Kekayaan Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.003 Triliun, Sahamnya Masuk Jajaran Big Cap di BEI

0 0
Read Time:5 Minute, 7 Second

robbanipress.co.id, Jakarta – Nama Pengusaha Prajogo Pangestu kembali muncul. Selain itu, kata kunci Prajogo Pangestu kembali masuk dalam daftar Google Trends.

Begitu pula dengan kekayaan Prajogo Pangestu yang mencapai Rp 1000 triliun, yang merupakan rekor kekayaan satu orang melebihi Rp 1000 triliun pertama kali di Indonesia.

Menurut Forbes, kekayaan Prajogo Pangestu pada 14 Mei 2024 diperkirakan mencapai USD 62,2 miliar atau sekitar Rp 1,003 triliun (rasio satu USD terhadap rupiah sekitar 16,127). pekan.

Meski demikian, Prajogo Pangestu masih menduduki peringkat ke-25 dalam daftar orang terkaya dunia versi Forbes. Barang Prajogo Pangestu Berasal Dari Mana?

Menurut Forbes, sumber kekayaan Prajogo Pangestu berasal dari industri petrokimia dan energi.

Prajogo Pangestu, anak seorang pedagang karet, menjual sahamnya di Barito Pacific Timber di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 1993 dan berganti nama menjadi Barito Pacific pada tahun 2007 setelah keluar dari bisnis perkayuan.

Pada 2007, Chandra Astri yang masuk BEI Barito Pacific membeli 70 persen saham perusahaan petrokimia tersebut. Pada tahun 2011, Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia untuk menjadi produsen minyak terintegrasi terbesar di Indonesia. Sedangkan Thaioil membeli 15 persen saham Chandra Asri pada Juli 2021.

Menyusul perusahaan tambang batu bara Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) pada Maret 2023, Prajogo Pangestu mendatangkan perusahaan energi terbarukan PT Barito Renewables Energy Tbk untuk mencatatkan sahamnya di BEI pada Oktober 2023.

Perusahaan tercatat di BEI antara lain Prajo Pangestu, PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Petrosea Tbk (Berapa banyak perusahaan yang dia jalankan? PTR).

Di antara perusahaan yang dikelolanya, emiten milik Prajogo Pangestu termasuk yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar atau memiliki portofolio besar di BEI.

 

Khususnya PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang menduduki peringkat pertama. Kapitalisasi pasar saham BREN tercatat Rp 1,264 triliun pada perdagangan Senin 13 Mei 2024. Saham BREN turun 2,07 persen ke Rp9.450 per saham pada perdagangan kemarin.

Kemudian PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan kapitalisasi pasar sebesar Rp 1,162 triliun. Belakangan, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mencatatkan kapitalisasi pasar sebesar Rp 712 triliun.

BREN mengubah kapitalisasi pasar BBCA untuk pertama kalinya pada akhir tahun 2023. Kapitalisasi pasar BREN mencapai Rp 1,077 triliun pada Jumat 8 Desember 2023, sedangkan kapitalisasi pasar BBCA saat itu sebesar Rp 1,068 triliun.

Selain BREN, emiten lain yang dikuasai Prajogo Pangestu dan memegang saham besar adalah PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA). Kapitalisasi pasar TPIA mencapai Rp 696 triliun pada Senin 13 Desember 2024. Saham TPIA menguat 0,94 persen ke Rp 8.050 per saham pada perdagangan kemarin.

Sebelumnya, pada akhir tahun 2023, komposisi pelaku pasar saham terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan berubah. Emiten baru PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menggantikan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebagai emiten dengan pasar saham terbesar di BEI.

Berdasarkan data BEI pada Jumat (8/12/2023), kapitalisasi pasar saham BREN mencapai Rp 1,077 triliun menjadi perusahaan pertama yang menggantikan BCA.

Kenaikan harga saham BREN membawa kapitalisasi pasar saham BREN ke level tertinggi di BEI. Harga saham BREN naik 3,87 persen menjadi Rp 8.050 per saham pada Jumat 8 Desember 2023.

Saham BREN menguat 50 poin hingga dibuka di Rp 7.800 per saham. Harga saham BREN berada pada level tertinggi Rp 8.175 dan terendah Rp 7.750 per saham. Jumlah frekuensi perdagangan 20.029 kali dan volume perdagangan 504.243 lembar saham. Nilai transaksinya Rp 405,1 miliar.

Harga saham BREN mengalami kenaikan sekitar 932,05 persen dari harga awal yang ditetapkan Rp 780 per saham.

 

Kapitalisasi pasar saham terbesar kedua dimiliki oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Kapitalisasi pasar BCA tercatat sebesar Rp 1,068 triliun.

Harga saham BCA turun 0,85 persen menjadi Rp 8.750 per saham pada penutupan perdagangan Jumat 8 Desember 2023. Harga saham BBCA naik 25 poin ke Rp 8.800 per saham.

Harga saham BBCA berada pada level tertinggi Rp 8.850 dan Rp 8.750 per saham. 624.430 lembar saham dengan total volume perdagangan 15.021 kali dengan nilai transaksi Rp 547,9 miliar. Year to date (ytd), harga saham BBCA menguat 2,34 persen.

Selain itu, peringkat ketiga ditempati oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Kapitalisasi pasar BBRI tercatat sebesar Rp 806 triliun. Harga saham BBRI turun 1,83 persen menjadi Rp 5.375 pada Jumat 8 Desember 2023.

Harga saham BBRI naik 50 poin menjadi Rp 5.425 per saham. Harga saham BBRI berada pada level tertinggi Rp 5.450 dan tertinggi Rp 5.375 per saham. Total volume lelang sebanyak 10.524 kali dengan volume perdagangan sebanyak 1.436.850 lembar saham. Pada Jumat 8 Desember 2023, nilai transaksi sebesar Rp 777,1 miliar. YTD, harga BBRI naik 8,81 persen.

Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,35 persen menjadi 7.159,59 pada Jumat 8 Desember 2023. IHSG dibuka pada 7.134,62. IHSG mencapai level tertinggi 7.201,62 dan terendah 7.123,03.

Sebanyak 228 dana berhasil dihimpun melalui penggalangan IHSG. Namun ada 297 saham yang melemah. 240 saham beredar. Dengan volume perdagangan 30 miliar lembar saham, total frekuensi perdagangan sebanyak 1.380.651 kali. Nilai transaksi harian Rp 14,2 triliun.

Analis pasar modal Desmond Wira mengatakan tingginya valuasi pasar saham BREN yang mengungguli BCA adalah sebuah kesalahan. Namun menurutnya hal tersebut wajar terjadi di pasar saham.

Ia menghubungi robbanipress.co.id: “Ini situasi yang berbeda. Tapi perlu dicatat, masalah sering terjadi di pasar saham. Banyak hal yang bisa terjadi di pasar saham.”

Desmond mengatakan kenaikan harga saham BREN tidak beralasan. “Menurut putusan, terlalu mahal. Price to book value (PBV) mencapai 271, price to earnings ratio (PER) mencapai 617.”

Meskipun harga saham BREN menarik karena harga sahamnya terus naik, investor harus berhati-hati, kata Desmond. Sebab kenaikan harga saham akan berakhir suatu saat nanti.

“Pestanya pasti akan berakhir. Entah kapan. Bisa sangat lama sekali. Tapi investor diimbau untuk tidak terdorong oleh FOMO atau takut kehilangan keuntungan,” tuturnya.

Desmond mengatakan, saat harga saham naik, maka lebih berisiko untuk masuk di awal sesi.

“Investor sebaiknya fokus pada saham lain yang punya alasan kuat dan tetap membayar.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %