Waspada Ancaman Siber di Tengah Meningkatnya Transaksi Online Jelang Lebaran

0 0
Read Time:2 Minute, 9 Second

robbanipress.co.id, Jakarta – Banyak konsumen Indonesia yang dikabarkan berbelanja online untuk memenuhi kebutuhan Ramadhan tahun ini.

Data survei YouGov menunjukkan setidaknya 70% responden berencana membeli produk fesyen, perawatan pribadi, dan kecantikan melalui berbagai platform e-commerce.

Aktivitas ritel online diketahui paling tinggi selama libur menjelang Idul Fitri, sehingga hal ini bisa menjadi peluang bagi penjahat dunia maya untuk mengeksploitasi kerentanan tersebut.

Di sisi lain, selama periode ini, tim TI dan keamanan kekurangan staf, sehingga memperlambat waktu respons terhadap potensi ancaman. Oleh karena itu, menurut Country Manager Fortinet Indonesia Edwin Li, pedagang online harus proaktif.

Dalam keterangan resmi yang diterima, Minggu (7/4), ia mengatakan: “Oleh karena itu, untuk mengantisipasi kejahatan di dunia siber selama Ramadhan dan Idul Fitri, para pedagang online harus lebih proaktif terhadap keamanan siber dibandingkan industri lainnya. katanya. /2024).

Sebab, kelalaian mengelola risiko ancaman siber menimbulkan berbagai celah yang membahayakan konsumen. Beberapa di antaranya adalah pencurian identitas dan pencurian informasi pembayaran.

Terlebih lagi, tingginya tingkat transaksi e-commerce di Indonesia mendorong terjadinya penyimpangan transaksi dan kejahatan siber.

Oleh karena itu, kegagalan dalam mengatasi ancaman dunia maya ini dapat mengakibatkan gangguan pada pengalaman belanja online Anda, termasuk kerusakan situs dan penundaan pemrosesan.

 

Edwin mengatakan perlu strategi khusus untuk mengantisipasi serangan siber yang semakin dahsyat dan beragam. Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan, termasuk mengambil pendekatan holistik dan berlapis terhadap keamanan siber, termasuk teknologi, proses, dan manusia.

“Sistem intelijen ancaman harus diintegrasikan dengan arsitektur keamanan yang lebih luas untuk mendapatkan visibilitas yang lebih baik, mengotomatisasi tindakan untuk mengatasi ancaman dan mencegah insiden di masa depan,” kata Edwin.

Survei SecOps Fortinet di Indonesia menunjukkan bahwa pelatihan yang tidak memadai, kurangnya perhatian karyawan, dan komunikasi yang buruk berkontribusi terhadap meningkatnya serangan siber.

Laporan ini menyoroti elemen manusia dalam keamanan siber, yang dapat diatasi melalui perencanaan komprehensif jika terjadi pelanggaran, pencadangan data sensitif yang aman, dan inisiatif pelatihan bagi karyawan dan pelanggan untuk memitigasi risiko.

 

Mengintegrasikan layanan keamanan melalui platform komprehensif menyederhanakan manajemen dan meningkatkan keamanan, terutama untuk bisnis global. Selain itu, penting untuk menerapkan pendekatan zero-trust, termasuk autentikasi multifaktor.

Terakhir, Edwin juga menyoroti isu AI yang dapat berperan dalam meningkatkan keamanan siber. Ia menjelaskan, AI dapat berperan penting dalam meningkatkan keamanan siber platform e-commerce.

Hal ini karena AI dapat meningkatkan otomatisasi, menghilangkan kompleksitas melalui integrasi, dan memastikan semua alat keamanan bekerja secara terintegrasi. AI memfasilitasi pengumpulan dan analisis data secara real-time.

“Dengan menerapkan AI pada pelanggan kami, kami telah melihat manfaat dari pengurangan waktu deteksi ancaman dari 20 hari menjadi kurang dari satu jam, sekaligus mengurangi waktu investigasi dan penyelesaian dari 18 jam menjadi kurang dari 15 menit.” .

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %