Laba Lautan Luas Terpangkas 49,86% pada 2023
robbanipress.co.id, Jakarta – PT Lautan Luas Tbk (LTLS) mengumumkan kinerja tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, perseroan melaporkan pendapatan sebesar Rp 7,32 triliun. Pendapatan ini turun 7,14 persen dibandingkan tahun 2022 yang tercatat Rp 7,88 triliun.
Menyusul rilis laporan keuangan perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (14/03/2024), perseroan melaporkan harga pokok penjualan barang dan jasa pada tahun 2023 sebesar Rp6,13 triliun, turun dari Rp6,37 triliun pada tahun 2022. Dengan demikian, laba kotor pada tahun 2023 tercatat sebesar Rp 1,19 triliun, turun dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp 1,51 triliun.
Pada periode tersebut, Lautan Luas mencatatkan beban usaha sebesar Rp838,05 miliar, pendapatan operasional lainnya sebesar Rp21,88 miliar, dan beban operasional lainnya sebesar Rp21,87 miliar. Sementara itu, perseroan melaporkan pendapatan keuangan sebesar Rp2,91 miliar, beban keuangan sebesar Rp95,76 miliar, dan penyertaan kerugian pihak berelasi sebesar Rp23,05 miliar.
Setelah dikurangi beban pajak final dan pajak penghasilan, perseroan melaporkan laba tahun berjalan yang menjadi milik pemilik induk sebesar 160,94 miliar dinar. Rp. Turun 49,86 persen dari Rp321,01 miliar pada tahun 2022. Aset tahun 2023 turun menjadi Rp5,63 triliun dari tahun 2022 Rp6,09 triliun.
Liabilitas menurun menjadi Rp2,66 triliun pada tahun 2023 dari Rp3,1 triliun pada tahun 2022. Ekuitas sedikit menurun menjadi Rp2,97 triliun pada tahun 2023 dari Rp2,98 triliun pada tahun 2022.
Saham PT Lautan Luas Tbk (LTLS) turun 2,99 persen ke Rp 1.135 per saham pada akhir perdagangan Kamis 14 Maret 2024. Saham LTLS dibuka di Rp 1.170 per saham. Saham LTLS mencapai level tertinggi Rp 1.180 dan terendah Rp 1.135 per saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 42 kali dengan volume perdagangan 1.529 lembar saham. Nilai transaksi Rp 175,8 juta.
Sebelumnya diberitakan, Indonesia akan menghadapi badai perlambatan ekonomi global pada tahun 2023. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus berada pada level yang relatif tinggi yaitu 4,5 hingga 5,3 persen pada tahun 2023 dan 4,7 hingga 5,5 persen pada tahun 2024.
Sementara itu, inflasi akan semakin terkendali dan diperkirakan menurun, kembali ke sasarannya sebesar 3,0 ± 1 persen pada tahun 2023 dan 2,5 ± 1 persen pada tahun 2024.
Dari sektor riil, pertumbuhan sektor industri bisa berlanjut pada tahun 2023. Kementerian Perindustrian memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) industri pengolahan dalam negeri mencapai 5,01 persen sepanjang tahun 2022, dan ditargetkan sebesar 5,1-5,4 persen pada tahun 2023.
Investor Relations Lautan Luas Eurika Hadijaya mengatakan, terkait prakiraan perekonomian Indonesia ke depan, pihaknya tetap positif. Namun pada saat yang sama, dia mengatakan tetap berhati-hati terhadap fluktuasi makro.
“Jika kita melihat berbagai upaya yang dilakukan pemerintah, pertumbuhan ekonomi masih harus dijaga secara positif. “Kami yakin kinerja Lautan Luas akan terus tumbuh pada tahun 2023 sejalan dengan berbagai kebijakan strategis yang disiapkan manajemen,” kata Eurike dalam keterangan tertulis, Jumat (13/1/2023) di Jakarta.
Secara keseluruhan, target pertumbuhan pendapatan Lautan Luas mencapai 10 persen. Sektor makanan dan minuman, air bersih, dan perawatan pribadi di rumah akan tetap menjadi fokus industri Lautan Luas di masa depan.
Sekitar 90 persen penjualan Lautan Luas ditujukan untuk pasar Indonesia, dan sisanya terfokus pada kawasan Asia yang terus tumbuh dengan baik.
“Kami juga melanjutkan upaya untuk mempertahankan arus kas positif, seperti yang telah kami capai di masa lalu. Dari segmen produksi, kami fokus pada peningkatan utilisasi produksi guna mencapai tingkat profitabilitas yang lebih baik. “Selanjutnya Lautan Luas juga aktif mengembangkan produk-produk baru dengan fokus yang terarah,” kata Eurike Hadijaya.
Sepanjang tahun 2022, manajemen emiten yang bergerak di sektor saham bahan baku tergolong positif. Pada Q3 2022, pendapatan LTLS tumbuh 27,06 persen year-on-year menjadi Rp6,01 triliun. Sementara itu, emiten ini mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 88,68 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 261 miliar.
Secara terpisah, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menambahkan, prospek perekonomian dalam negeri pada tahun ini akan penuh tantangan, yang akan dipengaruhi oleh lesunya prospek perekonomian global pada tahun ini akibat berbagai krisis yang terjadi.
Hal ini memperkuat dari sisi internal yaitu kebijakan mendukung pertumbuhan ekonomi dalam negeri baik dari sisi fiskal maupun moneter.
“Kami juga melihat arah investasi akan cenderung ke negara berkembang yang lebih menarik, salah satunya Indonesia yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara. Sementara itu, kami memperkirakan pasar saham domestik juga akan memberikan dampak positif pada tahun ini, namun dengan tren yang terbatas.
Ditambahkannya, sektor bahan baku merupakan salah satu sektor prioritas Pilarmas, karena dukungan pemerintah yang relatif kuat terutama dalam hal aliran lebih lanjut dan industrialisasi, serta perubahan basis perekonomian dari komoditas menjadi produk dengan nilai tambah.