Indonesia Deflasi 4 Bulan Berturut-turut, Ini Rinciannya

0 0
Read Time:2 Minute, 40 Second

robbanipress.co.id, Jakarta Biro Kebijakan Umum (BPS) melaporkan kenaikan harga secara bulanan (m-to-m) pada Agustus 2024 sebesar 0,03 persen. Sedangkan jika dihitung awal tahun atau year-to-date (y-to-d) Agustus 2024 sebesar 0,87 persen.

“Akan terjadi deflasi per bulan sebesar 0,03 persen pada Agustus 2024 atau terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 106,09 pada Juli 2024 menjadi 106,06 pada Agustus 2024,” kata Deputi Direktur Publisitas dan Pelayanan BPS Pudji Imartini. Dalam jumpa pers, Senin (2/9/2024) di Gedung BPD Pusat Jakarta.

Deflasi ini terjadi mulai Mei 2024 dan seterusnya. BPS mencatat kenaikan harga Indonesia sebesar 0,03 persen pada Mei 2024 (month-to-month/mtm), pertama kali sejak Agustus 2023.

BPS kemudian mencatat penurunan 0,08 persen pada Juni 2024 atau Indeks Harga Konsumen (IHK) bulanan dari 106,37 pada Mei 2024 menjadi 106,28 pada Juni 2024.

BPS mencatat inflasi bulanan pada Juni 2024 hingga Juli 2024. Laju inflasi tercatat sebesar 0,18 persen pada Juli 2024. Rincian inflasi Agustus 2024

Kelompok pengeluaran terbesar pada Agustus 2024 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan kontribusi inflasi sebesar 0,52 persen. Kelompok pengeluaran ini memberikan dampak penurunan sebesar 0,15 persen.

Di sisi lain, ada produk yang menyumbang inflasi pada Agustus 2024. Di antaranya bensin dan cabai rawit masing-masing menyumbang inflasi sebesar 0,03 persen.

“Setelah itu, kopi dan emas masing-masing menyumbang inflasi sebesar 0,02 persen, disusul gandum dan tembakau kretek atau SKM dan mentimun masing-masing menyumbang 0,01 persen ratusan uang,” tambah Pudji.

BPS mencatat sektor pendidikan menyumbang inflasi sebesar 0,04 persen atau mengalami inflasi 0,65 persen. Khususnya biaya sekolah dasar (SD), disusul biaya kuliah atau universitas, dan biaya sekolah menengah atas (SMP) yang menyumbang 0,01 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulanan pada Juni 2024 hingga Juli 2024. Laju inflasi pada Juli 2024 tercatat sebesar 0,18 persen.

Amalia Adiningar Vidyasanti, Direktur BPS, mengatakan penurunan tersebut disebabkan penurunan pasar konsumen sejak bulan lalu.

 “Akan terjadi deflasi per bulan sebesar 0,18 persen pada Juli 2024 atau terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 106,28 pada enam Juli 2024 menjadi 106,09 pada Juli 2024,” kata Amalia dalam rapat di Jakarta, Kamis (1/1/2024). 8/2024).

Ia mencatat, angka deflasi ini lebih dalam dibandingkan deflasi pada Mei dan Juni 2024. Deflasi ini merupakan yang ketiga pada tahun 2024.

Deflasi Juli 2024 lebih dalam dibandingkan Juni 2024 dan merupakan deflasi ketiga di tahun 2024, ujarnya.

Sedangkan jika dilihat setiap tahunnya, Juli 2024 mengalami inflasi sebesar 2,13 persen dari Juli 2023.

Sedangkan tingkat inflasi tahunan sebesar 2,13 persen dan kalender penggajian mencapai 0,89 persen, jelasnya.

Kelompok pendapatan yang paling besar peranannya pada bulan ini adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan kontribusi kenaikan pendapatan masing-masing sebesar 0,97 persen dan 0,28 persen.

Namun, masih tercatat ada produk yang menyebabkan inflasi bulanan. Diantaranya cabai rawit dan beras yang kenaikan harganya 0,04 persen.

“Emas perhiasan, kopi bubuk, kentang, sigaret kretek mesin, dan sigaret kretek buatan tangan semuanya menyumbang inflasi sebesar 0,01 persen. Peringatan lainnya adalah kelompok pendidikan menyumbang inflasi sebesar 0,04 persen atau inflasi sebesar 0,69 persen,” Amalia lanjutan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %