Bayi Baru Lahir Jangan Dipakaikan Sarung Tangan, Ini Alasannya
robbanipress.co.id, JAKARTA — Mengenakan sarung tangan pada bayi baru lahir merupakan hal yang lumrah dilakukan banyak orang tua. Alasannya bermacam-macam, menjaga tangan bayi tetap hangat, mencegah bayi menggaruk wajah, dan menghindari infeksi.
Namun tahukah Anda bahwa menutupi tangan bayi baru lahir dengan sarung tangan tidak disarankan? Dosen Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Dr. Jangan menutup tangan bayi yang baru lahir dengan kaus kaki. Hastaning Shakti bertanya kepada masyarakat.
Menurut Hestening, tumbuh kembang anak dicapai melalui sentuhan tangan, suara lingkungan sekitar, suara orang tua, dan proses belajar sendiri. “Saya selalu menyarankan bayi yang baru lahir untuk tidak menutupi tangannya dengan kaus kaki. Itu mengakhiri dua persen kesempatan belajar anak,” kata Hastaning pada lokakarya pemberdayaan kelompok masyarakat di Kampung Keluarga Kwalit di Ungaran, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
Bagi bayi yang baru lahir, rentangkan tangannya dan rasakan apa yang ada disekitarnya, sehingga saraf pada ujung jari bayi terstimulasi. Hustening mengatakan, pengaruh pola asuh orang tua melalui stimulasi positif pada anak dapat menurunkan risiko terjadinya gagap atau tenge.
Gagap erat kaitannya dengan perkembangan otak pada anak, ujarnya. Jika otak berkembang dengan baik dan mendapat nutrisi yang cukup, maka stunting pasti tidak akan terjadi.
Lembar Pemantauan Perkembangan Balita dalam Bagan Perkembangan Anak (KKA) dari BKKBN merupakan alat untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan atau gangguan pada tumbuh kembang anak. “Meliputi aspek pengembangan motorik kasar, motorik halus, komunikasi pasif, komunikasi aktif, kecerdasan dan keterampilan sosialisasi secara bertahap,” ujarnya.
Heni Erawati, ahli gizi Puskesmas Slavi Kabupaten Tegal, mengatakan sebaiknya ibu memperbanyak jumlah makanan yang dikonsumsi selama hamil dan menyusui. “Cobalah makan dua porsi lagi,” ujarnya.
Mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang, kaya karbohidrat, protein hewani, sayur mayur, dan sayuran hijau kaya zat besi tentunya dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan janin. “Makan dalam porsi kecil tapi sering, usahakan makan minimal empat kali (sehari),” ujarnya.