Kisah Nabi Musa dan 5 Mukjizatnya, Salah Satu yang Harus Diimani Umat Islam

0 0
Read Time:8 Minute, 17 Second

robbanipress.co.id, Jakarta Nabi Musa AS merupakan salah satu nabi yang patut diyakini dan dipelajari umat Islam. Dia adalah salah satu dari 25 nabi yang diutus Tuhan untuk membimbing umat manusia. Sebagai seorang nabi sekaligus rasul, Nabi Musa diutus kepada kaum Israel dengan tugas utama membawa mereka keluar dari Mesir.

Ia hidup sekitar tahun 1572-1408 SM. dan diangkat menjadi nabi sekitar tahun 1450 SM. Nabi Musa juga mempunyai hubungan kekeluargaan yang erat dengan Nabi Syuaib, karena beliau menikah dengan putri Syuaib yang bernama Shafura. Dari pernikahan tersebut Nabi Musa dikaruniai empat orang anak, salah satunya adalah Nabi Ilyas. 

Kisah nabi Musa tidak hanya penuh dengan peristiwa-peristiwa ajaib, tetapi juga mukjizat yang diberikan Tuhan sebagai bukti kenabiannya. Berikut kisah Nabi Musa dan lima mukjizatnya yang dirangkum robbanipress.co.id dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (25/7/2024).

Nabi Musa AS adalah anak dari Imran bin Yashar bin Qahits bin Lawi bin Yaqub. Dengan demikian Nabi Musa merupakan keturunan langsung dari Nabi Yaqub AS. Apalagi Nabi Musa juga merupakan sepupu Nabi Harun AS, karena mereka berasal dari keluarga yang sama. Nama ibunya adalah Yukabad, dan nama pamannya adalah Qorun bin Yashar bin Qahits.

Kelahiran Nabi Musa terjadi pada saat yang sangat kritis, ketika Raja Fir’aun memerintahkan untuk membunuh semua anak laki-laki bani Israel. Keputusan ini diambil setelah Firaun mengalami mimpi buruk yang diartikan sebagai pertanda bahwa seorang putra dari bani Israel akan menghancurkan kekuasaan Mesir.

Untuk melindungi putranya, ibu Nabi Musa berusaha menyembunyikannya dengan segala cara. Allah SWT melindungi mereka dengan mengeluarkan rahim ibu tanpa ada tanda-tanda kehamilan, sehingga tidak ada anggota pasukan Fir’aun yang mengetahui keberadaannya hingga Nabi Musa lahir.

Keadaan semakin parah, hingga ibunda Nabi Musa mendapat ilham dari Allah. Dalam wahyu-Nya, Allah memerintahkan bayi Musa untuk disusui lalu dimandikan di sungai Nil. Allah berfirman: Rawatlah dia dengan Musa. Jika kamu mengkhawatirkannya, basuhlah dia di sungai Nil. Jangan takut dan sedih. Sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu dan menjadikannya salah satu Rasul (QS Al-Qashash [28]: 7).

Dengan penuh keyakinan, ibu Nabi Musa AS mengikuti perintah tersebut, yang kemudian menjadi bagian dari kisah luar biasa kehidupan dan mukjizat Nabi Musa AS. Dicuci dan ditemukan oleh istri Firaun

Untuk melindungi putranya, ibu Nabi Musa meletakkan bayi Musa di dadanya dan memandikannya di sungai Nil. Tabut tersebut ditemukan oleh ratu Firaun, Asiyah. Terpesona oleh kecantikan bayi tersebut, Asiyah bertekad untuk membesarkannya sebagai seorang anak, meski awalnya firaun ingin membunuh bayi tersebut. Setelah dibujuk Asiyah, akhirnya Firaun menyetujuinya, dan Musa dibawa ke istana.

Ketika bayi Musa menangis karena kelaparan, para bidan berusaha mencarikan ibu menyusui untuknya, namun Musa menolak menyusu dari mereka. Adiknya yang masih kecil mengenalkannya pada ibu kandungnya, dan Musa dengan senang hati menerima susu dari ibunya. Ibu Musa kemudian diberi bingkisan dan santunan, serta diberikan kesempatan untuk merawat anaknya hingga tumbuh dewasa sesuai dengan janji Allah.

Nabi Musa tumbuh menjadi seorang pemuda tampan, sakti dan pemberani. Pada usia 40 tahun, Allah memberinya hikmah dan ilmu pengetahuan, dan menjadikannya seorang rasul. Suatu hari, saat berada di kota Memphis, Nabi Musa terlibat dalam suatu pertempuran yang tidak disengaja, dimana dia membunuh seorang Mesir yang menyerang salah satu bani Israel. Hal ini menimbulkan penyesalan dan ketakutan bagi Nabi Musa.

Ketika Firaun mendengar berita itu, dia mengirim penjaga untuk menangkap Musa. Sebelum penangkapannya, Nabi Musa diberitahu tentang rencana pembunuhannya dan disarankan untuk meninggalkan kota. Nabi Musa melarikan diri dari Mesir, berdoa kepada Tuhan untuk keselamatan, dan akhirnya dibawa ke negara bagian Midian. Menantu Nabi Shuaib

Di negeri Madyan, Nabi Musa bertemu dengan kedua putri Nabi Shuaib. Dia pertama kali membantu mereka mengambil air dan kemudian diperkenalkan kepada Nabi Shuaib. Setelah menceritakan pelariannya dari Mesir, Nabi Shuaib menyampaikan kabar gembira bahwa ia telah lolos dari Mesir. Nabi Musa kemudian menikah dengan salah satu putra Shuaib dan setuju bekerja sebagai penggembala selama sepuluh tahun sebagai syarat pernikahan. Pengkhotbah kepada Firaun

Setelah menikah dan menyelesaikan pekerjaannya, Nabi Musa kembali ke Mesir untuk menemui Firaun. Dihadapan firaun, nabi Musa memohon taubat dan meminta firaun untuk membebaskan bangsa Israel dari penindasan. Untuk membuktikan kebenaran kenabiannya, Nabi Musa menunjukkan mukjizat Allah. Firaun menanggapinya dengan marah dan memerintahkan para penyihirnya untuk melakukan pertunjukan sulap. Namun ular-ular tersebut dilepaskan oleh para penyihir yang ditelan oleh ular yang dibawa oleh Musa, menunjukkan kesaktiannya.

Meski sebagian pengikut Firaun mulai beriman kepada Tuhan, termasuk Asiyah, istri Firaun, namun kemarahan Firaun semakin membesar. Ia menyiksa para pengikut Nabi Musa bahkan istrinya sendiri, Asiyah, hingga meninggal. Nabi Musa dan para pengikutnya akhirnya melarikan diri dari Mesir, dan melanjutkan perjalanan hidupnya dengan menunjukkan mukjizat lain yang diberikan oleh Allah SWT.

Salah satu kisah penting dalam kehidupan Nabi Musa AS adalah perjalanannya bersama Nabi Khidir AS yang penuh dengan cobaan dan hikmah tentang kesabaran dan pemahaman akan aturan Allah. Setelah mendapat wahyu dari Allah, Nabi Musa AS melanjutkan perjalanannya menuju laut bersama sahabatnya Yusya’ bin Nun.

Allah memerintahkan Nabi Musa untuk membawa seekor ikan dalam sebuah wadah, dan jika ikan itu terjun ke laut, tempat itulah yang akan mereka datangi. Di tengah perjalanan mereka berdua merasa lelah dan tertidur. Ketika terbangun, Yusya’ bin Nun melihat ikan itu telah melompat ke laut, namun ia lupa memberitahu Musa. Hanya dalam waktu satu hari satu malam, Yusya’ menceritakan kepada Nabi Musa tentang kejadian tersebut.

Kemudian Nabi Musa pergi ke tempat ikan itu melompat dan bertemu dengan Nabi Khidir. Nabi Musa menyampaikan keinginannya untuk belajar dari Nabi Khidir. Ketiganya melanjutkan perjalanan di danau dengan perahu. Dalam perjalanan, Nabi Khidir memberikan isyarat yang membuat Nabi Musa bingung. 

Pertama, Nabi Khidir menghancurkan perahu yang mereka tumpangi dengan cara membuat lubang di dalamnya. Nabi Musa terkejut dan bertanya tentang tindakan tersebut. Nabi Khidir menjelaskan bahwa Nabi Musa tidak tahan jika bersamanya. Kemudian mereka bertemu dengan seorang anak kecil yang tiba-tiba dibunuh oleh Nabi Khidir. Nabi Musa kembali terkejut dan menanyakan alasan pembunuhan tersebut. Nabi Khidir mengingatkan Nabi Musa bahwa kesabarannya akan diuji dalam perjalanan ini.

Ketika mereka datang ke sebuah desa, masyarakatnya tidak menyambut mereka. Namun mereka menemukan sebuah rumah yang hendak runtuh dan Nabi Khidir segera memperbaikinya. Nabi Musa yang sudah terbiasa dengan ujian kembali bertanya mengenai alasan tindakan tersebut. Nabi Khidir menegaskan bahwa Nabi Musa tidak akan tahan jika terus bersamanya. Nabi Khidir menjelaskan alasan di balik tindakannya.

Lubang pada perahu itu untuk melindungi perahu dari penguasa lalim yang akan merebutnya dengan paksa. Dengan menghancurkan perahu tersebut, Nabi Khidir melindungi harta benda dari pengambilan ilegal.

Nabi Khidir khawatir anak kecil itu akan tumbuh menjadi seorang yang melompati orang tuanya karena kekafiran. Dengan membunuhnya, Nabi Khidir berdoa agar orang tua anak tersebut mendapat pahala yang lebih baik.

Rumah yang direnovasi itu milik seorang anak yatim piatu. Ada warisan orang tuanya di bawah tembok rumah. Dengan merenovasi rumah tersebut, Nabi Khidir memastikan harta benda tersebut tetap aman bagi anak-anak yatim piatu hingga mereka beranjak dewasa.

Kisah ini menggambarkan bagaimana Nabi Musa AS menghadapi ujian kesabaran selama perjalanannya bersama Nabi Khidir. Meskipun Nabi Musa mempunyai keinginan yang kuat untuk memahami perbuatan Nabi Khidir, namun beliau tetap harus menyadari bahwa tidak semuanya akan dapat dipahami dengan serta-merta.

Terakhir, kisah ini mengajarkan kita pentingnya bersabar dan percaya pada hikmah Tuhan, serta betapa terkadang kita tidak memahami hikmah seutuhnya di balik sebuah peristiwa. Kesabaran Nabi Musa menghadapi ujian ini menunjukkan kuatnya iman dan ketaatannya kepada Allah.

Nabi Musa AS wafat pada usia 120 tahun, dan sepanjang hidupnya beliau terus berjuang menyampaikan risalah Allah dan melawan kezaliman, termasuk Fir’aun, Haman dan Qorun. Kisah dan perjuangan Nabi Musa memberikan pelajaran penting bagi kita semua dalam menunjukkan kesabaran dan keimanan kepada Tuhan.

Nabi Musa AS merupakan salah satu nabi yang hidupnya dipenuhi dengan mukjizat yang menakjubkan sebagai tanda kekuasaan Allah SWT. Berikut lima mukjizat terpenting yang diberikan kepada Nabi Musa. 1. Tongkat yang menjadi ular

Salah satu mukjizat Nabi Musa AS yang pertama adalah tongkatnya berubah menjadi ular. Ketika nabi Musa diperintahkan Tuhan untuk menghadap Firaun, dia menunjukkan mukjizat ini sebagai bukti kekuasaan Tuhan. Ketika Nabi Musa melemparkan tongkat itu, tongkat itu berubah menjadi seekor ular yang sangat besar dan menakutkan. 

Hal ini terjadi di hadapan Firaun dan para dukunnya yang mencurigakan. Mulanya Firaun menuduh peristiwa ini sihir, namun mukjizat ini membuktikan kekuasaan Tuhan. Allah berfirman dalam QS. Al-A’raf [7]: 107:

فَأَلْقَىٰ عَصَاهُ فَإِذَا هِىَ ثُعْبَانٌ مُّبِينٌ Artinya, ia langsung menjatuhkannya ke sebuah tongkat. Lalu dia segera menjatuhkannya ke sebatang tongkat. 2. Tangan yang cerah

Mukjizat lainnya adalah tangan Nabi Musa yang menjadi ringan. Ketika Firaun meminta bukti lain, Nabi Musa mengeluarkan tangannya dari dalam bajunya, dan tiba-tiba tangan itu berubah menjadi putih cerah. Mukjizat ini bukan karena sakit, tapi sebagai tanda kekuasaan Tuhan. Hal ini diabadikan dalam QS. Al-A’raf [7]: 108:

Dan yang itu

Artinya: Dia menarik tangannya, tiba-tiba (tangan itu) menjadi putih (mencerahkan) bagi orang yang melihatnya. 3. Batang yang membelah laut

Mukjizat yang ketiga adalah tongkat nabi Musa yang mampu membelah laut. Ketika bangsa Israel melarikan diri dari Mesir dan dikejar oleh Firaun, Tuhan memerintahkan Musa untuk menancapkan tongkatnya ke laut. Laut terbelah dan menciptakan jalan kering bagi bangsa Israel untuk diseberangi. 

Setelah mereka menyeberang, Musa memukulkan tongkatnya lagi, dan laut kembali ke keadaan semula, menenggelamkan Firaun dan pasukannya. Mukjizat ini menunjukkan kuasa Tuhan dalam menyelamatkan hamba-Nya dari bahaya besar. 4. Dia menurunkan kitab Taurat

Mukjizat penting lainnya adalah turunnya kitab Taurat kepada nabi Musa. Setelah menyelamatkan bangsa Israel dari Mesir, Nabi Musa berdoa di Gunung Tursina. Disana Allah menurunkan Taurat sebagai wahyu yang menjelaskan segala hukum dan pedoman hidup. Dalam QS. Al-An’am [6]: 154:

Dan

Artinya: Kemudian Kami berikan kepada Musa Kitab (Taurat) untuk menggenapi (kebaikan Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik, menjelaskan segala sesuatunya secara rinci, dan memberi petunjuk serta rahmat agar mereka beriman bertemu dengan Tuhannya. 5. Membangkitkan Orang Mati

Mukjizat terakhir yang diketahui adalah kebangkitan orang mati. Ketika terjadi pembunuhan misterius, Allah memerintahkan nabi Musa untuk membelah seekor sapi dengan ciri-ciri tertentu dan membuang dagingnya dari tubuh korban. Atas izin Tuhan, jenazah tersebut hidup kembali dan menjadi saksi pelakunya sebelum akhirnya meninggal. 

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %