Kaspersky: Perangkat AI hingga VR Bakal Pengaruhi Privasi di 2024

Read Time:2 Minute, 55 Second

robbanipress.co.id, Jakarta – Perusahaan keamanan siber Kaspersky mengungkapkan prediksinya mengenai tren teknologi yang akan berdampak pada privasi di ranah digital pada tahun 2024.

Menurut Kaspersky, sektor privasi sedang mengalami momen transformatif karena munculnya teknologi baru dan praktik kebijakan yang berkembang.

Peristiwa sosial, ekonomi, dan politik besar pada tahun 2023, serta tren teknologi baru, akan menjadi faktor utama yang memengaruhi lanskap privasi pada tahun 2024.

Mengutip siaran persnya, Sabtu (27/1/2024), ada beberapa tren teknologi yang akan mempengaruhi lanskap privasi tahun ini: Perdebatan privasi akibat perangkat wearable AI

Menurut Kaspersky, maraknya perangkat wearable yang didukung oleh teknologi kecerdasan buatan (AI) akan memicu perdebatan mengenai privasi.

Faktanya, masyarakat sudah terbiasa menggunakan ponsel cerdas dan asisten cerdas bertenaga AI di rumah mereka. Namun, perangkat dengan kamera, seperti kacamata atau pin pintar dengan AI, berisiko menimbulkan lebih banyak alarm.

Sifat alat-alat ini dapat menimbulkan kekhawatiran bagi individu yang sadar akan privasi, mengingat popularitasnya. Perkembangan AR dan VR menjadi standar privasi baru

Peluncuran produk Apple biasanya menarik perhatian publik sehingga memicu diskusi mengenai privasi, terutama mengenai teknologi yang belum diatur dengan baik.

Dengan diperkenalkannya Apple Vision Pro dan meningkatnya integrasi AR atau VR ke dalam kehidupan sehari-hari, masalah privasi kemungkinan besar akan mengemuka. Meningkatkan privasi melalui munculnya bot yang bermanfaat

Meningkatnya prevalensi asisten bot, yang menggunakan pemrosesan bahasa alami (NLP), menawarkan peluang menarik untuk meningkatkan privasi pengguna di berbagai bidang.

Bayangkan masa depan di mana asisten bot berperan penting dalam melindungi data pribadi, terutama dalam panggilan telepon. Asisten bot tingkat lanjut dapat menangani panggilan pengguna dengan lancar, menjaga informasi sensitif seperti suara pengguna tetap aman. Kata sandi yang bocor tidak lagi menjadi masalah

Menurut Kaspersky, berkurangnya kekhawatiran tentang kebocoran kata sandi disebabkan oleh meningkatnya penggunaan otentikasi dua faktor. Artinya ada kode tambahan untuk konfirmasi login pengguna yang dikirim melalui SMS, atau dihasilkan dalam aplikasi autentikator khusus.

Selain itu, beberapa layanan, seperti Google, sudah memiliki fitur autentikasi “tanpa kata sandi” melalui kunci sandi, sementara layanan lainnya memilih autentikasi biometrik daripada sandi tradisional.

Anna Larkina, pakar keamanan dan privasi di Kaspersky, mengatakan bahwa di era teknologi yang terus berkembang, pertimbangan data pribadi harus melampaui batas-batas tradisional.

“Munculnya perangkat wearable yang didukung oleh AI, perkembangan AR atau VR, dan munculnya bot bantu memerlukan pemahaman komprehensif tentang privasi,” kata Anna.

“Karena perubahan ini menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, konsep data pribadi harus mencakup tidak hanya apa yang ingin kita bagikan tetapi juga berbagai interaksi dan wawasan yang diberikan oleh teknologi ini.”

Sebelumnya, Kaspersky mengumumkan bahwa kawasan Asia Pasifik masih akan dipantau terhadap beberapa ancaman keamanan siber pada tahun 2024.

Mengingat pesatnya laju digitalisasi dan gesekan geopolitik di kawasan Asia Pasifik, para ahli Kaspersky juga memperkirakan lanskap ancaman siber di wilayah ini di masa depan.

Kaspersky mengatakan ancaman dari phishing, penipuan, pelanggaran data, dan serangan siber yang bermotif geopolitik kemungkinan akan terus menyasar organisasi dan individu di wilayah tersebut.

Vitaly Kamlyuk, Kepala Tim Riset dan Analisis Global (GReAT) di Kaspersky, mengatakan ekonomi digital di Asia Pasifik berkembang pesat dan diperkirakan akan mempertahankan laju tersebut selama lima tahun ke depan.

“Melalui upaya digitalisasi termasuk pembayaran digital, super apps, IoT, smart city dan kini penggunaan teknologi seperti Generative Artificial Intelligence (AI), keamanan siber akan menjadi kunci utama untuk menjamin seluruh keamanan regional terhadap potensi serangan siber yang merusak. ” Dia berkata .

Kamluk mengatakan, terkait Advanced Persistent Threats (APTs), ia melihat spionase dunia maya masih menjadi target utama kelompok Asia.

“Kami memperkirakan tren ini akan berlanjut pada tahun 2024 karena ketegangan geopolitik yang terjadi di kawasan,” kata Kamluk dalam siaran persnya, Kamis (18/1/2024).

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post
Next post Tips Aman Berinternet dan Bertransaksi bagi Perempuan di Era Digital