PLTGU Jawa-1 Siap Beroperasi, Indonesia Bakal Punya Pembangkit Integrated Terbesar di ASEAN
robbanipress.co.id, Batavia Indonesia akan memiliki pembangkit terintegrasi terbesar di Asia Tenggara yang dilengkapi sistem regasifikasi. Pasalnya, Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 berkapasitas 1.760 MW siap beroperasi penuh setelah melewati serangkaian pengujian untuk memastikan stabilitas operasional pembangkit dan uji ketergantungan kapasitas bersih.
Direktur Utama Pertamina NRE John Anis mengatakan, pengoperasian PLTGU Jawa-1 akan menjadi tonggak penting bagi Pertamina dan melengkapi portofolio energi ramah lingkungan yang dimiliki perusahaan dalam bisnisnya. Ia juga mengatakan gas bumi juga dapat berperan strategis dalam transisi energi, mendukung ketahanan energi, dan menciptakan energi bersih.
“Dengan menggunakan teknologi terkini, PLTGU Jawa-1 diproyeksikan mampu menurunkan emisi karbon dioksida sebesar 3,3 juta ton. tco2e per tahun, angka yang signifikan karena berkontribusi terhadap nihil emisi,” ujarnya.
“Ini merupakan salah satu tonggak sejarah terbesar yang dicapai melalui sinergi strategis antara BUMN yaitu Pertamina dan PLN, serta pihak swasta, Marubeni dan Sojitz, serta negara-negara lain yang memiliki kepentingan kuat dalam transisi menuju energi ramah lingkungan di Indonesia,” jelas John . .
Ia juga menunjukkan bahwa dengan segala keunikan instalasinya, PLTGU Jawa-1 dapat menjadi salah satu pilar transisi energi yang menjadi kebanggaan Pertamina dan Indonesia.
Wakil Presiden Komunikasi Korporat Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan keberhasilan PLTGU Jawa-1 yang siap operasional merupakan salah satu tonggak terbesar kekuatan transisi di Indonesia.
“Pembangkit listrik terintegrasi ini diharapkan mampu menurunkan emisi karbon secara signifikan untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) di Indonesia,” ujarnya.
“PLTU Jawa-I hasil sinergi BUMN dan mitra menunjukkan bahwa NZE akan semakin cepat dapat diakses oleh seluruh pihak yang terlibat dan kami berharap proyek ini akan mengarah pada berbagai proyek transisi energi strategis lainnya,” jelas Fadjar.
Sebagai informasi, PLTGU Jawa-1 dioperasikan oleh PT Jawa Satu Power (JSP) yang dimiliki oleh konsorsium antara Pertamina Nova & Renovata Energy (Pertamina NRE) dengan kepemilikan 40%, Marubeni 40%, dan Sojitz 20%.
PLTGU Jawa-1 merupakan pembangkit listrik yang didalamnya terdapat unit penyimpanan terapung dan gasifikasi (FSRU) yang dihubungkan dengan unit pembangkit listrik berkapasitas 1.760 MW yang terdiri dari 2 unit pembangkit dengan kapasitas masing-masing 880 MW.
Unit 2 akan dioperasikan secara komersial setelah tahun 2023. pada bulan Desember Proyek ini menghubungkan pasokan gas ke Papua dengan kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan Bali.
Proyek ini memiliki beberapa keunggulan dalam hal peningkatan produksi, penggunaan teknologi turbin gas single spike cycle generasi terbaru, sehingga menghasilkan harga jual listrik yang kompetitif.
Dari segi operasional, pembangkit listrik ini memiliki teknologi black-start yang memungkinkan pembangkit listrik dapat menyala sendiri ketika tidak ada listrik yang diimpor pada saat permulaan pembangkit listrik.
Penggunaan LNG sebagai sumber bahan bakar memiliki emisi gas rumah kaca yang lebih rendah dibandingkan batu bara atau bahan bakar fosil. Hal ini sejalan dengan upaya pengurangan emisi karbon dari sektor ketenagalistrikan.
Selain itu, pabrik ini menggunakan teknologi sistem menara pendingin loop tertutup yang meningkatkan konsistensi dengan mengurangi volume air laut yang digunakan untuk mendukung operasional pabrik.
(*)