Saham BREN Masuk Papan Pemantauan Khusus
robbanipress.co.id, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menerapkan standar pengawasan efek khusus yang efektif Rabu 29 Mei 2024.
Mengutip keterbukaan informasi BEI, Selasa (28/5/2024), saham PT Barito Renewables Energy Tbk masuk dalam kriteria efek yang dikendalikan secara khusus pada poin 10, yakni perdagangan efek dihentikan sementara lebih dari satu hari bursa. . Karena aktivitas perdagangan.
Sebelumnya, Direktur Pengawasan dan Kepatuhan Transaksi BEI Christian Manulang mengatakan saham BREN yang disuspensi berpeluang masuk dewan pengawas khusus selama satu bulan.
Benar (kemungkinan masuk Dewan Pengawas Khusus), kata Christian.
Jika prosedur pengawasan dihentikan sampai ada pengumuman lagi mengenai saham tertentu, maka saham tersebut akan dimasukkan dalam lembaga pengawasan khusus selama satu bulan, kata Christian.
“Sebelumnya dilakukan tindakan pengawasan aktivitas pasar abnormal (AMA) sebelum ditenangkan dan ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut,” ujarnya.
Dalam rangka perlindungan investor, BEI telah menerapkan langkah-langkah pengawasan antara lain UMA, moratorium dua sesi, dan suspensi hingga pemberitahuan lebih lanjut, kata Christian.
“Ketiga tindakan pengawasan tersebut bukanlah sanksi terhadap saham tertentu, melainkan tindakan untuk mendukung perlindungan investor,” kata Christian.
Dia mengatakan, jika ada prosedur pemantauan seperti itu, investor harus mempertimbangkan keputusan investasinya dengan memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang masing-masing saham yang tunduk pada prosedur pemantauan bursa sebelum memutuskan apakah akan membeli atau menjual saham tersebut.
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspend) saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) pada Senin (27/5/2024).
Berdasarkan keterbukaan informasi BEI, saham BREN disuspensi karena harga kumulatif saham BREN mengalami kenaikan signifikan dan sebagai bentuk perlindungan investor.
BEI memandang perlu untuk menghentikan sementara perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk di pasar biasa dan pasar uang terhitung sejak sesi pertama perdagangan tanggal 27 Mei 2024 sampai dengan pengumuman lebih lanjut dari bursa.
Berdasarkan data RTI, harga saham BREN naik 8,43 persen pada pekan lalu. Secara year-to-date (YTD), saham BREN sudah menguat 50,50 persen.
Selain itu, BEI juga melakukan suspensi saham PT
“Untuk meyakinkan sebagai bentuk perlindungan investor, BEI memandang perlu untuk menghentikan sementara perdagangan saham SOLA pada 27 Mei 2024,” ujarnya, mengutip informasi keterbukaan BEI.
BEI mengabarkan perdagangan saham PT Xolare RCR Energy Tbk dihentikan sementara. (SOLA) diperkenalkan di pasar reguler dan pasar tunai, dengan tujuan memberikan waktu yang cukup bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang, berdasarkan informasi, setiap keputusan investasi yang diambil pada saham PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA).
Selama sepekan terakhir, harga saham SOLA anjlok 66,14 persen menurut data RTI. Pada Rabu 22 Mei 2024, harga saham SOLA turun 30,43 persen menjadi Rp64 per saham.
Bursa juga mengajak pihak-pihak yang berkepentingan untuk senantiasa memperhatikan keterbukaan informasi yang diberikan perusahaan.
Sebelumnya, dua emiten Indonesia PT Barito Renewables Energy Tbk dan PT Mastersystem Infotama Tbk (MSTI) tercatat di FTSE Quarterly World Equity Index Juni 2024. FTSE Russel mengatakan dalam pernyataannya bahwa hal itu akan berlaku mulai Senin, 24 Juni. , tahun 2024.
Emiten Barito Pacific Group, BREN, masuk dalam indeks kapitalisasi besar, sedangkan MSTI masuk dalam indeks kapitalisasi kecil.
“Kami menyambut baik masuknya BREN ke dalam Indeks Saham Dunia FTSE. Hal ini tentunya merupakan bentuk kepercayaan pasar terhadap strategi bisnis jangka panjang kami, karena kami siap mendukung transisi menuju zero energy,” kata Merle, sekretaris perusahaan BREN. pada hari Minggu. (26/5/2024).
Indeks Ekuitas Dunia FTSE adalah indeks bergengsi yang digunakan investor untuk mengambil keputusan investasi. Indeks ini mencakup total 19.000 perusahaan publik dengan kapitalisasi pasar besar, menengah, kecil, dan mikro di 49 negara, termasuk emerging market. Indeks FTSE Russell juga memberikan investor wawasan dalam mengelola konsentrasi dan diversifikasi portofolio.
BREN saat ini menduduki peringkat pertama dalam hal kapitalisasi pasar di Indonesia. Salah satu faktor pendorongnya adalah minimnya emiten publik di sektor energi baru dan terbarukan yang memiliki portofolio terdiversifikasi di Indonesia.
Baru-baru ini, BREN menyelesaikan akuisisi pembangkit listrik tenaga angin Sidrap berkapasitas 75 MW, yang menambah portofolio panas bumi BREN Star Energy Geothermal dengan total kapasitas terpasang sebesar 886 MW.
“Kami juga percaya bahwa penambahan BREN ke dalam indeks ini merupakan pengakuan pasar atas langkah ekspansi yang telah dilakukan BREN, seperti penambahan pembangkit listrik tenaga angin kami, yang meningkatkan diversifikasi portofolio panas bumi kami,” ujarnya.
FTSE Russell mencatat bahwa tinjauan ini dapat berubah sewaktu-waktu dan keputusan akhir akan diambil pada 10 Juni 2024.
Sebelumnya, PT Barito Wind Energy, anak usaha Barito Renewables Energy (BREN), telah mencapai kesepakatan prinsip (prinsip) dengan UPC Renewables Asia Pacific Holdings Pte Ltd dan ACEN Renewables International Pte Ltd pada 8 Desember 2023. untuk pembelian 100 persen saham PT. UPC Sidrap Bayu Energi (Sidrap).
Sidrap merupakan pembangkit listrik tenaga angin pertama di Indonesia yang berlokasi di Sulawesi Selatan. Pembangkit listrik ini merupakan salah satu pembangkit listrik terbesar di Indonesia dengan kapasitas 75 MW. Demikian berdasarkan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ditulis pada Minggu (12/10/2023).
Sebagai bagian dari langkah strategis tersebut, akuisisi juga akan melibatkan PT Operation and Maintenance Indonesia (OMI) yang berperan penting dalam mendukung kegiatan operasional Sidrap.
Semua pihak mengharapkan transaksi ini segera selesai dan diharapkan selesai pada kuartal pertama tahun 2024, tergantung persyaratan dan persetujuan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Langkah penting ini menggarisbawahi komitmen Barito Renewables untuk mendorong solusi energi berkelanjutan dan berkontribusi terhadap lanskap energi terbarukan di Indonesia.
“Kami sangat senang mengumumkan perjanjian akuisisi strategis awal ini. Ini menandai jejak kami dalam energi terbarukan selain panas bumi, yang telah menjadi bagian integral dari portofolio kami selama beberapa dekade,” kata CEO Barito Renewables. Kulit kecokelatan Hendra.
Barito Renewables Energy berkomitmen mendukung jalan Indonesia menuju zero energi bersih dan menyediakan energi bersih di Indonesia dan sekitarnya, kata Hendra. Barito Renewables juga merupakan pemilik Star Energy Geothermal yang mengoperasikan unit Wayang Windu, Salak dan Darajat yang berlokasi di Jawa Barat dengan total kapasitas 886 MW.