unit Pencegahan Demam Berdarah Daerah, Inisiatif PSN 3M Plus, Inisiatif Jumantik 1 Rumah 1, dan Screening Soft secara rutin. Peningkatan komitmen tersebut dilakukan melalui Organisasi Kerjasama Demam Berdarah Kobar Lawan bersama Pengurus IX DPR RI.

Ia mengatakan dalam pertemuan #Ayo3MPlusVaksinDBD di Jakarta, Kamis, 21 Maret 2024, bahwa “Kementerian Kesehatan masih berupaya memperkuat regulasi dan perencanaan di daerah serta meningkatkan kerja sama dengan walikota atau wali kota.”

 

Wolbachia telah dikembangkan di lima kabupaten dan vaksin demam berdarah telah dimasukkan dalam rekomendasi Komite Penasihat Ahli Nasional Imunisasi (ITAGI). Saya ingin masyarakat tahu bahwa pemberantasan sarang nyamuk harus terus dilakukan dan tidak menunggu pekerjaan umum.

Sebelumnya, Imran mengungkapkan, cuaca panas dan lembab dalam tiga hari terakhir berpotensi meningkatkan angka kejadian demam tinggi (DBD) di masyarakat. Pak Imran menjelaskan, kondisi cuaca seperti ini dapat meningkatkan genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti penyebar virus demam berdarah. Dari sudut pandang epidemiologi, curah hujan harian yang konsisten sangat diharapkan karena dapat menggantikan air lama dengan air baru.

Kali ini Pak Imran menyoroti peningkatan kasus DBD di Indonesia pada tahun 2024. Hingga 18 Maret 2024, jumlah orang yang tertular mencapai 35.556 orang, dengan 6 provinsi penyumbang terbanyak. “Angka kematian akibat DBD sudah mencapai 290 orang, padahal pada tahun 2024 baru 11 minggu berlalu,” ujarnya.

Pak Imran menjelaskan Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan 6 langkah strategis dalam upaya pemberantasan penyakit malaria. Strategi pertama fokus pada pengendalian vektor, yaitu dengan mengendalikan kasus sebelum terjadi penularan melalui pemberdayaan masyarakat dan pengendalian tidak menularnya jentik.

Strategi kedua adalah dengan menerbitkan pedoman penatalaksanaan infeksi demam berdarah pada orang dewasa, anak-anak, dan remaja, serta menggunakan RDT sebagai alat diagnostik dini.

Selain itu, Kementerian Kesehatan berupaya melakukan pemantauan penyakit demam berdarah melalui data aktual melalui pengembangan sistem informasi SIARVI (Arboscirrhosis), pembentukan tim aksi cepat penanggulangan kegiatan ilegal (KLB), dan sistem peringatan dini. Untuk KLB.

Pada strategi ke-4, Kementerian Kesehatan melakukan sosialisasi dan peringatan dini penyebaran penyakit, serta mendorong partisipasi masyarakat dalam penghapusan Pemberantasan Sarang (PSN) 3M Plus dan rehabilitasi Satuan Tugas (POKJANAL).

Strategi kelima meliputi manajemen program, kerjasama dan komitmen pemerintah, dengan penyusunan RPM pencegahan demam berdarah dan mengajak pemerintah daerah untuk menyusun peraturan pencegahan dan pengendalian demam berdarah.

Sedangkan strategi keenam terkait dengan pengembangan pendidikan, penelitian dan inovasi, serta pengembangan teknologi Wolbachia di banyak kota. Kementerian Kesehatan menekankan pentingnya kerja sama melawan demam berdarah. Semua pihak harus bekerja sama untuk mencegah dan mengendalikan penyakit ini.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Kemenko PMK: Pramuka Jadi Pilihan Bagi Siswa, Wajib Bagi Sekolah
Next post Marak Penjarahan di Kebun Sawit, Pengamanan Langsung Diperketat