OpenSignal: Biznet Jadi ISP Broadband Teratas di Pulau Jawa
robbanipress.co.id, Jakarta – OpenSignal menerbitkan laporan terbarunya tentang pengalaman pengguna Internet di Indonesia. Laporan kali ini berfokus pada Pulau Jawa sebagai pulau terpadat di Indonesia.
Laporan OpenSignal bertajuk “Fixed Broadband Experience in Java” mengukur kinerja 11 ISP (Internet Service Provider) di Java, termasuk Biznet, First Media, IndiHome, Indosat HiFi, MNC Play, MyRepublic, Orbit, Oxygen id dan XL.
Mengutip laporan Kamis (18/7/2024), Biznet tampil sebagai jagoan di dua bidang penting, yakni kecepatan download dan kecepatan upload.
Pengguna Biznet Java dapat menikmati Internet dengan kecepatan download rata-rata 30 Mbps, melampaui pesaing terdekatnya, First Media.
Biznet juga unggul dalam kategori kecepatan loading. Layanan ini memiliki kecepatan pemuatan rata-rata 8,6 persen lebih cepat dibandingkan MyRepublic yang berada di peringkat kedua.
Tak hanya itu, pada kategori Kecepatan Upload Maksimum, Biznet juga menempati posisi pertama. Pada tingkat kedua adalah Medium Pertama.
Di sisi lain, First Media menunjukkan dominasinya dalam hal Video Experience. Pengguna First Media Java mendapatkan skor sangat baik (68-78) pada kategori ini, sedangkan Oxygen.id berada di posisi kedua dengan skor yang tidak jauh berbeda.
Artinya, responden dalam ulasan ini secara umum dapat menonton video dengan kualitas 1080p atau lebih baik dengan waktu download yang memuaskan, namun memiliki waktu yang lebih sedikit.
FYI, periode survei ini mencakup pengalaman responden selama 90 hari mulai 6 Maret 2024.
Pengukuran dicatat di seluruh infrastruktur jaringan broadband, termasuk fiber (FTTx), xDSL, kabel, FWA dengan 4G dan 5G, dan satelit.
OpenSignal juga telah menerbitkan laporan yang konsisten mengenai pengalaman broadband. Laporan tersebut menganalisis pengalaman Internet para responden pengguna Internet di 10 kota besar di Indonesia.
Sekelompok peneliti Jepang berhasil memecahkan rekor kecepatan internet dunia. Prestasi tersebut dipersembahkan oleh para peneliti dari Laboratorium Jaringan Fotonik Institut Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (NICT) Jepang.
Mengutip Tech Times, Rabu (7/2/2024), tim peneliti Jepang ini menggunakan kabel serat optik yang tersedia secara komersial dan sambungannya mencapai kecepatan transfer data 402 terabit per detik (Tbps).
Kecepatan ini kira-kira 1,6 juta kali lebih cepat dibandingkan kecepatan rata-rata broadband di Amerika Serikat. Sekadar informasi, pada Mei 2024, rata-rata kecepatan internet di Amerika Serikat adalah kecepatan download 248,27 Mbps dan kecepatan upload 34,23 Mbps.
Kecepatan data 402 Tbps yang dicapai peneliti Jepang sangatlah cepat. Kecepatan ini memungkinkan Anda mengunduh hingga 12.500 film dalam satu detik dan lebih dari tiga kali mengunduh seluruh perpustakaan film di Netflix.
“Teknologi baru yang dikembangkan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap perluasan kapasitas sistem telekomunikasi dan komunikasi optik karena tingginya permintaan layanan Internet di masa depan,” kata NICT.
Untuk mencapai kecepatan jaringan ini, para peneliti telah menciptakan sistem yang menggunakan pita transmisi serat optik standar dan menggunakan teknik amplifikasi daya yang berbeda.
Menurut NICT, metode baru ini digunakan untuk mengakses pita frekuensi yang sebelumnya tidak terpakai. Ini mungkin penting untuk jaringan komunikasi di masa depan.
NICT menekankan bahwa teknologi baru ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas komunikasi peralatan optik secara signifikan dan memenuhi permintaan layanan data yang terus meningkat di masa depan.
Sekadar informasi, meningkatnya permintaan layanan data dan Internet sebenarnya telah meningkatkan permintaan bandwidth transmisi optik. Teknologi Multiband Wavewave Division Multiplexing (WDM) mendapat perhatian para peneliti untuk pengembangan lebih lanjut.
Teknologi ini meningkatkan bandwidth transmisi serat optik dengan menggunakan spektrum baru. Penggunaan transmisi baru dibandingkan teknologi fiber yang sudah ada dapat meningkatkan daya transmisi.
Pendekatan ini menawarkan solusi jangka pendek yang menjanjikan untuk memperpanjang umur sistem fiber yang ada tanpa meningkatkan biaya pemasangan sistem fiber baru.
Sementara itu, di Indonesia, perusahaan analitik Opensignal menerbitkan laporan pengalaman jaringan seluler di Indonesia per Juni 2024. Opensignal menganalisis pengalaman lima operator seluler besar di Indonesia yaitu Indosat, XL, Smartfren, Telkomsel, dan Tri.
Analisis dilakukan selama periode 90 hari mulai 1 Februari 2024 hingga 30 April 2024. Opensignal juga menyertakan pengukuran 5G untuk memperoleh skor keseluruhan di setiap kategori.
Sejujurnya
Mengutip laporan Opensignal, Minggu (23/6/2024), Tri menjadi pemenang dalam hal pengalaman keandalan di Indonesia. Pengalaman keandalan mengukur kemampuan pengguna untuk terhubung dan melakukan tugas-tugas dasar secara efektif di jaringan operator.
Tri, operator yang saat ini berada di bawah naungan Indosat Ooredoo Hutchison, memperoleh skor 863 poin dari kemungkinan 1.000 poin dalam hal keandalan jaringan. Selain Tri, Indosat menempati posisi kedua, tertinggal sembilan poin dari Tri.
Kecepatan
Di sisi lain, Telkomsel tetap mempertahankan prestasinya di bidang kecepatan internet. Telkomsel didaulat menjadi pemenang tunggal pengalaman kecepatan unduh dan pengalaman kecepatan unggah.
Datanya masing-masing sebesar 25,5 Mbps (download) dan 10 Mbps (upload). Pengguna Opensignal di jaringan Indosat dan Tri mengalami peningkatan kecepatan download sebesar 1 Mbps.
Namun, semua jaringan telepon seluler di Indonesia mengalami penurunan kecepatan unggah Internet dibandingkan laporan sebelumnya.