Anak Kecanduan Game, Dokter Ibaratkan ‘Rem Mobil Blong’, Ortu Harus Apa?
robbanipress.co.id, Batavia – Belakangan ini, sederet penampakan anak-anak yang diduga kecanduan game online viral di Internet. Jurnal gadget kesehatan elektronik dan game online telah disetujui.
Dr. I Gusti Ayu Trisna Windiani, anggota Pokja Peningkatan Koordinasi Sosial dan Perkembangan Anak IDAI mengatakan, elektronik tidak hanya menyebabkan keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa, tetapi juga mengganggu konsentrasi anak. Sebab, fungsi eksekutif terganggu.
“Karena ingatan digunakan di otak depan, untuk mengendalikan emosi, keinginan terlalu gelisah, pikiran-pikiran itu terekspos terlalu dini, bahwa mobillah yang akan gagal, Anda harus berpuasa, Anda akan mampu; Lakukan ini, maka mentalmu terganggu.” kata DR I Dr Gusti Ayu dalam acara bersama IDAI, Selasa (23 April 2024).
Dr. I Gusti Ayu mengatakan, menurut penelitian, sebagian besar kecanduan internet disebabkan oleh game online. Jadi itulah salah satu penyebab kecanduan.
Untuk mendeteksi kecanduan internet, sebenarnya ada kuesioner versi bahasa Indonesia. Ketika anak-anak sudah kecanduan, seringkali mereka hanya memikirkan internet.
“Anak-anak mungkin mulai kehilangan minat, lupa makan, atau bahkan tidur karena pikirannya selalu tertuju pada layar. Ada tempat khusus di sekitar kecanduan,” lanjutnya.
Selain itu, Dr. I Gusti Ayu mengatakan, dalam menyajikan informasi, bayi dan anak yang terpapar jam tangan atau alat elektronik lebih dari 20 menit sehari dapat menimbulkan rasa marah (66,3%). Pada tahap pertama tantrum, anak biasanya berteriak-teriak.
Orangtua tidak boleh menangis saat anaknya tantrum. Jangan mudah menyerah dan tidak mengikuti aturan tentang gawai, orang tua harus menjadi teladan.
“Ayah tidak boleh, ibu tidak boleh, kakek dan nenek pun boleh. Itu bahayanya. Orang dewasa berubah dulu. Orang tua berubah dulu, baru anak berubah. Sepakat. Jangan mudah mengubah disiplin,” ujarnya.
Tantrum pada usia di bawah empat tahun pada umumnya merupakan hal yang wajar, namun setelah usia tersebut sebaiknya hati-hati terhadap kemarahan orang asing. Amukan yang normal biasanya hanya berupa teriakan, jeritan, dan terjatuh ke lantai, namun jika Anda menyakiti orang lain, Anda perlu berhati-hati terhadap amukan yang tidak biasa.
Kunci mengatasi anak tantrum terletak pada orangtuanya. Menurut Dr. I Gusti Ayu, tantrum yang normal mudah diobati, sedangkan tantrum yang patologis memerlukan perhatian dalam tumbuh kembang klinis.
Terapi ini akan meningkatkan kemampuan berbahasa dan perilaku sehingga mengurangi tantrum anak. Tantrum karena ketidakberdayaannya melakukan apa yang ingin diungkapkannya
Tantrum yang tidak normal memerlukan perawatan oleh dokter spesialis pertumbuhan dan perkembangan multidisiplin. Tentu saja, durasi pengobatan bisa berbeda-beda
Jika tantrum pada masa kanak-kanak tidak segera ditangani, maka akan berdampak pada masa dewasa. Kekhawatirannya adalah masyarakat tidak mengetahui kebenaran, kurang kesadaran, dan bahkan terserang penyakit tertentu.