Mampu Mengelola Kepribadian dan Karakter Kuat
Jakarta – Data Badan Pusat Statistik atau BPS melaporkan angka perkawinan anak di Indonesia mencapai 9,23 persen atau 163.371 kasus pada tahun 2023. Artinya, 1 dari 9 anak perempuan menikah. Angka ini berbeda dengan laki-laki, dimana 1 dari 100 laki-laki berusia 20-24 tahun menikah pada usia anak. Karakter itu penting agar mereka tidak terpengaruh oleh lingkungan, kemampuan bersosialisasi yang buruk, dan terjebak di perusahaan yang salah. Agus Suryo Suripto, Kepala Departemen Pembinaan Keluarga Kementerian Agama, dalam keterangan resminya, Senin, 8 Januari 2024 mengatakan, “Indonesia termasuk negara yang angka pernikahan anak tergolong tinggi.” Dia memberikan pendidikan kepada generasi muda. bahwa mereka memiliki masa depan cerah, jadi sebaiknya persiapkan sebelum menikah. “Ada dua aspek penting yang harus dipersiapkan sebelum menikah. Pertama, mempersiapkan masa depan dengan mengembangkan rasa self-governance. Setiap generasi muda mempunyai potensi pribadi yang harus dikembangkan. Kedua, memperkuat pendidikan agama karena itu adalah benteng. terhadap hubungan dan lingkaran sosial yang buruk,” jelasnya. . Oleh karena itu, Kementerian Agama (Kemenag) perlu mengambil tindakan dengan memberikan pendidikan remaja untuk menurunkan angka pernikahan anak di Indonesia dengan menciptakan konsep Bimbingan Usia Sekolah Remaja (BRUS) sebagai upaya mencerdaskan remaja usia sekolah. agar mereka bisa mempersiapkan masa depan yang terbaik. Program BRUS memberdayakan generasi muda melalui penguatan karakter dan kesadaran yang baik dalam pengelolaan kepribadian. Berdasarkan data Pengadilan Diyanet, permohonan pembatalan perkawinan anak didominasi oleh tiga alasan, yaitu: – Kehamilan sebelum menikah. – Kedua calon pasangan memiliki hubungan layaknya suami istri. – Hubungan kedua belah pihak (suami istri) sangat erat sehingga dikhawatirkan akan terjadi perbuatan terlarang (seks). Berdasarkan kajian akademis diketahui bahwa faktor penyebab perkawinan anak adalah: – Kehamilan sebelum menikah. – Faktor ekonomi dan sosial. – Pengaruh tokoh agama dan masyarakat. – Koreksi teks agama. Happy Asmara Akhirnya Singgung Soal Ganti Nama di KTP, Terungkap Bahkan untuk keperluan filmnya, Happy Asmara tak keberatan ada yang memanggilnya Gusti Bethari. robbanipress.co.id.co.id 11 September 2024