Terungkap! Ini Pola Hidup ala Masyarakat Negara dengan Tingkat Obesitas Rendah

Read Time:2 Minute, 33 Second

robbanipress.co.id, Jakarta – Data World Population Magazine mendokumentasikan 10 negara dengan tingkat obesitas terendah di dunia berdasarkan rata-rata Indeks Massa Tubuh (BMI). Negara-negara tersebut termasuk Madagaskar (21,1), Eritrea (21,1), Ethiopia (21,1), Timor-Leste (21,3), Burundi (21,6), Jepang (21,8), Tiongkok (21,9), India (21,9), Bangladesh (22,0) dan Burkina termasuk Paso (22.1)

WHO menyatakan bahwa penyebab utama kelebihan berat badan dan obesitas adalah ketidakseimbangan energi antara kalori yang dikonsumsi dan kalori yang dikeluarkan. Hal ini terjadi ketika tubuh terlalu banyak duduk akibat tingginya konsumsi makanan padat energi tinggi lemak dan gula serta rendahnya aktivitas fisik.

Oleh karena itu, lingkungan yang mendukung penting dalam membentuk gaya hidup masyarakat untuk mencegah obesitas dengan melakukan pemilihan makanan sehat dan aktivitas fisik yang teratur. Konsumsilah buah dan sayur yang kaya serat

WHO merekomendasikan makan banyak buah dan sayur. Nutrisi yang tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh Anda. Mengonsumsi setidaknya 400 gram atau lima porsi buah dan sayuran setiap hari dapat mengurangi risiko obesitas dan membantu memastikan kecukupan asupan serat harian. 

Jepang merupakan salah satu negara dengan tingkat obesitas terendah, dan mayoritas penduduknya lebih suka makan buah dan sayur setiap hari. Hingga Sabtu sore, 24 Februari 2024, Statista melaporkan setiap orang Jepang mengonsumsi sekitar 90 kilogram (kg) sayuran per tahun. Sering disajikan sebagai lauk dan acar (sukemono) dengan nasi.

Mengutip Healthline, berikut buah dan sayur tinggi serat: Pir (3,1 g) Stroberi (2 g) Alpukat (6,7 g) Raspberry (6,5 g) Barley Sarang Burung (10,1 g) Wortel (2,8 g) Brokoli (2,6 g ) Bayam (2,2 gram)

Kebanyakan makanan cepat saji mengandung sedikit atau tanpa karbohidrat. Banyak minuman cepat saji mengandung lebih banyak gula daripada jumlah harian yang direkomendasikan. Bahan makanan cepat saji umum lainnya adalah lemak trans, yaitu lemak sintetis yang dibuat selama pemrosesan makanan. Tidak ada jumlah lemak trans yang baik atau sehat.

Mengonsumsi makanan tinggi lemak trans dapat meningkatkan kolesterol jahat, meningkatkan risiko diabetes tipe 2, dan penyakit jantung. Lemak trans sering ditemukan pada makanan yang digoreng seperti kentang goreng dan ayam goreng, pizza, dan burger.

Ketimbang mengonsumsi makanan cepat saji, cobalah beralih ke menu makanan tradisional yang bergizi. Sebuah studi di jurnal Nutrients Trusted Source menemukan bahwa berfokus pada aspek positif dari makanan sehat lebih efektif daripada berfokus pada perlunya menghilangkan junk food.

Penelitian Universitas Stanford yang diterbitkan dalam jurnal Nature pada Juli 2017 menemukan bahwa warga Tiongkok berjalan rata-rata 6.189 langkah atau sekitar 4,8 kilometer per hari, disusul Jepang, Spanyol, dan kakak-kakaknya.

Jalan kaki dapat membantu menurunkan indeks massa tubuh dan persentase lemak tubuh. American Heart Association merekomendasikan agar setiap orang melakukan olahraga intensitas sedang setidaknya 150 menit setiap minggunya.

Latihan seperti jalan kaki membantu meningkatkan kesehatan jantung dan membakar kalori. Melakukan aktivitas seperti jalan kaki menuntut tubuh bekerja dan membakar kalori untuk menggerakkan otot.

Konsep kalori masuk, kalori keluar merupakan bagian dari pengelolaan berat badan. Faktanya, pengelolaan berat badan adalah sistem kompleks yang melibatkan hormon dan metabolisme. Jadi membakar lebih banyak kalori daripada yang Anda konsumsi dapat membantu mengurangi risiko kenaikan berat badan dan obesitas.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Nama Jalan Unik di Malaysia, Salah Nada Ucapnya Bisa Bikin Keributan
Next post Sebastian Vettel Siap Comeback Balapan di F1